Siswa laki laki berlari di sepanjang koridor sekolah. Tidak mempedulikan teriakan orang yang memakinya agar berhenti berlari. Sesekali ia mendapat julukan "dasar tuli". Tapi tetap saja itu tidak meraih atensinya. Ia sibuk mencari seseorang. Dan hanya itu yang menguasai benaknya.
"Mark.."
Teriaknya memanggil nama Mark sambil terus berlari. Masih dengan acuh tak acuh pada sekeliling.
Sampai akhirnya.
Brugh!
"Argh!!"
Langkah panjangnya terhenti karena menubruk seseorang.
"Astaga.. kau tidak apa?" Pria itu tampak cemas.
"Tidak.." perempuan itu merapikan buku catatan yang dibawanya dari kelas, berniat akan membawanya ke ruang guru, sesuai yang diperintahkan gurunya sebelum pergi.
"Aku ingin membantumu tapi aku sendiri sedang mengejar seseorang.."
"Baiklah aku beri kau ini,, jika ada apa apa kau bisa menelfonku.. aku harus pergi.." pria itu pergi meninggalkan perempuan itu dengan kesibukannya. Untuk saat ini, otaknya sungguh tak bisa berfikir jernih.
Dilain sisi, perempuan itu sibuk membolak balikkan kartu perpustakaan milik pria yang menubruknya barusan.
"Jordan, Toronto 12 desember 1999."
"Sejak kapan nomor ponsel tertera dikartu perpustakaan? Dasar aneh.." perempuan itu memasukkan kartu perpustakaan milik pria bernamakan Jordan itu dan bangkit membawa buku catatan yang sudah tertata rapi digendongannya.---
"Apa tidak apa aku meninggalkannya terjatuh seperti tadi"
"Ah sudahlah aku juga sudah memberikannya kartu perpustakaanku.. itu tanda tanggung jawabku.." monolog jordan di batinnya.
"Markk!! Astaga, kenapa sulit sekali mencarinya.."
Jordan mengunjungi semua ruangan hanya untuk mencari keberadaan Mark.
Namun nihil. Jordan tidak menemukan sosok satu itu. Apa dia berada pada dimensi lain?. Ah, pasti tidak akan sesulit ini jika ponselnya tak mati dadakan.Sementara jordan tengah berfikir tempat mana yang belum ia kunjungi, pria itu mengistirahatkan diri dikursi panjang depan ruang musik.
"Ruang musik?"
"Ya, aku belum memasukinya!"
"Baiklah, setelah nafasku normal"
"Dasar makhluk astral..susah sekali mencarinya"
Lagi lagi jordan bermonolog. Untung saja monolog itu berlangsung dalam batinnya. Jika tidak, mungkin orang orang sudah menganggapnya bertukar akal.
"Jordan.. apa itu kau??" Seseorang bertanya dari arah belakang jordan, tepatnya dari dalam ruangan dan itu berhasil membuatnya terkejut.
"Mark!!" Benar itu suara Mark.
Jordan memutar badan memastikan pemilik suara tersebut adalah pria yang tengah dicarinya, Mark.
"Hey Mark!!.. kau disini rupanya?.. susah payah aku mencarimu.. malah asik bermain disini.." cerca jordan pada Mark. Melampiaskan kekesalannya.
"Yah.. aku sedang belajar.." Mark menghampiri jordan dan mengambil duduk disebelahnya.
"Ada perlu apa?" Tanyanya.
"Cinta abadimu.."
"Ada apa dengan aira?" Potong Mark disela nafas jordan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With You "Mark Lee" ✔
Fanfiction[Dalam Tahap Revisi] Selangkah paksaan melangkah menuju bahaya.. Dalam kesadaran penuh.. Dengan berbagai teori perubahan Diatas papan ringkih, yang tak tau kapan akan mematahkan diri Dan menjatuhkan tubuh ini kedalam jurang kebencian Mereka, tak he...