42. Problem

25 5 0
                                    

Disini Aira dan Lily lebih menarik perhatian penghuni ruangan itu. Murid yang selama ini nampak istimewa dan diistimewakan oleh para guru, berakhir duduk disana sebagai tersangka. Nama mereka jatuh dalam sekejap.

Ruang kepala sekolah, Aira dan Lily terduduk seribu kata disana. Tak ada yang tahu mengenai masalah ini, tapi mereka berlagak akan mengadilkan. Meskipun akan berakhir dengan berat sebelah, namun tetap saja itu berarti keberuntungan terutama bagi Aira.

Keberadaan ayah Yoonwon disamping Yoonwon yang terduduk tenang di seberang Aira dan Lily, cukup menjelaskan kesimpulan, akhir dan penyelesaian permasalahan ini.

Kepala sekolah menatap Aira dan Lily bergantian. Meskipun berat baginya namun sesungguhnya ini menjadi masalah yang mudah bagi kepala sekolah lain. Berbeda dengan kepala sekolah satu ini, kedekatannya dengan ayah Aira membuatnya memahami betul keluarga Aira sehingga mengambil keputusan ini menjadi begitu sulit baginya.

Sesungguhnya pernikahan Aira dan Mark, ayah Aira-pun menceritakannya secara pribadi dengan Kepala sekolah. Membuatnya semakin paham, bahwa apa yang dilakukan Aira saat ini mempunyai tujuan untuk menyembunyikan kehidupan pribadinya dari dunia.

Sungguh keputusan yang sulit, karena pekerjaan dan persahabatannya kini menjadi pilihan.

"Bapak akan berusaha mencarikan sekolah terbaik selain sekolah ini!" Ucap kepala sekolah, usahanya meringankan beban Aira dan Lily.

"Jadi, mereka dipindahkan?!" Batin Yoonwon menebak.

Seharusnya Yoonwon tahu, ini akan jadi ending dari perbuatannya. Ah, dia tak memikirkan sampai sejauh itu. Dia sempat melupakan akibat jika terus mengutamakan posisinya disekolah ini yang adalah anak dari pemilik sekolah.

Menjauhnya Aira kali ini dikarenakan ulahnya sendiri dan salahnya sendiri, yang tak bisa menahan emosi. Untuk mencegah keputusan ini agar tidak terjadi, jalan satu-satunya adalah Yoonwon mengakui bahwa ini kesalahannya.

Namun, bayangan murka ayah Yoonwon muncul usai Yoonwon memikirkan itu. Apa diam lebih baik?.
"Ya, sadarlah Yoonwon!"
"Tempatmu diatas bukan di bawah!"

---

"Lily!"

Tae on menghentikan langkah Lily yang hendak pergi bersama Aira. Sesuai dugaan, mereka telah dikeluar dari sekolah ini. Untuk selamanya!.

Lily berbalik, Aira yang penasaran ikut berbalik. Tae on menghampiri Lily dan Aira. Ia menyodorkan sebuah buku lumayan tebal berjudul 'ingin jadi pemimpin?'. Lily yang tak mengerti, berpaling pada Tae on meminta penjelasan.

"Begini, saat itu aku sungguh membencimu karena kau adalah orang pertama yang berhasil menyingkirkanku dari jabatan ketua... tapi melihat caramu memimpin kelas aku belajar banyak hal darimu, seperti pemimpin ditugaskan untuk memimpin bukan mempersulit, dan adakalanya aku harus mendengarkan teman kelas bukan hanya perintah saja yang kupatuhi" Tae on memberi jeda pada kalimatnya.

"Menjadi pemimpin adalah hal yang orang tuaku tanamkan sejak aku masih kecil, itu buku pertama yang Ayah hadiahkan padaku saat itu..."
"Aku rasa kau akan menyukainya, jadi kuberikan padamu, jaga buku itu baik-baik! Jika tak mampu, kembalikan saja padaku jangan sampai terpikirkan untuk membuangnya atau menyumbangkannya!, Aku hanya memberikan buku itu pada orang-orang tertentu." jelas Tae on panjang.
"Aku pun tak mengerti dengan apa yang kulakukan saat ini."

Sementara Tae on sibuk menjelaskan, Lily hanya menyimak tanpa mengerti maksud Tae on melakukan hal itu padanya.

"Baiklah, selamat jalan!"
"Semoga kita bisa bertemu lagi dilain kesempatan!."
Setelah mengucapkan kata perpisahan, Tae on berbalik dan melangkahkan kaki menjauh dari dua orang yang masih berdiri dengan ketidakpercayaan yang menghantui benak.

Forever With You "Mark Lee" ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang