"Yaa... itu adalah inti dari acara makan malam ini!." sambung Nancy, mendapat tatapan intens dari Aira.
Aira menatap lekat bunda-nya. Bibirnya berucap 'bunda...' tanpa suara, mengisyaratkan bahwa dia merajuk. Nancy mengangguk dan tersenyum merespon Aira.
Aira beralih menatap satu per satu orang disana. Memastikan perkataan ayahnya. Bunda Lee juga nenek Lee mengangguk tak lewat dengan senyum tulus mereka, tanda menyetujui ucapan ayah-nya.
Merasa melewatkan sesuatu Aira beralih pada orang diseberangnya. Tak ada raut terkejut sama sekali. Apa dia sudah mengetahuinya?. Hey, bukankah seharusnya dia berucap, seperti penolakan atau yang lainnya.
Aira kembali pada ayah-nya. Merasa sepertinya ia harus bertindak sendiri. Aira masih berharap perkataan ayah-nya hanyalah sebuah lelucon.
"Ayah, ayah tahu kan Aira masih dibangku sekolah?!"
"Dan karir Mark juga baru dimulai belum lama,"
"Aira menolak ini ayah!! Aira tak mau ada masalah besar nanti, dan Aira juga tidak mau berurusan dengan penggemar Mark atau media lainnya!."
"Ini tidak benar ayah!, kumohon, jangan lakukan ini!. "
Aira menarik oksigen yang barusan ia tunda. Ia mulai gusar sekarang. Ia tidak boleh bertindak egois.Nenek yang sekarang posisinya sedikit dipunggungi Aira, ia memegang kedua pundak anak itu dan mengelusnya lembut. Berniat menenangkan.
Ayah tersenyum singkat pada putrinya. Kemudian beralih pada Mark yang telihat tenang.
"Bagaimana denganmu Mark?, Ayah akan mendengar protes darimu!" Tutur Jackson pada Mark yang sedari tadi hanya diam."Tidak!, Aku tidak akan protes ayah..." Mark memberi jeda untuk kalimat keduanya. Tentu ia segera mendapat tatapan tajam dari Aira.
"Karena aku setuju!!" Lanjut Mark."Mark?!" Aira semakin menatap tajam menusuk pada orang didepannya. Pria di depannya itu!, apa tidak sekalipun ia memikirkan karirnya?!.
Hati kecil Aira tengah bimbang sekarang. Bahkan sesekali oleng dari pendiriannya saat mengingat berbagai kebahagiaannya kelak jika menyetujui perjodohan itu. Tapi sisi lain dari hati kecilnya masih mengingatkan akan masalah besar yang mungkin sulit untuk Aira hindari suatu saat nanti.
Setelah mendapat berbagai alasan logis, tapi malah Mark menghancurkannya hanya dengan kata setuju yang jelas-jelas sangat berpengaruh pada masalah itu.
Aira tak habis pikir. Apa sebenarnya isi pikiran Mark. Juga tujuannya menyetujui hal tidak masuk akal ini.
Aira melihat Bunda-nya yang tengah tersenyum kemenangan. Tak hanya Bunda-nya Ayah-nya sendiri pun diam-diam tersenyum, meskipun ia berusaha menyembunyikannya dengan menunduk tapi Aira bukan lagi anak kecil yang mudah dibohongi.
Sial!, Ini semua tidak adil. Sungguh, apa semua orang disana tidak memikirkan akibat atau hal buruk yang mungkin akan terjadi kedepannya.
Belum menyerah Aira kembali membuka mulutnya.
"Ayah, bagaimana kalau nanti wartawan mengetahuinya?"
"Atau mungkin agensi yang suka menyelidiki setiap gerak gerik seorang idol"
"Ayah tidak lupa kan?, Mark seorang idol, hidupnya tak bisa jauh dari kamera!!" Protes Aira, tak mau kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With You "Mark Lee" ✔
Fanfiction[Dalam Tahap Revisi] Selangkah paksaan melangkah menuju bahaya.. Dalam kesadaran penuh.. Dengan berbagai teori perubahan Diatas papan ringkih, yang tak tau kapan akan mematahkan diri Dan menjatuhkan tubuh ini kedalam jurang kebencian Mereka, tak he...