"Kita tak berpisah hanya menjaga jarak!."
"Long Distance Relationship Bun..."
"Yah, meskipun... dalam kurun waktu yang tak menentu!." suara Aira melemah di kalimat akhirnya."Tetap saja... itu akan berat untukmu dan Mark!." Nancy diujung sana memberi nasehat.
"Aira kuat bun!, Mark juga pasti mengerti situasinya..." Aira masih berusaha membujuk kedua orang tua-nya.
"Apa yang membuatmu begitu khawatir nak?, Apa kau sudah memikirkan cara selain ini?!" Imbuh Jackson, ia tidak ingin anaknya menyesali keputusannya nanti.
Aira menghela panjang. Sejujurnya ia enggan membahas fakta ini.
"Pria itu bukan main-main menyukaiku ayah, bunda... dia itu seperti terobsesi!,"
"Dia bahkan sudah mengetahui hampir semua masalaluku, dan untuk mengetahui posisi Mark dalam hidupku, kurasa bukan masalah besar baginya untuk tahu!."
"Selain itu, kalaupun ia masih nekat mengejarku sampai di Vancouver nanti, setidaknya keberadaan Mark jauh dari posisiku saat itu... kalaupun dia tahu tentu dia akan kesulitan mencari buktinya..." Jelas Aira panjang.Nampak dari layar laptop-nya, kedua orang tua-nya di ujung sana sibuk berpikir.
"Ayah dan Bunda tahu, hidup Mark tak bisa lepas dari sorot kamera... Aira yakin lama-kelamaan akan terbiasa begitu pula Mark, kita hanya perlu menyesuaikan diri di awal..." Aira membawa laptopnya yang masih menayangkan wajah Ayah dan Bundanya ke atas ranjang.
Ia duduk menyandar pada sandaran ranjang dan memangku laptop.
Dari tampilan layar laptop Aira, Nancy menghela napas panjang sementara Jackson tampak tengah memikirkan sesuatu.
"Bagaimana dengan Lily?, Apa Lily ikut denganmu?" Pertanyaan Ayah spontan mendapat tatapan tak percaya dari Nancy yang duduk di sebelahnya.Sementara Aira refleks membulatkan mata tak percaya.
Kalimat Jackson itu sudah terdengar seperti persetujuan bagi Aira. Dan Aira yakin bukan hanya dia yang mengira begitu. Tampaknya diujung sana Nancy sibuk menatap marah pada Jackson, sementara Jackson malah memeluk Nancy dari samping dan tak berani membalas tatapan Nancy itu.
"Eum!, Dia seperti belahan jiwaku ayah..." jawab Aira penuh antusias.
Nada suara Aira mengundang atensi Nancy yang langsung berpaling kearahnya.
"Hey, kenapa jadi terlalu bersemangat seperti itu?!, Kau senang akan berpisah dengan Mark, hm?" Cerca Nancy masih dengan kekesalannya."Aku senang karena melihat perilaku manis Ayah pada Bunda..." Aira terkekeh, sembari setia memperhatikan sikap kedua orang tua-nya.
Nancy melepas tangan Jackson dari pundaknya segera. Sementara Aira sibuk dengan tawanya, Diujung sana Nancy masih menatap heran Jackson yang tiba-tiba menyetujui keputusan bodoh Aira barusan.
"Apa yang kau pikirkan Jack?" Tanya Bunda."Kau coba cerna kembali pernyataan Aira barusan... kita tidak boleh egois, jadi menurutku kita turuti saja kemauannya, Aira sampai memaksa dan tugas kita hanya perlu yakin kepadanya!, kalaupun suatu saat dia keberatan..." Jackson kembali menoleh pada Aira.
"Kau harus langsung menghubungi kita, dan ceritakan semua bebanmu!" Lanjut Jackson, kalimat itu khusus ditujukan pada Aira. Di lain tempat, Nancy menghela napas berat.
"Huh... kau baru saja membuka ruang keterpurukan-mu Aira..." Jackson menyenggol lengan Nancy pelan, memberi isyarat seolah mengatakan 'tidak boleh mengatakan itu!'.
Aira hanya memasang senyum terpaksanya.
"Aku pasti akan membuat ruang keterpurukan-ku itu menjadi sangat besar Bunda..." batinnya.---
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With You "Mark Lee" ✔
Fanfic[Dalam Tahap Revisi] Selangkah paksaan melangkah menuju bahaya.. Dalam kesadaran penuh.. Dengan berbagai teori perubahan Diatas papan ringkih, yang tak tau kapan akan mematahkan diri Dan menjatuhkan tubuh ini kedalam jurang kebencian Mereka, tak he...