"Kau tak makan?" Tanya Mark melihat Aira yang sedari tadi hanya menyaksikan dirinya makan.
"Nanti saja..." jawab Aira tanpa berpaling dari mangkok Soto Mark yang kini tersisa setengahnya.
Melihat itu, Aira jadi makin semangat untuk membuatnya lagi.
Mark bangkit dan membawa mangkoknya kedapur. Mata Aira tertarik untuk mengikuti langkah Mark.
"Kau sudah kenyang?""Aku akan menambahkannya lagi." Seru Mark tanpa berpaling, senyum Aira mengembang seketika.
Mark kembali dengan mangkok yang kembali penuh, dan dua sendok disana. Aira menatapnya mengerutkan kening tak mengerti.
"Kau juga harus makan!" Tutur Mark yang peka dengan tatapan Aira.
"A-ah, aku bisa mengambilnya sendiri nanti..."
"Kau mau makanan ini terbuang sia-sia, hm?"
"Aku tak kuat jika kau pinta menghabiskannya!."Mendengar perkataan Mark, Aira merasa tak punya pilihan selain menuruti perintah Mark itu. Mark mengembangkan senyumnya.
Setelah dirasa Aira sudah makan lumayan banyak. Mark mulai membuka mulut.
"Ra..." panggil Mark menyita pandang Aira. Matanya bertanya 'ada apa?'."Seharusnya aku mengatakan ini sejak awal,"
"Tapi maaf saat itu aku belum punya cukup keberanian untuk mengucapkannya..."
Mark tampak semakin gelisah."Makan malam itu?" Tebak Aira. Ia tak ingin membuat beban untuk Mark mengatakannya sementara dirinya sudah mengetahui hal itu.
"Eum?"
Mark semakin bingung. Apa Aira sudah mengetahuinya?."Manager mengumumkan pada semua member mengenai pernikahan kita?" Lanjut Aira.
Mark membulatkan mata. Seharusnya Aira yang terkejut, kenapa malah berbalik pada dirinya. Ah benar, Mark lagi-lagi melupakan kelebihan Aira itu.
Mark menganggukkan kepala ragu.
"Kau, tak apa? Tanyanya khawatir Aira akan memarahinya.Menjawab pertanyaan Mark, Aira mengangguk disusul senyum tulus setelahnya.
"Sejak kapan kau mengetahuinya?" Tanya Mark tampak ragu. Ia masih tak yakin Aira akan baik-baik saja.
"Tiga hari lalu, pagi saat kau pulang,"
"Aku menantikan hari kau akan memberitahuku..."
"Tak kusangka ternyata cukup lama untukmu mengumpulkan keberanian, hhehe..."
Aira terkekeh usai mengatakan jawabannya.Mendengar pengakuan itu, Mark merasa dirinya benar-benar bodoh. Bahkan sampai saat ini, ia belum terbiasa dengan kelebihan Aira itu.
Semua karena sikap Aira yang begitu tenang, bahkan setelah mengetahui apa yang dibacanya adalah sebuah hal besar. Mark tak habis pikir, bagaimana cara Aira mampu menahan diri.
Aira meneguk air putih sampai tersisa setengahnya digelas.
"Kau yakin bisa menerimaku, Mark?" Tanya Aira setelah dirasa-nya saat ini adalah momen yang tepat untuk membahasnya.Mark sedikit terkejut mendengar pertanyaan Aira yang begitu mendadak.
"Tiba-tiba?"Aira mengangguk.
Mark melepas garpu ditangannya dan menatap dalam wanita didepannya itu.
"Karena kau istimewa!, Aku menyukai semua yang ada pada dirimu!!, Tanpa terkecuali!"
Senyuman yang muncul setelahnya sengaja dibuatnya untuk meyakinkan Aira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With You "Mark Lee" ✔
Fanfic[Dalam Tahap Revisi] Selangkah paksaan melangkah menuju bahaya.. Dalam kesadaran penuh.. Dengan berbagai teori perubahan Diatas papan ringkih, yang tak tau kapan akan mematahkan diri Dan menjatuhkan tubuh ini kedalam jurang kebencian Mereka, tak he...