Drrtt. Drtt...
Drtt. Drrttt...
Bunyi ponsel Aira membangunkan Mark. Ia menoleh pada sumber suara. Alarm rupanya... Mark bangun berniat menghampiri ponsel tapi ia enggan turun dari ranjang dan beranjak ke belakang hanya untuk mematikan alarm yang Aira pasang dan bergetar di meja nakas belakang Aira.
Tangan kiri Mark meraih ponsel yang tergeletak dimeja nakas dengan tubuhnya yang seperti mengurung Aira yang masih tertidur, tangan kanan-nya Mark gunakan untuk menahan tubuh-nya supaya tidak terjatuh dan menindih Aira.
Berhasil. Mark kembali pada posisinya, tertidur di samping Aira. Sedetik kemudian ia berpaling pada orang yang masih tertidur pulas itu. Senyumnya tersungging sempurna.
"Pasti dia sulit tertidur semalam..." gumamnya menebak, tentu dengan nada suara lirih.Mark tidak tega untuk membangunkan Aira, ia memutuskan untuk membiarkan Aira tetap tertidur.
Mark menarikkan selimut untuk Aira, meneliti setiap inci wajah perempuan yang dicintainya itu. Benaknya terbayang kala dirinya masih kecil dulu yang tengah mencari tahu nama perempuan itu dan berakhir pada ketertarikannya pada kelebihan Aira.
Momen itu tak sedikitpun terlupa dikepalanya. Setiap pergerakan terputar sempurna dibenak.
Mark menoleh pada tirai yang tampak ragu meloloskan sinar matahari untuk masuk. Mark bangkit dan membuka lebar tirai itu. Kini wajah Aira tampak terang karena sinar matahari.
"Kau tidak boleh terus tertidur!!" Lirihnya pelan.Drtt..
Drrttt...Kini giliran ponsel Mark yang bergetar dari meja nakas-nya. Mark berjalan menghampiri ponselnya. Itu panggilan dari manajernya. Shin Yoojin. Segera Mark angkat panggilan itu.
"Oh, kau sudah bangun?"
"Bisa datang ke gedung sekarang? kupikir kau akan sibuk untuk hari ini, banyak jadwal nct yang memerlukanmu!!, Kuharap kau bisa mengerti Mark!!""Baiklah, aku segera berangkat..." jawab Mark.
"Waktumu sekitar empat puluh menit untuk bersiap dan sampai disini!!"
"Usahakan jangan lebih dari itu!""Eum!, Aku mengerti!"
Setelahnya panggilan terputus sepihak. Mark bergegas mengambil handuk dan baju gantinya.---
Aira terbangun karena silau matahari yang seolah melarangnya untuk terus terpejam.
"Eumh... jam berapa sekarang?" Suara serak Aira terdengar menggema karena kondisi kamar luas itu yang begitu hening, hanya jarum detik pada jam dinding yang terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With You "Mark Lee" ✔
Fanfic[Dalam Tahap Revisi] Selangkah paksaan melangkah menuju bahaya.. Dalam kesadaran penuh.. Dengan berbagai teori perubahan Diatas papan ringkih, yang tak tau kapan akan mematahkan diri Dan menjatuhkan tubuh ini kedalam jurang kebencian Mereka, tak he...