Perjalanan terbang yang memakan waktu 14 jam adalah pengalaman baru bagi Aira.
Dari beberapa iklan dan juga video diinternet yang Aira tonton. Aira melihat bahagianya orang-orang yang dilayani pramugari dengan kenyamanan duduk dikursi pesawat yang ia rasa benar-benar nyaman.
Awalnya Aira mengira itu sungguh menyenangkan. Sampai-sampai berhasil membuat Aira tak sabar menunggu hari ini datang.
Setelah merasakannya. Aira sedikit menyesal telah mendeskripsikan kebahagiaan orang-orang diiklan itu. Perkataan tante Ferlyn terngiang dikepala. Menurutnya orang hanya akan menunjukan sisi baik mereka dan menyimpan rapih sisi buruknya, selagi itu bersangkutan dengan harga diri mereka juga kebahagiaan hidup.
Aira melakukan beberapa ritual meregangkan otot yang berani jamin itu benar-benar pegal. Rasa kantuk sedari tadi mendorongnya untuk pergi menemui ranjang barunya.
Sudah tidak mau ditahan lagi. Aira menghentikan aktifitasnya menata pakaian. Dan berjalan lemas kearah ranjang.
Aira membanting tubuhnya dikasur yang begitu nyaman ia rasakan. Posisinya membelah ranjang, tengkurap dengan kepala miring kanan, membelakangi kepala ranjang. Tangan kirinya meraba mencari sesuatu disekeliling bantal. Tidak ada. Aira mengangkat kepala dan menoleh pada area bantal.
"Bear?"
Bear ternyata yang ia cari. Sedetik kemudian Aira menyadari posisinya saat ini bukanlah dikamarnya melainkan diapartemen yang akan menjadi tempat tinggalnya beberapa tahun kedepan. Atau selamanya?.
Tidaak!!. Aira akan membangun rumahnya sendiri besok saat suksesnya tiba.
Aira menghela napas dan mengambil bantal didepannya lalu memeluknya erat. Bantal itu akan menggantikan posisi bear untuk beberapa tahun kedepan.---
Maya mengayun-ayunkan kaki yang sengaja sedikit ia layangkan diatas tanah. Posisinya duduk dibangku panjang taman, Sendiri.
Sebenarnya tidak, ia bersama Jordan. Hanya saja Jordan beberapa menit lalu ijin membeli ice cup untuknya juga Maya.
Maya memutuskan melanjutkan sekolah menengah atas bersama Jordan. Ya, ia rasa dirinya bukan tipe wanita yang tahan dengan hubungan jarak jauh. Walaupun belum mencoba tetapi bayangan fakta dirinya sendiri sering kali muncul dan menghantui pikirannya.Maya menengok arloji ditangan kirinya. Sudah lima belas menit. Baiklah lima menit lagi! Jika tak kunjung datang ia akan menghampirinya.
Maya mengedarkan pandangan kesekeliling dan berhenti pada gadis seusianya yang duduk dibangku tak jauh dari bangkunya.
Terlihat familier. Lily?!. Ya, dia adalah Lily. Tetapi kenapa dia terlihat sendiri. Dimana Aira?!. Karena penasaran Maya menghampiri gadis yang ia sebut Lily itu. Semoga saja benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With You "Mark Lee" ✔
Fanfiction[Dalam Tahap Revisi] Selangkah paksaan melangkah menuju bahaya.. Dalam kesadaran penuh.. Dengan berbagai teori perubahan Diatas papan ringkih, yang tak tau kapan akan mematahkan diri Dan menjatuhkan tubuh ini kedalam jurang kebencian Mereka, tak he...