Beberapa bulan berlalu seperti biasa. Tidak ada yang istimewa. Hanya berangkat, menerima pembelajaran, istirahat dan pulang. Begitu seterusnya. Hari libur Aira jadikan untuk bersih-bersih apartemen setelahnya Aira memasak untuknya sendiri.
Mark juga sibuk berangkat pergi kenegara lain. Katanya si acara variety show khusus member grupnya. Sekarang bahkan Mark masih berada di Bangkok untuk beberapa hari kedepan.
Belum debut-pun Mark sudah sesibuk itu. Bagaimana nanti setelah ia bernotabene member dari sebuah boygrup.
Masalah Yoonwon. Sampai saat ini tak pernah Aira lihat batang hidungnya lagi. Jika diingat Aira akan merasa bersalah pada pria itu. Aira merasa seolah Yoonwon sengaja menjauh darinya. Walaupun ia tak bisa menebak apa alasan pastinya.
Sejujurnya Aira ingin menemui orang itu dan meminta maaf tentunya. Tetapi sampai saat ini Aira masih tak dapat menemukannya. Seakan sekolah ini tiba-tiba menjadi lebih luas dari sebelumnya. Sehingga sulit untuk mencari seorang hanya dengan dua mata yang ia punya.
Aira meletakkan ranselnya di kolong meja. Bukan duduk kebangkunya melainkan berjalan keluar kelas menuju perpustakaan. Buku yang sedari tadi ia pegang adalah buku pinjaman. Jadi Aira saat ini mempunyai kewajiban untuk mengembalikannya.
Sebenarnya Aira tahu perpustakaan sekolahnya tak akan buka sepagi ini. Tapi entahlah tiba-tiba Aira ingin memastikan hal itu sendiri. Kepala batu.
Dan benar saja perpustakaan didepannya itu masih tertutup rapat. Aira menghela napas panjang dan kembali melangkahkan kakinya. Tanpa tujuan. Yaa, seperti itulah hari hari Aira disekolahnya.
Tak pernah terbayangkan akan seburuk itu.
Entah dorongan darimana Aira ingin mengunjungi rooftop. Dan ya, langkahnya membawanya ketempat itu.
Setelah menaiki beberapa anak tangga, begitu membuka pintu besi di depannya itu, Aira langsung saja disambut oleh sejuknya angin pagi. Kenapa ia baru menyadari tempat itu begitu sejuk dan nyaman. Angin yang menubruk dirinya seolah membawa semua beban yang dirasakannya. Sungguh, ini mungkin akan menjadi tempat favoritnya.
Aira menarik oksigen dalam dalam, sampai paru-parunya terasa penuh. Dan melepasnya pelan.
Netra Aira sibuk menyapu pandang area rooftop. Dan berhenti saat menyadari sesuatu. Ada asap. Aira melihat asap dari balik ruangan kecil dipojok kanan rofftop.
Karena penasaran Aira mendekat kearah pusat asap itu muncul. Dan... Aira menemukan seseorang tengah duduk bersandar pada tembok dengan rokok yang sepertinya baru dinyalakan, diletakkannya disela jari telunjuk dan tengah.
Sesekali orang itu menghisap ujung rokok dan memainkan asap yang keluar dari mulut juga hidungnya. Belum terlihat wajah orang itu karena kepalanya ditutup tudung hodie yang ia kenakan. Orang itu belum menyadari kehadiran Aira, itu karena Aira belum menampakkan dirinya. Aira hanya mengintip dari balik tembok.
Aira memutuskan untuk menampakkan diri. Karena sampai saat ini ia tak dapat melihat wajah orang itu.
Aira melangkahkan kakinya kedepan. Dan ya orang itu spontan menoleh.
"Yoonwon?!"
"Aira?!"
Apa ini. Orang yang beberapa minggu terakhir memenuhi pikirannya, karena kesalahan yang ia buat sendiri. Dengan santainya duduk disini. Seolah tak terjadi apa apa. Aira benar-benar ingin melontarkan kekesalannya sekarang juga. Tepat didepan orang itu.
Tetapi, kenapa hatinya mendadak iba saat melihat penampilannya yang begitu berantakan. Wajah pucat, mata sayu seperti kurang tidur, celana sekolahnya terkena noda dan ada sobekan dibagian lutut, bagian itu juga terlihat basah oleh noda merah yang sepertinya berasal dari luka dilututnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With You "Mark Lee" ✔
Fanfic[Dalam Tahap Revisi] Selangkah paksaan melangkah menuju bahaya.. Dalam kesadaran penuh.. Dengan berbagai teori perubahan Diatas papan ringkih, yang tak tau kapan akan mematahkan diri Dan menjatuhkan tubuh ini kedalam jurang kebencian Mereka, tak he...