31. Hug:v

34 7 8
                                    

Bangunan megah nan luas dengan tiga lantai itu akan menjadi tempat tinggal Aira dan Mark juga keluarga kecilnya nanti.

Rumah dengan dominan warna putih, hitam dan coklat itu nampak hidup dengan ditumbuhi beberapa jenis tumbuhan. Tak kurang-kurang, sebuah kolam renang terbentang tepat didepan rumah. Ah, bukannya Jackson terlalu berlebihan memilihnya. Mengingat hanya Mark dan Aira yang akan menempati rumah itu.

Aira mengambil sling bag-nya dari kursi belakang lalu mengejar langkah Mark yang sudah lebih dulu masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aira mengambil sling bag-nya dari kursi belakang lalu mengejar langkah Mark yang sudah lebih dulu masuk.

Sempat berkeliling untuk melihat seisi ruangan yang sudah lengkap dengan segala perabotan sekaligus bahan pangan dan yang lainnya. Mereka hanya tinggal menggunakannya saja.

Aira duduk disofa ruang tengah, tentu dengan membiarkan tv di depannya menyala. Agh... akhirnya Aira bisa sedikit santai.

Mark?, Entahlah... terakhir Aira lihat pria itu tengah memeriksa alat mandi.

Sekarang Aira teringat, ada lebih dari dua kamar dirumah itu. Jujur saja, Aira masih ragu untuk tidur dalam satu ruangan bersama pria.

Mengingat pria itu adalah Mark, sedikitpun tak menghilangkan keraguan dihati Aira. Ya, benar Mark. -suaminya-. Ah, pokoknya Aira tidak mau sekamar dengan suaminya itu.

Tapi apa Mark akan baik-baik saja jika Aira menanyakan hal itu?. Tidak, tentu tidak. Ah, tapi itu sulit baginya!!. "Ayah.. kumohon bantu aku!!"

Sekarang Aira berharap malam nanti akan ada hujan lebat yang mengguyur semalaman, juga petir yang tak henti menyambar supaya Mark takut dan berakhir tidak bisa tidur. Ya, Aira harap hal itu benar terjadi. Tuhan, kau berada dipihak Aira kan?!.

"Hey!"

"Astaga!"
Aira mengusap dadanya yang sempat terkejut karena seruan tiba-tiba Mark itu.

Bukan salah Mark kalau Aira terkejut. Mark sudah memanggil namanya beberapa kali tapi Aira tidak mendengarnya, sampai akhirnya ia memanggil Aira dengan menambah satu tepukan kecil pada pundaknya. Siapa sangka, Aira akan seterkejut itu.

"Apa yang kau pikirkan, hm?" Tanya Mark melihat Aira seperti tengah memikirkan suatu hal.

Aira menggeleng cepat.
"Bukan apa..." jawabnya menyembunyikan rasa gugup. Bagaimana tidak, pria itu baru saja Aira sumpah serapahi dan secara tiba-tiba malah muncul dari belakangnya.

Mark menautkan alisnya. Menatapnya tak yakin.

 Menatapnya tak yakin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Forever With You "Mark Lee" ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang