Pelukan

768 101 8
                                    

"Vab, maaf ya aku pasang GPS ini, kamu harus bantu aku tau siapa tuh orang sebenarnya, jangan jadi penjaga rahasianya donk" Kesya mengusap- ngusap kepala Vabiola, ia berharap dengan GPS ini ia bisa mengetahui siapa cowok ber hoddie itu. Sepulang sekolah kemarin Keysa menyempatkan dirinya untuk membeli sebuah GPS, ia memasang GPS itu di pada kalung vabiola.

"Meong...."

Keysa mencium puncak kepala Vabiola.

"Semoga aja tuh orang ngak sadar ya vab"

Setelah ia puas melihat Vabiola, Keysa beranjak menuju meja belajarnya dan kembali belajar, Ujian Nasional semakin dekat, Keysa tak bisa terus bermain- main dengan belajarnya.

Shilla dan Mika pun mulai sibuk dengan les privat mereka.

Namun, saat ia hendak mengambil bulpennya dan kembali belajar, mata Keysa melihat Note milik Tita, ia mengambil note itu.

"Gue kangen sama lo tit, andai aja lo masih ada disini, pasti lo yang bakal bantu gue buat ngalahin tuh cowok, gue bener- bener kangen sama lo" Air mata Keysa menepung di pelupuk matanya, dan akhirnya terjatuh secara perlahan.

Isakkan tangis kecil keluar dari mulut Keysa.

"Hai" suara seseorang menganggetkan Keysa.

Ternyata orang itu adalah cowok ber hoddie itu. Ia kini duduk di jendela kamar Keysa yang belum ia tutup.

"Lo ngapain dateng malem- malem di kamar cewek" Ucap Keysa menatap tajam pada arah cowok berhoddie itu.

Saat Keysa hendak mendekat, langkahnya terhenti, wangi badan Cowok itu terasa tak asing di indra penciumannya.

"Siapa lo sebenarnya?" Tanya Keysa masih menatap pada cowok itu.

Cowok itu turun dari jendela Keysa lalu mendekati Keysa. Hal itu membuat Keysa langsung memundurkan dirinya.

"Mau ngap..." belum selesai Keysa berucap, tubuh Keysa kini telah beralih ke pelukan cowok itu.

Tubuh Keysa terasa kaku, pipinya memanas.

Pelukkan, di malam hari bahkan di kamar apa ngak papa?

Pikir Keysa dalma hatinya.

"Jangan menangis" Nafas cowok itu terasa menerpa di sekitar telinga Keysa.

Keysa tak tau mengapa mulutnya tak bisa berkata apapun, pelukan cowok itu terasa hangat.

Namun, dengan cepat Keysa mendorong cowok itu hingga Keysa berhasil terlepas dari pelukan cowok itu.

"Aku yakin setelah melihat wajahku, kamu akan menyesal karna melepas pelukan tadi" Ucap orang itu dengan suara yang sedikit dibuat- buat agar Keysa tak dapat mengenali suara cowok itu.

"Apa susahnya lo jujur sama gue" protes Keysa.

"Ada saatnya ngak sekarang" Cowok itu mengacak rambut Keysa, lalu membalikkan badannya hendak pergi. Namun, Keysa langsung mencekal tangan cowok itu.

Kali ini lo ngak bakal lolos lagi.

Tepat saat cowok itu berbalik, tangan Keysa dengan cepat melepas Masker yang digunakan cowok itu.

"Sayang, kamu lagi belajar kan?"

Nasib sial kembali menghampiri Keysa. Akibat panggilan mamanya, pandangannya beralih dan tangannya berhenti bergerak membuka masker cowok itu. Untung saja kamarnya sempat ia kunci, jika tidak habislah sudah jika mamanya melihat ia bersama cowok di kamarnya.

"Jangan nakal" Setelah mengucapkan hal itu, cowok itu langsung membalikkan badannya dan keluar melewati jendela kamar Keysa.

"Sakura?" Panggil mamanya lagi.

V A B I O L A (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang