Happy reading:))
"Lo tau dari mana kalau Sehan sama Ana lagi jalan, sampe lo berbuat begitu ke Ana?" Kata Grista yang sedang berbicara kepada lawan bicaranya yaitu Sendi.
"Kalau gitumah gampang! Apa lo kasian sama Ana?" Tanya Sendi yang sedikit penasaran.
"Gue bukan kasian, malah gue bersyukur karena gue ngga cape harus turun tangan karena udah di wakili sama lo." Jelas Grista
"Terus apa salah gue." Tanya Sendi
"Iya, karna lo ngga bicara dulu sama gue, gue takut lo ngelukain Sehan juga."
"Itu juga dari tujuan gue Gris, biar lo ngga bisa deketin Sehan lagi, cukup gue yang bisa deket sama lo." Tutur Sendi di benaknya.
Prokk prokk prokk!!
Keprokan tangan yang riuh itu mengkaget kan Grista dan Sendi, mereka berdua tampak kaget dan langsung berdiri di tempat.
"Se. Sehan!" Ucap Grista gugup
Jadi selama ini Sehan, Ezra dan Libra menguping pembicaraan Grista dan Sendi.
Kebetulan posisi Grista dan Sendi berada di luar cafe jadi itu semua mempermudah Sehan dan kedua sahabatnya untuk mengambil tempat yang pas untuk menguping pembicaraan mereka.
"Iya gue, kenapa kaget?" Jawab Sehan, sembari memberikan senyum seringainya.
"Dugaan gue bener jadi kalian yang ngerencanain ini." Ujar Ezra
"Pelakor dan lintah darat bersatu, Sungguh luar biasah." Timpal Libra yang sudah geram kepada mereka berdua.
"Kamu kok tau kita ada di sini!" Ucap Grista yangsm sedikit pelan.
"Gue ngga sebodoh itu!" Jawab Sehan sedikit meninggikan suaranya.
"Santai dong ngomongnya." Timpal Sendi yang sedang menahan amarahnya.
"Apa kata lo santai, setelah apa yang di perbuat sama kalian itu. Ck! Lo main gue juga main." Ujar Sehan.
"Gimana Sehan? Ana sudah matikah? Atau masih sakit sakitan karna tadi? Ataukah masih selamat. Ups!! maaf ya kalau mau masih selamat karna gue pengen Ana ngerasain sedikit demi sedikit rasa sakit seperti yang pernah gue alamin dulu." Kata Sendi sudah mulai memancing emosi Sehan.
"Kalau lo mau bales dendam sama gue aja bajingan! Jangan sama Ana." Serka Sehan yang kini sudah dongkol terhadap lawan bicaranya itu.
"Prok prokk.... gue lupa, kan Sehan ini sudah cinta ya sama Ana."
"Bukan urusan lo!"
"Hahaa... apa bukan urusan gue. Ya jelas itu urusan gue, karna gue telah berhasil ngejebak lo." Kata Sendi blak blakan.
"Bajingan!" Tangan Sehan sudah mengepal, wajahnya kini sudah merah padam karna menahan emosi. Sementara Grista Ia diam karna tidak bisa berbicara, bukan Ia ingin diam karna Ia tahu kalau membela dari salah satunya maka Ia akan kena impasnya juga.
"Han tahan jangan sampai buat kericuhan di tempat umum." Ujar Ezra yang menahan tangan Sehan yang sudah melangkah maju kedepan, tapi omongan Ezra itu Sehan hiraukan.
Bugh bugh!
Sehan meninju rahang kanan Sendi dengan keras, sampai menimbulkan memar di rahang Sendi. Sendi juga begitu Ia tak mau kalah dari Sehan, ia juga meninju rahang Sehan bahkan berkali kali. Sampai akhirnya Sehan dan Sendu bergulat, Ezra dan Libra yang ingin memisahkan mereka berdua kewalahan karna tenaga mereka lebih kuat.
Sementara pengunjung cafe sudah berkerumun keluar untuk sekedar menonton bahkan ada yang memvideo mereka yang sedang bergulat.
"STOPP STOPP!" Teriak pria berjas biru yang tiba tiba datang dari dalam cafe, keliatannya itu pemilik cafe tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Not A Dreams
Fiksi Remajaseorang siswi sma yang menyukai secara diam diam kepada cowok most wanted sekolah awalnya hanya halu dan khayalan semata. Tetapi takdir berkata lain mereka di persatukan dalam waktu yang salah! penyebabnya apa sehingga mereka bisa berasatu? apakah k...