part 17

39 13 0
                                    

Terkadang keadaan begitu menyebalkan. Ia menuntunmu bertemu sosok yang tepat, yang kau cari cari sejak dulu, tapi sialnya waktunya tidak pernah tepat.
.
Clara Anatasya Kenzolora

Happy reading:))

"Dok tolong periksa ya istri saya." Kata Sehan, sejenak bu dokter itu diam karna ucapan Sehan tadi, mungkin bu dokter itu kaget, karena di usia sedini mereka sudah menjalian suami istri. Ana yang menyadari itu langsung berbicara.

"Kita di jodohin dok." Kata Ana.

"Ohh syukurlah kalau begitu." Ucap bu dokter jujur sangat lega mendengarnya.

Setelah itu dokter memeriksa keadaan Ana baik dari luar maupun dari dalam.

"Gimana dok keadaannya baik baik aja kan? Apa ada luka dalam atau apa?" Cerocos Sehan.

"Tenang dulu, istri kamu tidak ada luka dalam apapun tapi tangan kirinya sedikit tergilir, tapi itu juga akan segera membaik." Kata bu dokter itu memberi penjelasan.

"Syukurlah!"

"Nama kalian siapa?" Tanya bu dokter itu.

"Oh nama saya Ana dan ini Sehan bu." Jawab Ana.

"Oh baik baik, nama ibu Dina iriani. Ibu jadi inget sama Anak ibu yang perempuan dia juga seumuran seperti kalian ini, ibu juga takut dia jatuh atau apalah dari motor, soalnya Dia suka bergaul dengan anak motor gitu." Tutur doket Dina, yang tidak ada jawaban dari Ana dan Sehan mereka cuman munggut munggut mengerti.

"Euh maaf ibu malah jadi curhat." Kata dokter Dina.

"Iya ngga papa bu." Jawab Ana

"Yaudah kalau gitu kita permisi untuk pulang." Ucap Sehan

                                   ○●○

Belum juga Ana membuka pintu rumahnya, saat itu pintu rumahnya sudah ada yang membuka terlebih dahulu.

"ANA SAYANG KAMU NGGA PAPA KAN?" Teriak sang bunda yang khawatir kepada anaknya.

"Kok bunda ada di sini?" Tanya Ana.

"Tadi bunda di kabari sama Sehan kalau kamu di serempet sama motor." Jelas Maya.

Lanjut Maya, "mana yang sakit Na, pasti ini ya." Kata Maya, yang terus meneliti tubuh Ana yang terkena goresan.

"Cuman dikit Bun." Kata Ana.

"Yaudah ayo masuk, papah juga udah ada di dalem." Ucap Maya.

"ANA, LO NGGA PAPA KAN, MANA YANG SAKIT MANA. GUE KHAWATIR LO KENAPA NAPA." Cerocos Gea dari kejauhan, Ana kira Gea tidak berada di rumahnya.

"Ishh sakit Gea." Ucap Ana, karena tangan sebelah kirinya di pegang oleh Gea.

"Maaf maaf ngga sengaja, tapi lo ngga papa kan."

"Ngga Gea cantik."

"Sttt!! Lo mak lampir berisik banget sih." Ucap Sehan yang sebal mendengar ocehan dari sahabat istrinya itu.

"Ishh! Maaf anda siapa ya?" Tanya Gea pura pura lupa.

"Dia asisten baru gue Ge." Jawab Ana

"Oh ya!Emang dia becus jagain lo?" Timpal Gea lagi.

"Jagain hati gue buat Ana juga bisa, masa jagain Ana seutuhnya ngga bisa. Apasih yang ngga bisa gue lakuin buat Ana." Tutur Sehan, yang mengagulkan dirinya sendiri.

"Wowww omegott aku terhura! Seorang tembok bisa berbicara seperti itu, sungguh luar biazahh." Heboh Gea.

"Ya iyalah, kan gombalan gue terkhusus buat istri gue tercintah, maaf ya ngga bisa bagi bagi." Ana mendengar penuturan Sehan langsung ketawa, soalnya Ia baru tau seorang Sehan sealay itu.

Not A DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang