PART 3

259 110 15
                                    


Saking kesalnya saat keluar dari rooftop, Ana menghentak hentakan  kakinya ke lantai, terserah jika banyak orang yang melihatnya Aneh.

Ana melihat di depannya ada botol bekas minum, Ana tendang dengan sekuat tenaga yang Ana punya.

"Arghhh! siapa tuh yang nendang ni botol ke kepala gue," teriak seseorang itu sambil meringis.

"Euhh bushettt dah, tu botol kena pala orang lagi."

"Lo ya, yang nendang botol ini," tunjuk orang itu kearah Ana.

Ana pura pura tidak mengetahui itu dan celingak celinguk polos.

"Itu lo yang lagi celingak celinguk," ucapnya, sambil beranjak mendekati Ana.

"Euh hehee maaf, ta-tadi gue nggak sengaja bener dah suer," ujar Ana, menggangkat dua jari bertandakan viss.

"Lo sengaja ya?"

"Nggak yaampun suer dah, gue nggak ada maksud apa apa kok, maafin gue ya," Ana memohon.

"Yaudah sebagai permintaan maaf, nanti pulang lo harus bareng sama gue."

"Ta_"

"Yaudah nanti gue tunggu di depan kelas lo. Bye" tukas dia tanpa tidak ingin mengetahui jawaban Ana terlebih dahulu.

"Euh si onta mandarin malah pergi," kesel Ana.

hari ini Ana sangat sial sekali, di tambah Sendi yang mengajaknya pulang bersama.

                               ***

Tring tring....

"Na, tuh ada yang nyariin lo di luar," kata teman sekelas Ana.

Belum juga Ana berbicara Gea malah sudah heboh, "Siapa Na? wahhhh jangan jangan si_"

"Stt!! bukan bukan, lo nethink aja. gue juga nggak tau itu siapa, yaudah gue balik dulu ya. Lagian lo mau eskul pmr  kan?" Tanya Ana mengalihkan pembicaraan.

"Hmm iya, apa lo nggak mau nungguin gue, dede sendirian dong pulangnya," ujar Gea dengan wajah yang di melaskan.

"Jangan alay deh, pacar lo mau di kemanain gea cantik," Ana berhenti sejenak dan sempat berpikir, "euhh deng, kan lo jamblo ya maaf dah gue lupa hahahaa," ngakak Ana.

"Ngeselinn! Sono ah lo pulang," usir Gea.

"Yee! malah ngambek, yaudah maafin sahabat mu ini ya."

"Hmmm."

"Yaudahh gue balik dulu ya, Lo nanti baliknya hati hati jangan sampe nyasar ke rumah orang utan."

"ANAAA,"  suara Gea sudah mulai berubah. bahaya!!

"Hhee iya maaf maaf, yaudah bye  jangan rindu ya sama gue."

"Iye sono lo ahh, hati hati," lalu di jawab oleh Ana dengan acungan jempol saja.

Ana berlalu ke depan kelas dan ya Ana melihat sosok gaib ehh nggak deng maksudnya Sendi.

"Mau apa nyariin gue?"

"Pulang bareng lah," ucap Sendi dengan mengangkat satu alisnya.

"Nggak mau."

"Yaudah kalau gitu, gue ngga mau maafin lo," ancam Sendi.

"Iyaiya gue pulang bareng lo."

"Nahh gitu dong, ayo cepet."

Ana hanya bisa mengekori Sendi dari belakang sampai sampai Ana dan Sendi beranjak ke parkiran yang sudah terlihat sepi itu.

Not A DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang