Ana dan Sehan hari ini sudah masuk sekolah lagi, di sekolahpun tidak ada kejadian apapun seperti yang di khawatirkan oleh Sehan kepada Ana, takut Ia di apa-apakan oleh Sendi, musuhnya.
"SEHANN!" Teriak Ana dari dalam kamar, sedangkan Sehan sedang bersantai di ruang tv.
"APA ISTRI!" Sehan kembali berteriak, sembari mengahmpiri istrinya yang sedang di dalam kamar dari tadi.
"Kenapa sih teriak-teriak?" Tanya Sehan.
"Harusnya aku tanya kamu, kenapa ini seragam, sepatu, tasnya ngga di taruh di tempatnya sih, harus berceceran gini." Kesal Ana kepada suaminya itu, sementara sang empu yang di marahi malah cengengesan.
"Sampai ke sempak kamu juga kamu lempar sembarangan, tuhh liat sampe ada di pojokan gitu." Gemas Ana.
"Hhe maaf." Kata Sehan pasrah saja, kalau Ana sudah mengamuk seperti ini apa daya Ia yang tidak bisa berkutik sedikitpun.
"Cepet beresin, terus mandi. Aku mau masak dulu sama Bibi buat nanti malam, soalnya mau ada Grista sama Mamanya datang kesini."
"APA!" Sehan kaget, apa Ia tidak salah dengar.
"Kenapa kaget gitu?" Ana mendelik kepada Sehan.
"Kok kamu pake segala undang mereka buat makan malam di rumah kita sih." Celetuk Sehan.
"Emang salah?"
"E-engga sih tapi__"
"Stttt! Apa salahnya coba kita ngundang mereka, kan mereka juga masih kerabat kamu."
"Kamu salah Na, Grista cuman mau manfaatin kamu aja." Batin Sehan.
"Yaudah iya."
"Gitu dong!"
Malam tiba Ana sangat antusias sekali sekarang karna akan menyambut kedatangan Grista dan mamanya.
Tok tok tokk!
Ana membukakan pintu.
"Haii Gris, mana mama kamu?" Tanya Ana karna Ia belum melihat keberadaan mamanya.
"Itu dia!" Ucap Grista yang menunjuk ke arah mamanya yang sedang keluar dari mobil.
Ana sempat mengipitkan matanya, karena Ia merasa tak asing lagi kepada mamanya Grista.
"Dokter Dina." Seru Ana tampak kebingungan.
"Euhh lo udah kenal sama nyokap gue."
"Waktu itu gue pernah jadi pasien nyokap lo Gris." Grista yang mendengarnyapun munggut munggut mengerti.
"Hai dokter." Ana menyapa dokter Dina, dan yang di sapanya pun tampak sedikit kaget.
"Kamu Ana kan?"
"Iya dok."
"Berarti temen kamu itu Ana dan Sehan?" Tanya dokter Dina kepada Grista lalu di jawab anggukan olehnya.
"Wahh bisa kebetulan sekali ya."
"Yaudahh lanjut ngobrolnya di dalam aja."
"Han, coba liat." Sang empu yang merasa di panggil pun nengok dan sedikit terkejut karena seseorang yang Ia benci bersama dokter yang pernah manangani Ana waktu kecelakaan.
"Hai, Sehan!" Seru Grista tampak kegirangan berjumpa kembali dengan Sehan.
"Hmm!" Lagi lagi Sehan membalasnya dengan acuh.
"Nak Sehan kita bertemu kembali." Sapa dokter Dina kepada Sehan.
"Iya Dok, senang bertemu kembali." Ujar Sehan ramah sambil tersenyum.

KAMU SEDANG MEMBACA
Not A Dreams
Teen Fictionseorang siswi sma yang menyukai secara diam diam kepada cowok most wanted sekolah awalnya hanya halu dan khayalan semata. Tetapi takdir berkata lain mereka di persatukan dalam waktu yang salah! penyebabnya apa sehingga mereka bisa berasatu? apakah k...