Sepagi ini sekolah Ayka sudah terlihat sangat riuh dibanjiri murid-murid dengan seragam berbeda beda. Hari ini adalah hari pertandingan basket yang diadakan secara dadakan oleh para guru olahraga dari sekitar sebelas sekolah. Dan sekolah ini menjadi tempat acara tersebut berlangsung. Mengingat dari sebelas sekolah tersebut, lapangan sekolah Ayka lah yang paling memadahi dari segi fasilitas.
Dari masing-masing sekolah hanya wajib membawa maximal lima puluh suporter. Para suporter kini membanjiri sekolah dengan halaman luas itu, mereka berbondong-bondong mengantri berjalan memasuki area tribun.
Ayka pun tidak ingin melewatkan pertandingan ini. Bagaimanapun juga, Adwis ikut serta menjadi salah satu pemain inti dan ditambah Adnan sebagai ketua tim basket, membuat Ayka sangat tidak ingin melewatkannya.
"Buruan dong Vel, kalo ngga kebagian tempat gue bakal marah nih sama lo!" teriak Ayka.
"Iya iya Ay, ini juga uda kelar." Vely membuka pintu toilet dan langsung ditarik Ayka menuju area tribun.
Para suporter sudah memenuhi area itu, namun perlombaan belum dimulai. Saat ini team chilliders sekolah sedang beraksi di tengah lapangan dengan begitu semangat membuka acara pagi ini.
Teriakan-teriakan ngeri dari para penonton melihat aksi team chilliders yang dengan enteng melempar-lembar temannya kesana kemari.
"Hay cantik, sendiri aja?" Cletuk Revan yang sekarang duduk tepat di samping Ayka.
Ayka pun terkejut, karena ia tidak melihat dua makhluk astral ini lima detik yang lalu. Dan tiba-tiba saja, mereka sudah duduk dengan percaya dirinya.
"Lo ngga liat gue berdua sama Vely?" Ayka melotot pada Revan dan yang dipelototi hanya cengengesan.
"Lo mau minum Ay, kebetulan gue bawa minum nih?" Gavin yang duduk di samping Revan menyodorkan botol minum kepada Ayka yang langsung ditolak mentah-mentah oleh gadis itu.
"Gue ngga haus, mending lo simpen aja,"
"Lo bertiga bisa diem ngga sih, liat tuh acaranya udah mulai!" sentak Vely.
Mereka pun akhirnya kembali fokus menyaksikan pertandingan yang sedang berlangsung, meskipun itu bukan club basket sekolahnya yang main pertama.
***
Dua jam telah berlalu dan kini waktunya sang tuan rumah bertanding. Ada Adnan sebagai kapten, Adwis, Rico, Faisal dan si bule, yang ketika ia masuk ke area lapangan, teriakan demi teriakan histeris terdengar memekakan telinga. Bahkan, hampir semua suporter perempuan bersorak-sorak layaknya seorang tarzan. Berbeda dengan Ayka, gadis itu justru memutar bola matanya sembari mendengus sebal.
'Apa kerennya coba? Kerenan juga kak Adnan. Adwis juga lebih cool menurut gue' batin Ayka.
Setelah wasit meniupkan peluit, pertandingan pun resmi dimulai. Adnan sebagai kapten terlihat sangat lincah mendribel bola kesana kemari mengelabuhi lawan, ia mengoper bolanya ke arah Asha dan ...
"Horeeee... " Teriak para suporter.
Asha berhasil mencetak satu poin untuk clubnya, teriakan-teriakan semakin histeris, bahkan mereka para suporter lawan pun ikut meneriaki si bule itu.
Setengah jam berlalu, kini club mereka menang jauh dari club lawan. Poin-poin itu kebanyakan Adnan dan Asha yang mencetaknya, sebenarnya Adwis juga pandai namun, ia ditempatkan di bagian belakang menghadang lawan yang mendekati ring mereka. Alhasil, Adwis tidak banyak memiliki kesempatan untuk mencetak poin. Namun, bagi Adwis itu bukan masalah selama team mereka menang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIGASHA |-END-|
Teen FictionTerlanjur cinta itu bukan hal sepele. Apalagi, jika cinta terhalang perbedaan kasta, negara serta agama, apa yang akan terjadi? Berpisah atau bertahan? °°° Kalau penasaran sama ceritanya langsung baca aja. Jangan lupa intip biodata mereka di part p...