Gadis itu membaringkan tubuhnya di sofa, untung saja Asha dirawat di ruang VIP. Jadi, fasilitasnya begitu memadahi. Sofa itu juga terlihat lebar dan nyaman.
Lenggang, tidak ada obrolan sama sekali, hingga Asha kini menyeret tiang infusnya berjalan menuju Ayka dan duduk di meja depan sofa yang sedang ditiduri gadis itu.
"Mau apa lo?" Tanya Ayka sembari bangun dari posisi tidurnya, gadis itu kini sudah duduk tepat didepan Asha.
Asha memegang kedua tangan Ayka dan menatap dalam manik mata gadis itu, yang ditatap pun kini menatapnya balik.
"Sorry Ay,"
"Buat?"
"Everything,"
"Hah?" Ayka kini mengerutkan keningnya.
"Hari itu gue bener-bener lagi kacau, dan waktu gue pulang dari bandara gue liat lo lagi ketawa sama Adnan di kafe depan komplek,"
"Jadi lo liat gue?" tanya Ayka dan hanya dijawab anggukan oleh Asha.
"Gue minta maaf Sha, gue ngga bermaksud buat selingkuhin lo, gue bisa jelasin,"
"Gue udah tau semua Ay, Adwis bilang sama gue,"
"Adwis?"
"Iya, dia uda jelasin semua. Dia juga bilang lo sakit gara-gara gue, gue ngrasa bersalah banget Ay,"
"Kalo lo ngrasa bersalah kenapa lo ngga jengukin gue?"
"Gue waktu itu kerumah sakit, dan kata suster resepsionis lo uda pulang,"
"Kenapa lo ngga kerumah gue, apa lo lupa letak rumah gue dimana?"
"Karena Adwis nelpon gue dan jelasin semuanya Ay, gue jadi ngerasa bersalah dan ngga pantes lagi jadi cowo lo. Gue terlalu pecundang Ay," jawab Asha dengan tatapan sendu. Kilat emosi dan marah yang biasa terpancar di wajahnya, kini seketika sirna. Hilang tak tersisa.
"Asal lo tahu Sha, gue sakit karena lo diemin gue berhari-hari yang gue sendiri ngga tau salah gue apa? Lo kan tau gue uda ngga ada perasaan apa-apa sama kak Adnan,"
"Tapi gue tetep cemburu Ay,"
"Dasar posesif," gerutu Ayka.
Asha pun melepas genggaman tangannya pada Ayka, dan kini ia memegang bahu gadis itu.
"Dengerin gue Ay!" Asha memberikan jeda pada ucapannya, dan kini mereka saling tatap.
"Gue udah ngga punya siapa-siapa lagi Ay, bahkan orang tua gue pun udah ngga mengharapkan kehadiran gue. Cuma lo satu-satunya yang bisa buat gue nyaman, cuma lo Ay. Jadi wajar kalo gue takut lo tiba-tiba pergi dari hidup gue dan beralih ke Adnan,"
"Maksud lo apa? Orang tua lo kemana?"
"Suatu saat gue bakal cerita sama lo Ay, tapi ngga sekarang. Gue belom siap?"
"Maksudnya orang tua lo ngga menginginkan kehadiran lo itu apa, bukannya setiap orang tua pasti sayang sama anaknya?"
"Lo ngga akan ngerti Ay, hidup gue terlalu abu-abu. Intinya, gue ngga bisa nemuin mereka dan entah sampai kapan semua ini bakal kaya gini," suara Asha kini terdengar begitu parau, lelaki itu sudah hampir menangis. Tapi ia menahannya, karena Asha tidak ingin terlihat lemah di depan Ayka.
"Tapi kenapa?"
"Ngga sekarang Ay, lo mau kan nunggu sampe gue bener-bener bisa cerita sama lo?" Kini Asha kembali memegang tangan Ayka, dan Ayka pun mengangguk atas pertanyaan Asha barusan.
"Jangan pernah ninggalin gue sendirian Ay!" Pinta Asha yang langsung memeluk gadis di depannya.
Ayka pun kini tanpa ragu membalas pelukan itu. Ia tahu, bahwa lelaki di depannya ini begitu rapuh.
Setelah melepas pelukan itu, Asha meminta agar Ayka segera tidur. Ia pun kini kembali menuju ranjang dan mengambil selimutnya.
"Ini apa?"
"Lo ngga lihat itu selimut?" jawab Asha.
Ayka heran dengan kepribadian pacarnya ini, bukankah semenit yang lalu ia terlihat begitu manis. Tetapi, kini sifat ketusnya kembali lagi.
"Kan pasiennya elo, masa yang selimutan gue?"
"Lo lupa-" Belum sempat Asha melanjutkan kalimatnya, suara Ayka lebih dulu memotong.
"Kalo elo sering telanjang dada di gurun salju. Yakan, lo pasti mau ngomong gitu?" sergah Ayka.
"Nah itu lo tau,"
Ayka pun tidak ingin berdebat lagi dengan Asha, ia langsung mengambil selimut itu dan mulai memejamkan matanya. Sedangkan Asha, kini tiduran di ranjangnya sembari melihat ke arah gadis itu.
"Mending lo tidur, gue takut mata lo jatoh!" ucap Ayka yang langsung memutar tubuhnya menghadap punggung sofa. Asha tersenyum karena gemas, melihat pujaan hatinya yang begitu lucu.
_Ariskatiwi_
KAMU SEDANG MEMBACA
BIGASHA |-END-|
Teen FictionTerlanjur cinta itu bukan hal sepele. Apalagi, jika cinta terhalang perbedaan kasta, negara serta agama, apa yang akan terjadi? Berpisah atau bertahan? °°° Kalau penasaran sama ceritanya langsung baca aja. Jangan lupa intip biodata mereka di part p...