Setelah sekian lama Ayka bermain dengan semua itu, akhirnya kini ia membereskannya dan berniat akan mencari buku ke perpustakaan yang dimaksud oleh Asha tadi.
Ia berjalan menuju lantai dua dan mendapati dua pintu di samping kulkas, ia pun bingung akan masuk ke pintu yang mana.
"Kanan atau kiri?" gumamnya sendirian.
Akhirnya ia pun memilih membuka pintu sebelah kanan, dan ketika pintu itu sudah sempurna terbuka, ternyata Ayka salah. Itu adalah kamar Asha.
Ayka pun berniat akan menutup pintu itu dan kembali keluar. Namun, saat ia melihat fotonya ditempel di mading besar yang berada di tembok kamar Asha, ia pun kini mengurungkan niatnya. Ayka justru menutup pintu itu dan ia berjalan menuju mading.
"Gila tuh anak, maen tempel-tempel foto gue aja," gumamnya sendirian.
Setelah itu, ia tidak sengaja melihat beberapa surat kabar yang begitu asing. Ayka yakin, ini surat kabar keluaran London. Karena semuanya tertulis dalam bahasa Inggris.
Ayka mulai kepo, ia pun akhirnya membaca beberapa koran itu dengan sekilas.
"Putra tunggal pasangan Imanuel Bernardo dan Chatlyn Jane dinyatakan tewas pukul dua dini hari," gumam Ayka.
Karena semakin penasaran, Ayka pun lanjut membaca ke koran sebelahnya.
" Diduga akibat kecelakaan mobil pukul dua dini hari, konglomerat Imanuel Bernardo kehilangan putra satu-satunya. Ini berita apa sih, kenapa Asha nyimpen barang ginian?" Ayka masih belum sadar dengan apa yang terjadi.
Tulisan itu memang tertulis dalam bahasa Inggris. Namun, sembari membaca Ayka sembari menterjemahkannya.
"B. Niguel Bernardo, dinyatakan tewas akibat kecelakaan mobil pukul dua dini hari, apa?" Mata Ayka kini sudah sempurna melotot setelah membaca salah satu surat kabar itu.
Bagaimana mungkin? Lalu siapa laki-laki yang bersama dengannya selama ini? Setan? Jin? Atau makhluk sejenis lainnya?
Seketika tubuh Ayka terasa lemas, ia kini berusaha jalan menuju ranjang tidur Asha dan duduk disana. Fikirannya kini benar-benar buntu, ia sudah tidak mampu menduga-duga lagi.
Sesaat kemudian, ia mendengar knop pintu terbuka, dan mendapati Asha berdiri disana.
"Ngapain lo disini?" tanya Asha.
Setelah sadar Ayka tidak ada, Asha pun mencari Ayka ke kamar mandi dan perpustakaan, tapi nihil. Dan kini, ia justru menemukan kekasihnya sedang berada di kamarnya dengan mata berkaca-kaca.
"Jangan mendekat!" Perintah Ayka sembari menunjuk Asha.
"Lo kenapa Ay, kaya ngliat setan aja. Lagian kok lo bisa masuk kamar gue sih, mau nyuri lo?" canda Asha
"Cukup, gue lagi serius. Jangan bercanda!"
"Lo kenapa sih Ay?"
Ayka pun kini menunjuk ke arah mading didinding kamar Asha, Asha pun seketika paham maksud kekasihnya itu.
"Akhirnya cepat atau lambat lo tau juga Ay,"
"Maksud lo?"
"Itu alasan kenapa gue ngga bisa nemuin orang tua gue?"
"Jangan bertele-tele Sha!"
Kini Asha berjalan menuju Ayka dan berjongkok di depan Ayka yang duduk gemetar di ranjang tidur. Asha memegang tangan Ayka lembut, kemudian membawanya ke pipi sebelah kanan dan kirinya.
Ayka rasanya sudah ingin kencing ditempat sangking gemetarnya. Bagaimana jika Asha memang makhluk jadi-jadian?
Dasar Ayka, kebanyakan nonton film horor sih."Apa pipi gue bisa lo rasain di tangan lo?" tanya Asha dan hanya diberi anggukan oleh Ayka.
"Kalo bisa, lo tau kan gue ini manusia bukan setan?"
Ayka diam
"Gue sebenernya memang masih hidup Ay, tapi orang tua gue membuat semuanya seolah-olah gue uda ngga ada,"
"Maksud lo?"
"Hidup gue terlalu rumit Ay, lo ngga akan paham." Asha melepaskan tangan Ayka, ia kini berdiri dan membelakangi Ayka.
Ayka masih diam, ia bingung dengan fakta yang ia ketahui secara dadakan ini.
Lenggang, Asha maupun Ayka kini sedang bergulat dengan fikirannya masing-masing.
_Ariskatiwi_
KAMU SEDANG MEMBACA
BIGASHA |-END-|
Teen FictionTerlanjur cinta itu bukan hal sepele. Apalagi, jika cinta terhalang perbedaan kasta, negara serta agama, apa yang akan terjadi? Berpisah atau bertahan? °°° Kalau penasaran sama ceritanya langsung baca aja. Jangan lupa intip biodata mereka di part p...