Adwis sedang sibuk mencuci mobilnya di depan rumah. Dan tiba-tiba, sebuah mobil memasuki gerbang depan dan langsung parkir tepat di belakang mobilnya.
Seorang laki-laki muncul dari balik kemudi, dan kini berjalan menuju Adwis yang berdiri di samping mobil dengan tangan yang masih penuh dengan busa sabun.
"Mau apel kembaran gue?"
"Lo ngga kaget tiba-tiba gue muncul?"
"Cewe lo udah curhat sampe mulutnya berbusa, gue jadi ngga bisa tidur sampe subuh. Puas lo?"
"Terus, dimana cewe gue?"
"Masih ngebo. Langsung aja ke kamarnya dan guyur pake air, semoga aja bangun!" jawab Adwis sembari tertawa.
Asha langsung berjalan menuju pintu rumah Ayka, tetapi niatnya ia urungkan dan kembali lagi menghampiri Adwis.
"Om sama bunda ada?"
"Ngga, kenapa emang?"
"Kalo om sama bunda ngga ada dan lo ngga ngasih tau gue dimana kamar Ayka, mana gue bisa tau kamar cewe gue dimana,"
"Oh iya, gue lupa." Adwis menepuk keningnya. Dan alhasil, busa-busa ditangannya pun ikut menempel disana.
"Cari pintu yang ada stiker doraemon di lantai dua, itu kamar cewe elo!"
Tanpa menunggu lama, Asha langsung bergegas masuk kerumah itu dan menuju lantai dua.
Jam dipergelangan tangan Asha sudah menunjukkan tepat pukul satu. Namun, saat Asha menggedor kamar itu, si pemilik kamar tidak menyaut sama sekali. Asha pun langsung masuk begitu saja, muak karena Ayka tida bergegas membukakan pintu.
Akan tetapi, saat Asha membuka pintu itu, ia mendapati sang kekasih masih tertidur pulas di ranjang yang sangat sesak dengan boneka hewan peliharaannya.
Asha geleng-geleng kepala, tidak menyangka bahwa Ayka memiliki boneka sebanyak ini. Mungkin, jumlahnya melebihi toko boneka di mall.
Bule itu langsung berjalan menuju ranjang tidur Ayka, dan duduk disamping Ayka yang masih tertidur pulas.
"Ay." Ucap Asha lirih sembari mengelus lembut pucuk kepala Ayka.
Karena merasakan belaian lembut di ramputnya yang mungkin sudah sangat kusut itu, Ayka pun mengerjapkan matanya, mengucek dengan kedua tangan.
"Katanya suruh jemput jam satu. Eh, malah masih molor,"
Ayka kemudian bagun dari posisi tidurnya, lalu duduk persis disamping Asha.
"Gue ngantuk, nanti malem aja ya jalannya?"
"Gue uda sampe sini Ay, masa batal sih?"
"Tapi gue masih ngantuk Sha,"
"Bangun terus mandi, ntar juga ilang ngantuknya!"
Bukannya mendengar ucapan Asha, Ayka kini justru memeluk Asha dari samping, memejamkan matanya kembali di dada bidang sang kekasih.
"Lo bau Ay, mandi sana!"
"Sebelum tidur gue uda pake farfum, jadi ngga mungkin bau," ucap Ayka sangat lirih.
"Lo ngga malu tampil acak-acakan gini di depan gue?"
"Malu dikit, tapi gue ngantuk,"
"Kalo malu ya mandi, terus dandan,"
"Sepuluh menit lagi,"
"Sekarang!"
"Lima menit Sha," pinta Ayka dengan suara serak yang tidak begitu terdengar jelas.
Asha pun mengiyakan saja. Sebenarnya ia tidak perduli Ayka akan tampil sedekil apa dihadapannya. Karena yang Asha rasakan, hanya cinta yang begitu besar untuk gadis di pelukannya itu.
***
Lima menit telah berlalu, Asha masih setia mendekap sang kekasih sembari memainkan rambut Ayka. Ia benar-benar rindu dengan gadis di pelukannya itu. Sungguh sangat rindu.
Asha ingin membangunkan Ayka lagi namun, ia tidak tega. Ayka terlihat begitu mengantuk dan lelah.
Akan tetapi, beberapa saat kemudian Ayka justru terbangun dengan sendirinya.
"Sha," panggil Ayka lirih.
"Em,"
Ayka melepas pelukan itu, mengucek matanya dengan kedua tangan, dan menguap lebar di depan Asha tidak tahu malu.
"Lo bener-bener ngga ada rasa canggung sedikitpun ke gue Ay?" tanya Asha penasaran.
"Sedikit, kenapa?"
"Lo ngga ada niatan jaga image di depan gue?"
"Ngga, buat apa?"
"Lo ngga takut gue ilfil sama tingkah lo?"
"Emang kalo lo ilfil, lo bakal putusin gue?"
"Kalo semisal iya?"
"Kalo mau ngajak putus jangan sekarang, pending dulu. Gue lagi bahagia nih!" ucap Ayka tanpa dosa.
"Bahagia kenapa?"
"Karena cowo gue yang ilang akhirnya pulang,"
"Emang uda gesrek otak lo Ay,"
"Gue serius kali,"
"Gue itu cuma pergi bentar, bukan ilang,"
"Sama aja,"
"Bedalah,"
"Terserah lo aja deh. Mending sekarang lo tunggu diluar, gue mau mandi!"
Asha hanya geleng-geleng kepala, menyadari betapa gilanya kekasihnya ini. Ia pun tidak mau ambil pusing, dan langsung menuruti perintah Ayka begitu saja. Malas berdebat.
"Jangan lama-lama!"
"Berisik deh Sha, udah sana ihh!" Usir Ayka sembari mengibas-ngibaskan tangannya.
Gadis itupun langsung beranjak dari tempat tidur, menutup pintu kamarnya dan langsung mandi.
Sedangkan Asha, lelaki itu langsung menghampiri Adwis yang masih mencuci mobilnya dan menceritakan kegilaan Ayka. Adwis hanya tertawa terbahak-bahak mendengar aduan Asha tentang kembarannya itu.
_Ariskatiwi_
KAMU SEDANG MEMBACA
BIGASHA |-END-|
Roman pour AdolescentsTerlanjur cinta itu bukan hal sepele. Apalagi, jika cinta terhalang perbedaan kasta, negara serta agama, apa yang akan terjadi? Berpisah atau bertahan? °°° Kalau penasaran sama ceritanya langsung baca aja. Jangan lupa intip biodata mereka di part p...