Setelah selesai mendengar ceramah dari bu Tita, Ayka keluar lebih dulu dari ruangan BP dan diikuti Asha yang mengekor di belakangnya.
Hukuman itu, membuat dirinya marah terhadap Asha. Seumur-umur, Ayka tidak pernah mendapat skors, tapi sebentar lagi ia akan merasakannya untuk yang pertama kali.
Ayka bergegas berjalan menuju kelasnya untuk mengambil tas, sedangkan Asha tasnya masih digendong. Lelaki itu belum sempat masuk kelas. Tetapi, Asha tetap mengekor Ayka, ia benar-benar merasa bersalah kali ini.
"Ay," ucap Asha.
Ayka hanya diam, tidak menoleh ataupun menjawabnya.
"Ayka,"
Masih diam.
"Sayang," rayu Asha.
Namun, Ayka masih tidak menggubrisnya.
"Beb,"
"Honey,"
Sumpah demi apa? Seorang Asha bisa semanis itu? Apa Ayka tidak salah dengar? Masa bodo. Gadis itu tetap acuh tidak berniat menyahut panggilan bule gila itu.
"Sorry sayang, please!" Kini Asha sudah berdiri tepat di depan Ayka.
"Minggir lo!"
"Sorry Ay, gue ngaku salah,"
"Bagus deh." Jawab Ayka singkat dan langsung melanjutkan perjalanannya menuju kelas, ia melewati Asha begitu saja.
"Ay,"
"Bisa diem ngga sih Sha, sakit nih kuping gue!"
"Sorry,"
Ayka tidak menjawab sama sekali, ia balik badan dan langsung berjalan begitu saja. Asha masih setia mengekor di belakangnya.
"Mau apa lo?"
"Anter lo ke kelas lah,"
"Lo tunggu di mobil aja, gue males digosipin sama lo mulu!" bentak Ayka.
"Nanti lo kabur lagi,"
"Gue masih waras kali, mana sudi gue kabur jalan kaki. Lagian lo harus tanggung jawab,"
Setelah itu Ayka langsung melangkah gontai menuju kelasnya, Asha pun mengalah, dan kini ia berjalan menuju parkiran. Asha tahu, gadis nya itu sedang benar-benar emosi kepadanya.
Sesampainya di kelas, Ayka langsung menuju tempat duduknya dan mengambil tas. Untung saja guru jam pertama hari ini belum masuk, jika sudah, Ayka bisa mati kutu diintrogasi.
"Gue cabut dulu Vel." Ucap Ayka sembari mengambil tasnya.
"Mau kemana lo Ay?"
"Gue di skors,"
"Apa?" Kini mata Vely sudah benar-benar melotot.
"Syuttt ... Jangan kenceng-kenceng!"
"Kenapa lo bisa sampe di skors?"
"Lo tanya sama Gavin atau Revan aja Vel, mereka tau kok! Sorry, gue harus buru-buru." Kini Ayka langsung keluar menuju luar kelas, ia takut jika gurunya datang pasti masalahnya semakin panjang, belum lagi jika ditanya apa alasannya. Pasti, semua murid kelasnya akan langsung menjadikan Ayka trainding topik minggu ini.
Vely langsung menuju tempat duduk Gavin, akhirnya Gavin menjelaskan semuanya dan Vely tidak habis fikir dengan kejadian itu.
"Ayka mau kemana Vel, kok bawa tas?' tanya ketua kelasnya.
"Pulang lah, lo kira ke kamar mandi harus bawa tas segala?'
"Alasannya kenapa, gue selaku ketua kelas harus tau dong?"
"Kucingnya nglairin, puas lo!" bentak Vely.
"Lo itu ditanya baik-baik malah nyolot,"
"Lagian lo kepo banget, kalo guru aja uda ngijinin, berarti Ayka pulang karena hal penting,'
Seketika ketua kelasnya langsung diam, jika Vely sudah ketus seperti itu, tidak ada murid lain yang mau mengajaknya bicara. Karena sudah pasti, mereka akan kena semprotan pedas dari Vely.
Kini ketua kelasnya berganti menanyakan Asha yang tidak masuk pada Gavin, dan mulut licin Gavin selalu pintar mengelak dalam kondisi apapun.
"Lo lupa kalo dia rajanya bolos, lagian gue sama Revan istirahat pertama juga mau cabut,"
Setelah kata-kata itu keluar dari mulut Gavin, si ketua kelas langsung diam. Sungguh malang sekali nasibnya jadi ketua kelas di kelas yang memiliki murid dengan mulut begitu pedas, rasa-rasanya ia selalu salah dimata mereka. Tidak pernah benar walau sedikitpun.
_Ariskatiwi_
KAMU SEDANG MEMBACA
BIGASHA |-END-|
Fiksi RemajaTerlanjur cinta itu bukan hal sepele. Apalagi, jika cinta terhalang perbedaan kasta, negara serta agama, apa yang akan terjadi? Berpisah atau bertahan? °°° Kalau penasaran sama ceritanya langsung baca aja. Jangan lupa intip biodata mereka di part p...