Acara hari ke dua tidak kalah meriah dibandingkan kemarin. Hari ini akan diisi dengan bersenang-senang bersama. Para guru akan membawakan lagu untuk para murid, dan band sekolah pun juga ikut berpartisipasi.
Selain itu, para murid yang memiliki bakat stand up commedy, menyanyi atau mungkin dance, dibebaskan untuk menampilkan bakat mereka.
Setelah beberapa murid tampil dan beberapa guru pun juga sudah mempersembahkan bakat terpendam mereka. Kini, band sekolah lah yang mendapat giliran untuk menghibur hampir dua ribu siswa dan siswi sekolah itu.
Kali ini, band sekolah akan menyumbangkan tiga lagu secara berturut-turut. Meskipun mereka tidak sempat berlatih, tapi mereka terlihat sangat optimis dan kompak.
"Lo baik-baik aja kan Ay?" tanya Adnan, dan hanya dijawab dengan senyuman serta anggukan oleh Ayka.
Mereka kini sudah berada di atas panggung. Ayka mulai mengalunkan lagu pertamanya. "Cinta Karena Cinta" milik Judika.
Meskipun semua murid tidak suka dengan gadis itu namun, jika Ayka sudah berada di atas panggung, semua murid akan terfokus kepadanya. Karena apa? Karena suara Ayka benar-benar dapat menghipnotis siapa saja yang mendengarnya.
Teriakan demi teriakan terlontar begitu saja, mereka memuji betapa merdunya suara kekasih Asha tersebut.
"Pantesan Asha klepek-klepek, kalo tuh anak masih jomblo juga langsung gue pacarin," ucap salah satu murid laki-laki.
"Ngga nyangka gue, bagus juga suara tuh anak,"
"Ternyata suaranya keren,"
"Gila, selain smart, pinter nyanyi juga,"
Itu lah kurang lebih komentar-komentar dari para murid. Karena semenjak Ayka bergabung dengan band tersebut, ia belum pernah tampil di sekolahnya sendiri. Ayka hanya pernah tampil sekali, saat mengikuti lomba di alun-alun kota.
Lagu pertama akhirnya selesai, kini lanjut untuk lagu kedua. Sebuah lagu lawas berjudul "Percayalah" milik band Last Child terdengar sangat merdu. Nathan pun sebagai drumer kini semangat empat lima mengiringi Ayka bernyanyi.
Semuanya berjalan lancar sampai pada lagu ketiga. Namun, di lagu ketiga ini sebuah insiden terjadi dan membuat semua orang panik bukan main.
"Dan kau hadir,"
"Merubah segalanya,"
"Menjadi lebih indah,"
"Kau bawa cintaku,"
"Setinggi angkasa,"
"Membuat ku merasa sempurna,"
"Dan membuatku utuh,"
"Tuk menjalani hidup,"
"Berdua denganmu selama-lamanya,"
"Kaulah yang ter ..."
Brukkk
Ayka tidak sempat menyelesaikan lagu milik Adera yang berjudul "Lebih Indah" tersebut. Ia kini jatuh tersungkur ke lantai. Ferro yang tepat berada disampingnya, dengan sigap mengangkat sebagian tubuh Ayka dan memangkunya.
Adnan pun tidak kalah panik, ia kemudian menghampiri Ayka dan menggendongnya menuju tenda darurat panitia. Semua penonton terkejut, bahkan para guru langsung berlarian menuju tenda darurat.
Setibanya disana, Adnan langsung membaringkan Ayka. Para PMR yang bertugas pun dengan cekatan membantu memijat kaki gadis itu dan memberi minyak di sekitar hidung Ayka agar segera sadar.
Adwis yang baru saja kembali dari kamar mandi langsung bertanya kepada salah satu murid mengenai apa yang terjadi di tenda darurat.
"Ada apa tuh rame-rame, bagi sembako?"
"Pacar bule pingsan,"
"Hah, maksud lo Ayka?"
"Iyalah, siapa lagi?"
Adwis yang mengetahui hal itu, langsung berlarian memecah kerumunan sembari berteriak menyuruh minggir siapa saja yang menghalangi langkahnya.
Memang di sekolah ini tidak hanya ada satu bule. Namun, bule popular di sekolah ini adalah Asha, jadi tidak heran bahwa semua tahu bahwa Ayka adalah kekasih Asha. Jelas-jelas, hubungan mereka selalu menjadi tranding topik di sekolah itu.
***
"Ay bangun!" Adwis menepuk-nepuk pelan pipi Ayka.
Tidak ada respon sama sekali, Ayka masih memejamkan matanya. Para PMR kini memijat tangan dan kaki Ayka, mereka juga terlihat sangat panik.
Sepersekian detik kemudian, gadis itu tersadar. Dengan lemas, ia berusaha membuka matanya, berucap lirih memanggil nama kembarannya yang berada di samping wajahnya saat ini.
"Ko,"
"Iya Ay, ini gue,"
Semua orang bingung melihat adegan itu. Adwis dan Ayka tidak pernah dikabarkan dekat selama ini. Dan sekarang,
mereka berdua terlihat sangat akrab."Pak boleh saya ijin membawanya pulang saja, sudah tiga hari ini Ayka sakit pak. Tapi, ia justru ngotot ingin ikut acara ini, takut jika nilainya akan dipotong," ucap Adwis panjang lebar. Kebetulan sang Kepala Sekolah sedang berdiri disampingnya.
"Bagaimana kamu bisa tahu dia sudah sakit selama tiga hari, kamu pacarnya?" Tanya bu Tita yang kini berdiri di samping kepsek.
Tanpa ditutup-tutupi lagi, Adwis pun menjawab pertanyaan bu Tita dengan mantap. Dan fakta itu, membuat para murid yang mendengarnya lagi-lagi menggosipkan Ayka.
"Dia sodara kembar saya bu,"
Ayka hanya pasrah, ia juga sudah tidak ingin menyembunyikan fakta ini terlalu lama. Lagian, apa salahnya jika mereka semua tahu? Tidak akan merugikan siapa pun, bukan?
"Apa kamu mengada-mengada?" Sergah bu Tita. Karena ia tidak ingin dibohongi muridnya, bu Tita selalu menggali fakta sebelum membuat keputusan.
Pak Kepala Sekolah belum menjawab permintaan Adwis, beliau juga harus memastikan kebenarannya sebelum mengambil tindakan. Karena beliau tidak ingin murid yang lainnya bersandiwara sakit atau semacamnya agar diperbolehkan untuk pulang.
"Ibu bisa cek di berkas saya di sekolah ini, dan disana pasti ada nama saya dan Ayka," Adwis menjeda kalimatnya "Adwis Zainko Athalan dan Ayka Zaina Athalan, coba cek KK saya bu!"
Semua murid terlihat heboh. Bagaimana mungkin mereka tidak menyadari nama itu? Bukankah di mading pengumuman juara umum kemarin nama mereka berada tepat atas dan bawah?
Akhirnya pak Kepala Sekolah pun memperbolehkan Ayka untuk pulang lebih dulu, dan menyuruh Adwis menghantar nya. Namun, setelah itu Adwis harus kembali ke sekolah untuk melanjutkan mengikuti acara ini sampai selesai.
Adnan masih tidak percaya dengan fakta ini. Bagaimana mungkin ia tidak menyadari sejak dulu?
"Gue baru inget Nan, bokap Ayka waktu itu mirip banget sama Adwis," ucap Nathan.
"Setelah gue fikir-fikir emang mirip sih Tan, tapi gue ngga mikir sampai ke situ,"
Disisi lain, Vely pun sangat sedih karena tidak bisa menghantar Ayka pulang. Ia sibuk karena sebentar lagi makan siang, dan ia sebagai panitia acara ini harus selalu siaga dua puluh empat jam melayani kebutuhan murid lainnya.
Kini Vely dan Adwis membantu menuntun Ayka menuju mobil. Sedangkan Gavin dan Revan, mereka mendapat bagian membawakan barang-barang Ayka.
"Sorry ya Ay gue ngga bisa anter lo sampe rumah,"
"No problem Vel, thanks uda bantuin gue. Van, Vin, thanks ya,"
"Slow aja Ay, kaya sama siapa aja,"
Setelah itu, Adwis langsung mengemudikan mobilnya meninggalkan area sekolah. Ia juga menyuruh Ayka untuk tidur, karena mungkin jalanan macet dan menuju rumah mereka akan memakan waktu yang cukup lama.
_Ariskatiwi_
KAMU SEDANG MEMBACA
BIGASHA |-END-|
Teen FictionTerlanjur cinta itu bukan hal sepele. Apalagi, jika cinta terhalang perbedaan kasta, negara serta agama, apa yang akan terjadi? Berpisah atau bertahan? °°° Kalau penasaran sama ceritanya langsung baca aja. Jangan lupa intip biodata mereka di part p...