71. Pasangan Absurd di Muka Bumi

272 44 39
                                    

Mobil itu berhenti tepat di depan apartemen mewah dua puluh lantai. Asha langsung menyuruh Ayka untuk turun dan menggandengnya menuju pintu masuk.

Ayka sempat ingin menolak, ia sudah berfikiran yang tidak-tidak. Bagaimana mungkin Asha mengajaknya malam-malam seperti ini ke apartemen? Apa yang akan dilakukan bule itu? Apa Asha sudah kehilangan akal sehatnya. Entahlah, demi doraemon yang sebenarnya musang atau kucing, Ayka benar-benar tidak tahu.

"Ngapain lo ngajakin gue masuk apartemen malem-malem gini?"

"Lo jangan negatif thinking dulu bisa kan?" Asha menjeda kalimatnya, "Gue cuma mau ngajak lo ke rooftop kok, lagian mana mungkin gue tega macem-macem sama lo, Ay."

Wajah Ayka terlihat sangat malu. Bahkan, ia sudah salting karena ucapan Asha barusan.

"Kita ngga bisa masuk gitu aja tanpa kartu tanda pengenal Sha?"

"Lo ngga usah khawatir. Om gue tadi sempet jemput gue ke bandara, dan dia minjemin ini buat gue. Katanya, nonton kembang api dari atas gedung lebih menarik,"

Ayka menyunggingkan bibirnya, tercetak sebuah senyum disana. Begitu juga dengan Asha, rasa lelahnya sudah hilang sejak melihat wajah cantik kekasihnya itu. Senyum yang jarang ia tampakkan kini terlihat sangat jelas di bibirnya. Ayka sangat senang melihat senyum itu, karena jarang-jarang seorang Asha terlihat seperti ini.

Kini mereka berdua sudah berada di dalam lift menuju lantai paling atas.

Hening, Asha maupun Ayka masih bergulat dengan fikirannya masing-masing, hingga Asha lah yang memberanikan diri untuk menepis kecanggungan itu.

"Lo ngga kangen sama gue Ay?"

"Kangen lah,"

"Kenapa lo dari tadi belum meluk gue?"

"Kan lo uda meluk gue tadi,"

"Tapi lo ngga balas pelukan gue,"

"Pengen banget ya gue peluk?" ejek Ayka sembari menampakkan senyum meledeknya.

"Ya pengen lah," jawab Asha spontan.

"Tapi gue ngga punya niat sedikitpun buat peluk lo," lagi-lagi Ayka tersenyum meledek.

Asha berdecak sebal, ia benar-benar tidak tahu bagaimana isi otak kaum Hawa. Sebegitu rumitnya untuk ditebak.

Asha hanya diam, pasrah dengan keadaan. Akan tetapi, sepersekian detik kemudian, dengan sangat tiba-tiba Ayka memeluknya begitu erat.

"Lo ngga selingkuh di belakang gue kan Sha?" tanya Ayka yang kini berada di pelukan Asha.

"Gue akui cewe disana emang cantik-cantik Ay, tapi-" belum sempat Asha menyelesaikan ucapannya, Ayka langsung melepas pelukan itu dengan kasar.

"Tapi apa, hah?"

"Makanya kalo orang lagi ngomong itu dengerin dulu, main potong aja!"

Wajah Ayka berubah 360° menjadi tertekuk. Sedangkan Asha, ia justru tersenyum melihat tampang itu. Menurutnya, wajah Ayka yang sedang marah akan terlihat sangat lucu dan menggemaskan.

"Lo ngga usah marah gitu kali Ay!" Asha diam sesaat "Hati gue cuma buat lo kok,"

"Gombal,"

"Seriusan Ay, gue ngga suka cewe yang cantik kok,"

"Jadi maksud lo gue jelek?"

"Salah lagi, apes banget gue," gerutu Asha lirih.

"Ngomong apa lo barusan?"

"Lo cantik kok Ay, suer." Kali ini Asha mengangkat jari tengah dan telunjukknya, membentuk huruf V.

"Bohong,"

"Kalo gue ngga serius sama lo, mungkin sekarang gue ngga di sini Ay," ucap Asha dengan serius.

"Jadi lo bakal balik ke sana dan ninggalin gue lagi?"

"Ay,"

"Apa lagi Sha, apa alasan lo kali ini, hah?"

Ayka kembali marah pada Asha, mood-nya memang sangat labil. Terkadang bagus namun, seketika bisa langsung berubah drastis. Seperti saat ini contohnya.

Akan tetapi, seorang Asha akan selalu sabar menghadapinya. Bagaimanapun, meski Asha adalah seorang badboy yang sangat kejam, ia bisa berubah menjadi lemah jika sudah menyangkut Ayka. Apalagi gadis itu adalah dambaan hatinya. Sungguh, para serangga pun akan tertawa melihat tingginya kadar bucyin itu.

Lift pun sudah berhenti di lantai paling atas sejak tadi. Bahkan, mereka berdua juga sudah keluar dari sana dan menaiki tangga menuju rooftop.

Setibanya disana, Ayka berdiri di tengah-tengah pelataran itu, menatap lekat Asha yang terlihat begitu prustasi.

"Sini lo!" pinta Ayka, dan Asha pun menurut.

Tiba-tiba saja, Ayka memeluknya. Lelaki itu masih belum bisa menebak maksud sang kekasih, ia masih diam tidak bergeming.

"Akting gue bagus kan?"

"Hah?"

"Takut banget gue marah ya?" Ucap Ayka sembari melepas pelukan singkat itu.

"Gue hampir prustasi Ay,"

"Sayang banget sama gue ya?"

"Bahkan rasa sayang lo ke gue ngga ada apa-apanya,"

"Segitu cintanya lo sama gue?"

"Iya lah,"

"Takut ngga kalo gue tiba-tiba ninggalin lo?"

"Menurut lo?"

"Berarti banget ngga sih gue buat lo?"

"Kalo uda tau jawabannya, kenapa harus nanya sih?"

"Pengen mastiin aja, ngga boleh?"

"Huh." Asha kembali menghembuskan nafasnya kasar.

Ayka tersenyum begitu lebar, saat mendapati wajah Asha yang terlihat sangat kesal. Namun, tanpa aba-aba, Asha langsung memeluknya dengan erat.

"Jangan pernah raguin gue sedikit pun Ay!"

"Tergantung,"

"Ini perintah, bukan pilihan,"

"Tetep aja, tergantung."

"Gue ngga nerima penolakan,"

Ayka membalas pelukan itu tanpa sepatah kata apapun. Ia sudah tidak tahu lagi, kata-kata apa yang harus ia ucapkan. Rasanya, semua kalimat sudah terlontar dari mulutnya.

Ayka lega saat ini Asha kembali kepadanya, kembali dalam kehidupannya. Bahkan, mereka tidak sadar bahwa saat ini sudah menunjukan pukul, 00.00.

Langit kota berubah menjadi warna-warni, suara letusan kembang api terdengar memekakan telinga. Dan kini, Ayka melihat takjub ratusan kembang api yang menghias langit gelap itu dari ketinggian tempatnya berdiri.

Asha memeluk Ayka dari belakang, senyum lelaki itu tidak menghilang sejak tadi. Mungkin, ini adalah moment terbahagia yang pernah Asha rasakan dalam hidupnya. Berdiri di tempat yang sama dengan sang pujaan hati dengan rasa cinta yang begitu besar.






Hay, hay, hay .... Seru ngga? Seru kan? Kalo iya, jangan lupa buat terus ikutin part demi part cerita ini ya!

Semoga cerita ini bisa menghibur kalian. 😁😍

Jangan lupa tekan tombol bintangnya karena vote itu gratis.
Sekalian Author tunggu krisan dari kalian semua. 😘🤩😍

Salam hangat dari Tiwi selalu untuk readers tercinta.

Love you.
💙❤️

BIGASHA |-END-|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang