Pagi ini Asha sudah berada tepat di halaman rumah bergaya Eropa itu , ia langsung masuk begitu saja dan berjalan menuju sosok yang tengah sibuk mencuci mobilnya. Tanpa basa basi, Asha langsung mendaratkan sebuah pukulan tepat di pipi sebelah kanan lelaki itu.
Bukkkkk
"What?" teriak lelaki itu sembari menyeimbangkan badannya yang terhuyung ke belakang.
"Ada masalah apa lo sama gue? kalo emang lo ngga suka sama gue mending ngomong, ngga gini caranya!" Asha balas teriak.
"Maksud lo apa?"
"Ngga usah pura-pura bego deh lo!" Bentak Asha.
"Lo ini siapa sih, dateng-dateng main tonjok aja, lo kira gue samsak?" tanya lelaki itu.
"Banyak bacot lo,"
Bukkkkk
Satu pukulan lagi mendarat tepat di bibir lelaki itu. Ia tidak sempat menghindar, dan tubuhnya sudah tersungkur dilantai.
Kini Asha sudah akan melayangkan pukulan ketiganya namun, suara seorang gadis yang amat ia kenali terdengar begitu nyaring.
"Lo apa-apaan sih Sha, main tonjok anak orang aja?" teriak gadis itu.
"Lo tanya tuh sama kembaran lo, dia udah apain Laura semalem!"
"Maksud lo apa?" tanya Ayka.
Belum sempat Asha menjawab pertanyaan Ayka, seorang laki-laki keluar dari balik pintu dengan tampilan acak-acakan karena baru bangun tidur.
"Kak Azka." Lelaki itu berlari menuju sang kakak yang kini wajahnya sudah lebam karena dua kali dijadikan samsak oleh Asha.
"Azka?" tanya Asha.
"Lo emang uda gila Sha, otot sama emosi aja yang lo gede-gedein, tapi otak lo nol besar!" teriak Ayka.
Tanpa menghiraukan ucapan Ayka, kini Asha sudah menghampiri Adwis yang baru saja membatu Azka untuk berdiri, dan ...
Bukkkkk
Satu pukulan mendarat di bibir Adwis hingga darah segar bercucuran disana. Ayka menutup mulutnya dengan kedua tangan, ia benar-benar tidak menyangka Asha berbuat seperti itu pada kembaran dan juga kakaknya. Ya, Azka kebetulan pulang dari Amerika karena mendapat kabar bahwa adiknya sakit hingga dirawat, dan kebetulan juga ia sedang cuti kuliah.
"Lo itu gila atau kesurupan sih Sha, ngga ada angin ngga ada hujan tiba-tiba mukulin Adwis sama kakak gue?" Kini Ayka sudah menangis sembari memandangi Asha.
Asha pun berniat akan melayangkan satu pukulan lagi pada Adwis namun, niatnya ia urungkan karena melihat Ayka yang menangis lemas di dekat pintu.
"Kembaran lo uda nidurin Laura semalem, lo tanya sendiri motifnya apa?"
Sebelum Ayka menyanggah, Asha sudah berjalan keluar dari halaman itu dan langsung masuk ke dalam mobilnya. Adwis masih belum tahu permasalahanya apa, ia justru bingung kenapa Asha tiba-tiba berbicara seperti itu.
Ayka pun langsung menuntun dua lelaki itu kedalam, lalu mengobati luka lebamnya.
"Lo utang penjelasan sama gue Ko!"
"Gue ngga tau apa maksud Asha barusan Ay," jawab Adwis.
"Apa bener lo tidur sama Laura?"
"Lo kenal gue bukan sebulan dua bulan Ay, bahkan kita kenal dari masih dalam kandungan. Lo tau kan gue ngga pernah main cewe, lo juga tau nomer cewe di hp gue cuma ada nomer lo sama bunda,"
"Terus kenapa tuh cowo tiba-tiba semarah itu, dan apa lo kenal sama cewe yang bernama Laura?" tanya Azka.
"Gue juga ngga tau kak, tapi kalo sama Laura gue emang kenal,"
"Kenal darimana?" tanya Ayka.
"Jadi Laura itu anak murid gue, gue ngajar di kelas bimbelnya,"
"Kayaknya ini salah paham deh, emang kemaren-kemaren lo pernah ngapain Laura?"
Akhirnya Adwis pun menceritakan semuanya pada Ayka dan Azka. Bahwasanya kemarin ia memberi tumpangan pada Laura, karena sampai malam ia belum dijemput dan tempat bimbelnya juga sudah sepi. Tinggal ada Adwis bersama seorang guru yang biasa mengajaknya main catur hingga larut malamlah yang belum pulang. Dan akhirnya, Laura pun bersedia menumpang mobil Adwis.
Akan tetapi, gadis itu meminta turun di minimarket depan komplek yang buka dua puluh empat jam itu dengan alasan akan membeli sesuatu terlebih dahulu. Adwis pun tanpa berfikir panjang mengiyakan permintaan Laura.
"Lo bego atau gimana sih Ko, masa lo nurunin cewe dipinggir jalan gitu aja?" sergah Ayka.
"Dia yang minta, gue bisa apa?" jawab Adwis dengan santainya.
"Terus abis itu lo liat Laura kemana?"
"Mana gue tau, gue langsung pulang aja. Dia bilang gue ngga perlu nunggu, katanya rumahnya deket dari sana, dan gue juga gatau kalo dia sodara Asha," jelas Adwis.
"Gue kira adek gue ini genius, tapi ternyata memalukan," cibir Azka.
"Maksud lo?" teriak Adwis yang tidak terima.
"Lo pikir aja sendiri!"
Kini Azka sudah berjalan menuju kamarnya, dan Ayka pun hanya diam ditempat tanpa bicara. Ia bingung harus bagaimana, ia percaya pada Adwis sepenuhnya. Tetapi, ia juga khawatir dengan kondisi Laura. Bagaimana tidak? Gadis itu baru berumur lima belas tahun dan sudah mengalami masalah seperti ini.
Jangan lupa tulis krisan di kolom komentar ya, tekan tombol bintangnya juga.
Karena vote itu geratis.
😁🤭Salam hangat selalu untuk readers tercinta. 😘🤗
From Tiwi
Pacar Chanyeol yang hobby dengerin semua lagu Ed Sheeran dan One Direction. 😁😂
KAMU SEDANG MEMBACA
BIGASHA |-END-|
Fiksi RemajaTerlanjur cinta itu bukan hal sepele. Apalagi, jika cinta terhalang perbedaan kasta, negara serta agama, apa yang akan terjadi? Berpisah atau bertahan? °°° Kalau penasaran sama ceritanya langsung baca aja. Jangan lupa intip biodata mereka di part p...