26 | Praktek Renang

333 42 1
                                    

Sebelum baca, jangan lupa untuk kasih vote ya! Lalu tinggalkan komen. Udah gratis, dapat pahala pula karena bikin orang seneng >_< oke, ya? >_<

Happy reading ✨
-----------------------------

26. Praktek Renang

"Selamat pagi, anak-anak!" sapa Pak Eko ketika memasuki ruang kelas X MIPA 2. Membuat semua murid segera duduknya di kursi masing-masing.

"Pagi, Pak!" balas para murid serentak.

"Bukannya hari ini nggak ada jam Bapak ya, Pak?" tanya Jali. Dan diangguki oleh beberapa murid.

"Iya. Dengarkan dulu. Bapak ke sini mau ngasih informasi. Minggu depan, sekolah akan mengadakan praktek renang untuk kelas 10."

Murid-murid langsung berseru bahagia, wajah yang berekspresi bermacam-macam itu berubah menjadi satu ekspresi, bahagia. Kecuali dengan Ray, cowok itu malah terlihat kaget.

"Ini bukan sekedar praktek ya. Ini akan dijadikan lomba juga, tapi hanya untuk anak laki-laki."

"Izin bertanya, Pak. Maksudnya, renang ini tidak wajib untuk anak perempuan, Pak?" Vio bertanya yang sebelumnya mengacungkan tangannya.

"Wajib. Cuma, ini tidak dilombakan untuk anak perempuan. Untuk anak laki-laki, kalian nanti akan dilombakan. Dan yang menang akan dilombakan lagi sampai ditemukan pemenangnya. Setelah itu, dia akan mendapatkan bimbingan dari atlet nasional beberapa bulan. Karena lomba ini akan terus berlanjut ke tingkat yang lebih tinggi jika kalian mampu mempertahankan. Dan kalian juga akan mendapat arahan dari atlet renang. Dia akan datang ke sekolah kita besok. Sudah paham?"

Ryan mengacungkan tangannya, "Kalo pas hari H tidak bisa ikut, misal karena ada keperluan, itu gimana, Pak?"

"Kalo tidak bisa pas hari H, maka anak itu akan mengikuti praktek di lain hari. Jadi, tidak ada alasan kalian tidak ikut. Bisa dimengerti semuanya? Kalo bisa Bapak permisi dulu." Setelah selesai berbicara, Pak Eko berlenggang pergi keluar. Membuat murid-murid memasang wajah bahagia.  Beberapa dari mereka segera kembali melakukan aktivitas yang sempat terjeda tadi.

"Lu bisa renang, Yan?" tanya Galang seraya menatap Ryan yang masih sibuk dengan bukunya, padahal tidak ada guru ataupun tugas. Dia memang seperti itu, terlalu rajin.

"Bisa."

Galang manyun, lalu mengalihkan pandangannya pada Ray. "Lu bisa, Ray?" tanyanya.

Ray yang ditanya itu berekspresi kaget. Tapi detik berikutnya, jadi tenang kembali. "Lumayan."

Jawaban yang membuat Galang lagi-lagi memanyunkan bibirnya.


Ryan memandang Galang dengan mata yang memicing. "Lo nggak bisa renang ya?" Setelahnya, dia terkekeh.

"Bisa, gua bisa. Cuma lumayan rada nggak bisa. Udah lama gua nggak renang," jawab Galang, sedikit menahan rasa malu.

Ryan tetap dengan tawanya. Sedangkan Ray, cowok itu sekarang sedang melamun.

"Gimana kalo kita hari ini latihan? Mumpung gue nggak ada les," usul Ryan.

Senyum Galang mengembang. "Boleh, boleh. Di mana tapi?"

Ethereal [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang