49 | Akan Tetap Berjuang

274 25 6
                                    

Sebelum baca, jangan lupa untuk kasih vote ya! Lalu tinggalkan komen. Udah gratis, dapat pahala pula karena bikin orang seneng >_< oke, ya? >_<

Happy reading ✨
----------------------------

49. Akan Tetap Berjuang

"Ryan kalah?"

"Padahal kedua temen sekelasnya menang."

Ucapan dua anak tadi terngiang-ngiang di kepala Ryan. Membuat dia kesal dan juga menyesal. Tidak henti-hentinya dia menggerutu di dalam hatinya. Dia kalah. Dia benci itu.
---
"Gue nggak bisa nerima lo. Maaf ya."

"Selain karena gue nggak suka lo. Kepercayaan kita beda, Ryan. Kalo pun suatu saat gue bisa suka sama lo, tapi tetep aja perbedaan kita nggak bakal bisa sama."

"Nggak, Ryan. Jangan. Gue nggak mau bikin lo ngekhianatin Tuhan lo," ucap Karen, "maaf ya. Semoga lain kali lo bisa jatuh cinta sama orang yang sama dengan lo."

"Maaf. Semoga lo ngerti ya, Yan. Gue beneran nggak punya perasaan sama lo."

Semua ucapan Karen yang menolak dirinya memutar-mutar di kepala Ryan dari tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua ucapan Karen yang menolak dirinya memutar-mutar di kepala Ryan dari tadi. Membuat dia mengerjakan soal dengan tidak tenang. Semua materi yang sudah dia pelajari di kepalanya terasa bubar. Soal yang terlihat gampang untuknya, tiba-tiba menjadi sulit.

Dia melirik jam di atas sana, sebentar lagi waktunya habis. Sialan! Dia baru mengerjakan beberapa soal saja. Gadis itu berhasil membuat dia menjadi tidak tenang. Dia lalu dengan buru-buru mengerjakan soal sebisa mungkin.
---
Ryan memukul-mukul tembok dengan tangannya lumayan keras. Menyisakan warna biru di tangannya. Dia sekarang berada di kamar mandi. Dia tidak bisa pergi ke kantin ataupun tempat lainnya. Kekalahan ini terlalu membuat dia malu. Apa lagi mendengar cibiran dua anak cewek tadi ketika dia berjalan hendak ke kantin. Setelah mendengar itu, dia mengurungkan niatnya untuk pergi ke kantin. Dia lebih memilih berdiam diri di kamar mandi.

"Yan, lu ngapain? Buruan. Lama amat."

Mendengar suara Galang dari balik pintu, Ryan terkesiap. Dia hampir melupakan Galang. Entah berapa lama sahabatnya menunggunya di luar.

"Buruan. Lu lagi BAB atau lagi apa? Lama banget. Kaki gua pegel," rengek Galang lagi. Membuat Ryan segera merapikan bajunya, dan membuka pintu.

"Lama banget. Habis ngapain sih lu? Lu lupa kalo lu harus ke ruangan Pak Aris?" tanya Galang.

Ryan tak menjawab. Dia berjalan terlebih dahulu meninggalkan Galang yang tanpa dia tahu sedang menatap tangannya yang berwarna biru. Melihatnya, membuat Galang bingung. Apa terjadi sesuatu dengan Ryan?

Ethereal [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang