81 | Sebenernya Kita Ini Apa?

191 31 9
                                    

Sebelum baca, jangan lupa untuk kasih vote ya! Lalu tinggalkan komen. Udah gratis, dapat pahala pula karena bikin orang seneng >_< oke, ya? >_<

Happy reading ✨
---------------------------------

81. Sebenernya Kita Ini Apa?

"Tempatnya jauh, Ren?" Amanda melirik sekilas ke arah Karen di sela-sela sedang memakai liptint berwarna merah mudanya.

"Lumayan."

"Kita pergi naik apa?" Satriya yang sedang sibuk memakai sepatu pun ikut bertanya. Bernada ketus.

"Gojek?" tanya Amanda.

"Patungan?" Satriya kembali bertanya.

"Lo yang bayar."

Satriya langsung saja menatap horor Amanda. Tangannya mengepal sampai otot tangannya terlihat. Langsung membuat Amanda terkekeh.

"Becanda kali, Sat. Kali ini gue yang bayar deh."

Karen yang semula sibuk merapikan kasur pun sekarang bangkit, menatap kedua sahabatnya bergantian. "Udah siap? Yuk. Katanya mobilnya udah ada di depan kompleks."

"Yuk." Amanda menyahut. Sedangkan Satriya hanya diam dengan wajah betenya.

Mereka kini berjalan turun ke bawah, dengan Karen yang memimpin di depan.

"Irfan itu yang waktu itu 'kan, Ren? Yang pernah lo kenalin ke kita."

Karen hanya berdeham, mengiyakan ucapan Amanda. Rencananya, mereka hari ini akan main ke warung Irfan. Sekalian Karen ingin meminta maaf atas pertemuan terakhir mereka yang kurang mengenakkan. Setelah hari itu, mereka juga jadi lumayan jauh. Jadi canggung. Jarang berkirim pesan.

"Enak nggak makanannya? Kalo nggak, nggak usah deh. Males gue. Mending makan di restoran Tante Lestari."

Karen menatap wajah masam Satriya semenjak beberapa jam yang lalu. Entah kenapa. Dugaannya sih sahabatnya itu kesal karena belum lama, adu cekcok bersama Amanda karena rebutan kamar mandi. Dia hapal, Satriya jika marah memang awet. Walau sudah tidak marah, tetap saja masih bersikap ketus.

"Apa sih lo, Sat? Ngeselin sumpah! Ngalah dikit doang aja nggak bisa! Lagian 'kan gue udah minta maaf. Ngambekan banget sih lo!" Amanda mencak-mencak. Melihat tingkah dan gaya bicara Satriya yang masih kesal itu membuatnya kesal.

"Apa sih? Siapa yang marah?" Satriya membalas.

"Lo!"

"Nggak!"

"Gue tahu lo masih marah!"

"Marah kenapa, hah?! Sok tahu lo!"

"Karena rebutan kamar mandi sama gue! Gue tahu lo masih marah!"

"Nggak! Sok tahu banget sih lo!"

"Tuh 'kan ngomong aja ngegas!"

Karen berdecak. Aish, pagi-pagi begini telinganya sudah mendengar banyak cekcokan. "Udah! Udah! Masalah sepele loh ini!"

Ethereal [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang