17 | Cowok Jangkung

357 42 5
                                    

Sebelum baca, jangan lupa untuk kasih vote ya! Lalu tinggalkan komen. Udah gratis, dapat pahala pula karena bikin orang seneng >_< oke, ya? >_<

Happy reading✨
-----------------------------

17. Cowok Jangkung

Karen melepaskan tangan Irfan kasar ketika sudah berada di koridor kelas. Emosinya kian menambah sebab tingkah Irfan. "Lo apaan sih, Fan?!" protesnya. Padahal dia hendak menolak permintaan Ray tadi. Selagi kesal karena Ray yang semakin semena-mena memanfaatkan keadaan, bagaimana dia membayar semua makanan itu? Hanya memakai uang jajannya pasti tidak akan cukup.

"Nggak papa, Ren. Kita patungan aja. Jangan cari masalah sama Ray, ya." Suara Irfan terdengar begitu dalam. Dia tidak mau melihat teman barunya ini terkena masalah lagi. Karena dia tahu, Ray itu orang seperti apa.

Karen merotasikan bola matanya, tidak percaya dengan respon santai Irfan. Baru saja dia akan protes lagi, tapi tidak jadi karena Irfan tiba-tiba menarik tangannya menuju kantin.

***

Sedangkan itu di dalam kelas, Ryan sedang berusaha fokus pada buku yang sedang dibacanya, tapi tetap saja tidak bisa. Pikirannya terus kabur pada kejadian tadi; perilaku Ray pada Karen. Dan ditambah pula kedua sahabatnya ini terlalu berisik, dari tadi meributkan kegedean suatu benda dari layar HP Ray. Entahlah apa yang sedang diributkan. Tapi itu semakin membuat Ryan tidak bisa fokus belajar.

Ryan menaruh pena yang dia genggam ke atas meja. Lalu berucap, "Lo kenapa kayak gitu sih, Ray?"

"Anjir, gede banget! Mantap!" kata Ray heboh. Setelahnya, tertawa bersama Galang. "Hah? Apanya?" tanyanya pada Ryan. Tadi dia terlalu sibuk menonton video di HP-nya,.

"Itu, ke anak baru, kenapa lo kayak gitu?" tanya Ryan lagi dengan malas mengulang pertanyaan. Namun karena ingin tahu jawabannya, dia mengatakannya lagi.

"Hm ...."

"Gila, Ray! Ini lebih gede. Jadi pengen!" ujar Galang tak kalah heboh. Membuat ucapan Ray tidak tertuntaskan. Cowok itu malah memilih melanjutkan kegiatannya bersama Galang.

"Hahaha, anjir bikin ngiler!" sahut Ray.

Ryan memasang wajah malas kala melihat kedua sahabatnya yang asik berdua saja.

"Gimana kalo pulang sekolah kita mampir, Ray?" tanya Galang antusias.

Ray segera mengangguk setuju, "Boleh-boleh!"

"Lu booking deh sekarang! Bila perlu booking tempatnya juga! Nanti kalo keburu diambil orang gimana?" tanya Galang.

Ryan terkejut di tempatnya, matanya melotot mendengar ucapan Galang. Booking?

"Wah iya, nggak boleh diambil orang yang ini! Khusus punya kita berdua!" kata Ray. Lalu buru-buru menuruti ucapan Galang.

Ryan sekarang sudah geram sekali dengan kedua sahabatnya. Mereka dari tadi bahas apa sih? Gede? Apanya yang gede? Booking? Booking apa? Dasar setres! Batinnya.

Ryan mengambil paksa HP dari tangan Ray, dia ingin tahu apa yang sebenarnya dilihat oleh kedua sahabatnya ini? Kenapa terdengar begitu mesum?

"Apaan sih, lo!" Ray protes sambil berusaha mengambil HP-nya dari tangan Ryan. Namun gagal, sebab Ryan sudah menjauh lebih dulu.

"Lo berdua lihat apa sih?!" Ryan bertanya dengan kesal. Matanya beralih menatap layar HP, dan langsung terbelalak dengan apa yang dia lihat.

Ray dan Galang yang melihat ekspresi Ryan refleks tertawa terbahak-bahak. Apa lagi Galang, air mata jatuh beberapa tetes dari pucuk matanya.

Ethereal [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang