88 | Menjadi Pemenang

197 30 3
                                    

Sebelum baca, jangan lupa untuk kasih vote ya! Lalu tinggalkan komen. Udah gratis, dapat pahala pula karena bikin orang seneng >_< oke, ya? >_<

Happy reading ✨
------------------------------

88. Menjadi Pemenang

"Karen ...."

"Ke sini!"

Karen yang tadi sedang menyisir rambutnya pun cepat-cepat menyelesaikan kegiatannya kala mendengar suara sang mamah dari bawah. Lantas menyahut, "Iya ... Mah, bentar." Setelah selesai, cewek cantik dengan rambut yang tambah panjang itu pun berjalan keluar kamar. Menuruni anak tangga dengan cepat. "Ada ap---" Mulut Karen langsung menutup dengan sendirinya kala matanya menangkap sesuatu. Saking kagetnya, dia sampai tak bisa berkata apa-apa.


"Ini siapa? Masih kenal nggak kamu?" tanya Lestari dengan senyumnya.

"Bi Inah?" Mata Karen berbinar, kakinya tanpa sadar mendekati pembantu rumah tangganya itu. Orang yang merasa namanya dipanggil itu mengangguk sambil menatap Karen dengan senyumnya.


Selesai mengikis jarak, Karen yang baru tiba itu langsung memeluk erat wanita berumur setengah abad itu erat. Membayar rasa rindunya selama ini. "Bibi ke mana aja? Aku udah hampir seminggu di sini tapi Bibi nggak pernah ke sini," ucapnya manja.

"Maaf, Non, karena Bibi telat."

Karen melepaskan pelukannya. Menatap Bi Inah dengan wajah manjanya. "Aku kangen sama Bibi."

Cukup mengagetkan untuk Bi Inah melihat perubahan sikap Karen yang lebih halus, lebih manja dari sebelumnya. Namun tentunya hal ini membuatnya bahagia. "Bibi juga kangen sama Non."

"Bibi apa kabar?"

"Alhamdulillah baik. Non sendiri gimana?"

Karen mengangguk, memberi jawaban kalau dirinya baik-baik saja. Teringat sesuatu, dia langsung mengeluarkan ponsel dari saku celana. Mengecek sesuatu, setelahnya berseru bahagia, "Udah mau mulai. Ayo, Mah, Bi, kita duduk." Karen kemudian memimpin duduk di sofa ruang tengah. Memasang ponselnya lebih jauh dari wajahnya, tengah menunggu telepon dari seseorang.


"Nggak mau makan dulu, Non? Bibi---"

"Nanti aja. Sekarang ke sini dulu." Karen memotong. Memandang Bi Inah dengan senyum manisnya.

Dengan rasa bingungnya, Lestari serta Bi Inah menurut saja. Mereka mendekat lalu duduk di samping Karen. Posisinya Karen di tengah, Lestari di samping kanannya, dan Bi Inah di samping kirinya.

Karen tersenyum ketika menerima telepon dari kontaknya yang bernama "Cowok rese". Tak perlu waktu lama, dia langsung mengangkatnya.

"Doain, ya."

Karen tersenyum ketika mendapati Ray tengah berbicara melalui kamera belakang dengan pakaian renangnya. Diikuti oleh sang mamah sebab Lestari juga tahu kalau yang orang itu adalah pacar anaknya. Sedangkan Bi Inah yang tak tahu apa-apa pun melihat ke arah ibu dan anak itu, memasang wajah seolah bertanya siapa cowok itu.

Ethereal [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang