45 | Balas Dendam?

295 31 5
                                    

Sebelum baca, jangan lupa untuk kasih vote ya! Lalu tinggalkan komen. Udah gratis, dapat pahala pula karena bikin orang seneng >_< oke, ya? >_<

Happy reading ✨
-----------------------------

Karen Nesya Alverna ❤️

Karen Nesya Alverna ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ray Nanda Grissham ❤️

Ray Nanda Grissham ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

45. Balas Dendam?

Karen mematikan lampu kamarnya, lalu menyalakan lampu belajarnya. Dia hendak mengerjakan pr matematika minat. Dia membuka lacinya, berharap menemukan pulpen. Pulpen miliknya tintanya sudah pada habis. Tetapi tidak ada. Dia hanya menemukan penghapus dan satu buku. Buku yang tidak asing baginya. Dia lalu mengambilnya dan meletakkannya di atas meja. Dia membuka dari satu lembar ke lembar lain. Tidak ada tulisan apa-apa di sana. Tetapi tepat di tengah-tengah buku, dia menemukan tulisannya yang membuatnya terkejut.

Hal yang nggak boleh gue lakuin di sini:

1.  Nggak boleh temenan sama siapapun.

2. Nggak boleh bikin ulah.

3. Nggak boleh jatuh cinta.


"Gue udah ngelakuin hal yang pertama. Dan Irfan, dia bisa nerima gue apa adanya. Nomor dua, udah gue lakuin dan nggak ada yang kepo tentang hidup gue. Nomor tiga---" Karen terlihat berpikir. Dia melanjutkan berkata, "gue juga udah jatuh cinta. Cowok itu juga udah nembak gue. Sempurna. Tapi ... apa dia bisa nerima latar belakang gue?"

Karen dilema. Dia tidak bisa mengelak, dia memang sudah jatuh cinta pada Ray. Tetapi fakta bahwa dia itu anak seorang narapidana menjadi penghalangnya. Dia bahkan sudah tidak memikirkan kalau Ray itu adalah orang yang sudah membulinya. Dia tidak peduli lagi tentang itu. Hanya satu yang dia pikirkan. Apakah Ray tetap mau menerima dia setelah tahu dia anak narapidana?

Ethereal [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang