83 | Sangat Hancur

213 33 10
                                    

Sebelum baca, jangan lupa untuk kasih vote ya! Lalu tinggalkan komen. Udah gratis, dapat pahala pula karena bikin orang seneng >_< oke, ya? >_<

Happy reading ✨
--------------------------------

Karen Nesya Alverna ❤️

Karen Nesya Alverna ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ray Nanda Grissham ❤️

Aku selipin foto mereka siapa tahu ada yang kangen huhu:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku selipin foto mereka siapa tahu ada yang kangen huhu:)

83. Sangat hancur

Karen kini tengah duduk di dalam mobil polisi dengan tangisnya. Dia memaksa ikut untuk mencari papahnya. Setelah tadi Amanda memberikan informasi yang sesungguhnya, Jemi langsung dibebaskan. Sialnya, sebelum ditangkap, papah Amanda; Mahendra sudah kabur duluan dengan mengancam jika dia ditangkap, dia akan membunuh Jemi.

Karen benar-benar kacau. Dia tak tahu harus apa. Dia menyesal karena membiarkan Amanda datang terlebih dahulu. Harusnya, sekarang dia dan papahnya sudah bertemu. Tak mungkin kejadian seperti ini terjadi.

Mobil tersebut berhenti di sebuah gedung terbengkalai. Para polisi segera turun dari sana. Menggeledah tempat yang sebelumnya sudah diyakini di dalamnya terdapat Jemi dan Mahendra. Yang maksudnya adalah, Jemi tengah disekap oleh Mahendra.

"Kamu diam di dalam mobil. Berbahaya." Salah seorang polisi berbicara pada Karen. Tapi bukannya menurut, Karen memaksa membuka pintu mobil lalu berlari menyusuri gedung tersebut. Tak peduli tidak ada polisi yang mengikutinya di belakangnya. Dia hanya ingin papahnya, ingin papahnya selamat.

"Papah, maafin Karen. Maaf, Pah." Karen berlari kecil menyusuri gedung tua tersebut sendirian. Tangisnya tak berhenti dalam satu detik pun. Perasaannya sekarang entah harus dikatakan seperti apa.  Semuanya menjadi satu terkecuali rasa bahagia.

***

Sementara itu, di ruangan paling pojok, Jemi tengah diikat di kursi dengan mulutnya yang disumpal kain. Dia meronta-ronta meminta tolong.

Ethereal [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang