27 | Bang Riko?

350 39 0
                                    

Sebelum baca, jangan lupa untuk kasih vote ya! Lalu tinggalkan komen. Udah gratis, dapat pahala pula karena bikin orang seneng >_< oke, ya? >_<

Oh iya, aku mau mengingatkan bahwa cerita ini fiksi. Beberapa hal juga di sini aku karang. Salah satunya, tentang acara praktek renang. Praktek renang, aku tahu kalo itu memang ada. Tapi kalo dilombakan, aku nggak tahu. Jadi, kalo aku melakukan kesalahan, mohon dimaafkan🙏 aku nulis ini bukan karena ada yang negur kok, cuma takut nantinya berdampak negatif walaupun tahu ini cerita fiksi🙏

Happy reading ✨
---------------------------------

27. Bang Riko?

Sekarang sudah pukul tujuh lewat. Semua murid kelas X MIPA 2 masih sibuk berkeliaran di dalam kelas, pasalnya hari ini pada jam pertama sampai jam istirahat tidak ada jam. Karena akan ada arahan dari atlet renang. Membuat mereka bahagia. Tidak hanya sebatas bahagia saja, tapi bahagia sekali.

Vio memukul-mukul meja guru dengan penggaris besar. Membuat semua murid menghentikan kegiatannya, dan fokus padanya.

"Hari ini tidak ada jam belajar dari jam pertama sampai istirahat, karena akan ada arahan dari atlet renang nasional. Untuk itu, aku minta, kalian pergi dengan tertib ya. Jangan ada yang tidak ikut," jelas Vio. Dan langsung mendapat anggukan bersemangat dari beberapa anak kelas. Apa lagi anak cewek. Atlet renang cowok cuy, badannya pasti Abs. Wkwk.

"Pasti lah, Vi! Gue males kalo belajar MTK pagi-pagi gini. Mana gurunya Pak Eko lagi," ucap Vika, memasang wajah malasnya.

"Halah! Mau pagi siang apa sore juga dasarnya males mah males aja!" ledek Jali. Berhasil membuat tawa murid-murid merebak.

Vika yang malu itu balas mendesis saja. Sial. ucapannya malah membuat dirinya malu sendiri.

"Sudah-sudah, ayo sekarang ke aula. Oh iya, jangan lupa masing-masing membawa buku kosong dengan pulpen ya," kata Vio. Membuat keadaan kelas kembali tenang. Lalu mereka berjalan keluar kelas dengan tertib menuju aula sekolah.

Ray masih setia duduk di sana, sendirian. Dia tidak berniat sama sekali mengikuti arahan dari atlet renang.

Setelah beberapa saat dia duduk, dia memilih bangkit dan berjalan keluar kelas. Bukan untuk ke aula, tapi untuk pergi bolos. Tapi langkahnya terhenti tepat di ambang pintu karena ada seseorang yang menghalanginya.

Vio menatap Ray datar. Melihat wajah Vio pagi-pagi begini membuat mood Ray rusak. Dia kemudian berjalan menghindar dengan wajah datar. Namun belum jauh, tangannya ditahan oleh Vio, membuat langkahnya terhenti, lalu berbalik.

Ray melepas genggaman tangan Vio pelan. Kemudian dia kembali melanjutkan langkahnya. Sumpah, dia benar-benar malas hanya dengan melihat wajah Vio saja, apa lagi harus berbicara dengannya.

"Kamu mau ke mana?" tanya Vio. Pasalnya Ray berjalan tidak menuju ke arah aula.

Ray sekali lagi memberhentikan langkahnya, lalu menatap Vio sekilas, dan melanjutkan langkahnya.

Vio lagi-lagi meraih tangan Ray. Lalu berucap dengan ragu, "Jangan bolos, Ray. Nanti kamu kena hukum lagi." Dia mengucapkan kalimat tadi sedikit gemetar, ada rasa takut melihat ekspresi Ray.

Ray lagi-lagi berhenti berjalan. Membalikkan tubuhnya seraya menarik sudut bibirnya. "Peduli lo apa?" tanyanya, disusul oleh tawa kecilnya.

Ethereal [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang