46 | Resmi Pacaran

312 35 9
                                    

Sebelum baca, jangan lupa untuk kasih vote ya! Lalu tinggalkan komen. Udah gratis, dapat pahala pula karena bikin orang seneng >_< oke, ya? >_<

Harus kuat hati ya! Soalnya part ini adalah part uwu >_<

Bacanya sambil play lagu di atas ya. I like me better - Lauv.

Happy reading ✨
------------------------------

46. Resmi Pacaran

Setelah selesai memarkir, Ray berjalan menuju kelas. Dia mengecek jam di pergelangan tangannya. Sekarang masih pukul 06:57 pagi. Bagusnya hari ini dia tidak telat.

Sambil santai berjalan, dia membuang permen karet yang dari tadi berada di mulutnya ke sembarang arah, lalu membuka satu permen karet lagi dan memasukkan ke dalam mulutnya.

"Ray!"

Mendengar seseorang memanggilnya, Ray langsung mendengus. Tidak berminat sama sekali untuk berhenti apa lagi berbalik. Dia sudah tahu siapa orang itu. Orang yang walaupun hanya muncul sekilas di pikirannya tetapi mampu membuat rasa kesalnya rasanya hampir membludak.

"Selamat pagi!" sapa orang yang siapa lagi kalau bukan Vio. Cewek itu sudah berjalan di sebelah Ray. Menatap cowok tinggi tersebut sambil tersenyum hangat.

Ray tetap berjalan tanpa melirik cewek di sampingnya ini sedikitpun. "Udah gue bilang, jangan muncul di depan gue. Kalo ketemu gue bersikap kita nggak kenal," ucapnya, dingin.

Vio sempat menunduk, lalu tersenyum yang kentara sekali terpaksanya. "Aku hanya ingin bilang, kalau ibu besok lusa akan mengadakan pesta untuk merayakan hari ke 1000 perusahaan barunya. Kamu datang, ya?" Dia memberikan sebuah kertas undangan mewah pada Ray.

Ray menarik sudut bibirnya. Ditatapnya cewek itu. Rasanya ingin sekali dia memakinya. Tapi berhubung banyak murid, niat itu dia urungkan. Antara masih bersikap baik, atau karena memang tidak berniat membuat keributan pagi-pagi begini. Itulah alasannya tetap diam.

"Perusahaan ibu lo lancar ya?"

Vio mengangguk seraya tersenyum, "Iya. Puji Tuhan."

"Oh." Ray menatap Vio sekilas.

Vio kembali menyodorkan undangannya, "Kamu datang, 'kan?"

Ray berhenti berjalan, kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Vio. Membuat Vio menjadi kaku. Iris mereka saling menumbuk. Membuat orang-orang yang melihatnya bingung. Apakah akhirnya cinta sepihak Vio terbalas?

"Buat lihat muka lo aja gue muak. Apa lagi harus dateng ke pesta." Ray menjauhkan wajahnya, "jangan ngelawak," tambahnya, tajam. Membuat Vio terdiam, dadanya dibuat sesak oleh Ray lagi.

Kala matanya menangkap Karen yang sedang berjalan dengan kedua earphone di kedua telinganya, air muka Ray langsung berubah. Wajahnya menjadi ceria. Tanpa pikir panjang, dia langsung berlari mendekat.

"Selamat pagi!" sapanya. Dia menarik tas yang dipakai Karen.

"Tas gue."

"Biar gue yang bawa," kata Ray sambil tersenyum. Kemudian dia mengambil satu earphone dari telinga cewek di sebelahnya, dan memasang ke telinganya.

"Gue punya lagu favorit lo, tapi yang versi break up. Sini earphone-nya." Ray kemudian memasang earphone milik Karen ke HP-nya.

"Kok tahu itu lagu favorit gue?" tanya Karen.

Ethereal [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang