53 | Putus

336 30 13
                                    

Sebelum baca, jangan lupa untuk kasih vote ya! Lalu tinggalkan komen. Udah gratis, dapat pahala pula karena bikin orang seneng >_< oke, ya? >_<

Happy reading ✨
---------------------------

53. Putus

"Ren?"

Tak mendapati respon dari pacarnya yang sedang berjalan di sampingnya, kening Ray mengerut. "Karen?" Dia kembali memanggil sambil melambaikan tangannya.

Karen yang semula sibuk melamun itu sekarang terkesiap. "Eh, i-iya?"

"Lo kenapa? Kok banyakan diem pagi ini?"

Karen nyengir sembari menggaruk rambutnya. "Nggak, nggak papa."

"Serius?" Tak yakin, Ray kembali memastikan.

Sambil mengangguk pelan, Karen menjawab, "Iya."

Ray mengangguk saja. Selanjutnya dia menggenggam tangan Karen ketika hendak masuk ke gedung sekolah dengan senyum cerah di wajahnya. Rutinitas yang selalu dilakukan sejak hari pertama mereka pacaran.

Karen mendongak menatap wajah pacarnya. Dia harus mendongak setiap kali dia ingin melihat wajah Ray ketika posisinya seperti ini, cowok itu terasa begitu tinggi baginya. Pacarnya tidak henti-hentinya tersenyum seraya menyapa orang-orang yang dia lihat di jalan, yang Karen yakini, dia tidak mengenal mereka.

Karen sekarang mengalihkan pandangannya pada tangannya yang masih bertautan dengan tangan Ray. Tangan yang bertautan itu menampilkan gelang couple yang mereka beli waktu itu. Tiba-tiba, dadanya terasa sesak. Apakah dia yakin akan mengakhiri hubungannya? Apakah dia benar-benar bisa menerima rasa sakitnya nanti?

***

Walaupun pelajaran sudah mulai beberapa menit yang lalu, tapi tidak bisa membuat satu murid ini fokus. Satu murid yang sedari tadi menunduk, nampak sangat kentara kalau sedang memikirkan sesuatu. Satu murid itu adalah Karen. Ya, cewek itu tidak bisa fokus belajar padahal masih sangat pagi.

Matanya sesekali akan terarah pada Ryan, kemudian beralih ke belakang sana; tempat Ray duduk. Ya, apa lagi kalau bukan tentang persahabatan kedua cowok itu yang rusak karena dirinya.

Dia menghela napas pendek. Merasa kecewa pada kebodohannya sendiri. Kenapa dia sangat bodoh? Kenapa dia lupa kalau Ray itu adalah sahabat Ryan? Ah, sungguh menyebalkan. Dia merasa menjadi orang yang sangat jahat.

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang memutar di otaknya sebenarnya memiliki jawaban simpel. Jawaban yang masih tidak diketahuinya. Jawabannya adalah karena dia terlalu mencintai Ray. Jawaban yang membuat dia melupakan banyak hal. Melupakan bahwa Ray adalah sahabat Ryan, melupakan bahwa Ray adalah cowok yang sudah membulinya, melupakan bahwa dia anak narapidana yang sebelumnya dia menyakinkan dirinya bahwa dia tidak boleh jatuh cinta. Benar, dia melupakan itu semua karena dia sudah terlalu mencintai Ray.

Merasa frustasi, dia menenggelamkan wajahnya ke meja seraya menutupnya dengan kedua tangan. Ucapannya tadi malam sekarang tiba-tiba menjadi sebuah ucapan yang dia ragukan. Dia ragu, kalau-kalau dia benar-benar putus dengan Ray, apakah dia akan baik-baik saja?

Sedangkan itu, dari banyaknya orang yang tidak sadar akan gerak-gerik Karen, ada satu orang yang sadar akan sikap aneh cewek itu. Dia adalah Ray. Cowok itu sekarang sedang memandangi pacarnya dari belakang. Benar, dia sekarang sudah yakin bahwa memang ada yang tidak beres dengan Karen. Cewek itu kelihatan sedang pusing. Kenapa, ya?

Ethereal [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang