66 | Misi Selesai. Tapi....

199 35 11
                                    

Sebelum baca, jangan lupa untuk kasih vote ya! Lalu tinggalkan komen. Udah gratis, dapat pahala pula karena bikin orang seneng >_< oke, ya? >_<

Happy reading ✨
-------------------------------

66. Misi Selesai. Tapi....

Pagi ini, SMA Elang tengah geger. Semua penghuni sekolah Elang mungkin hari ini akan hanya membahas satu topik hari ini, yaitu topik yang tengah membuat seisi sekolah gempar.

Satu per satu murid rela berdesak-desakan di depan mading sekolah hanya untuk melihat berita yang tengah heboh itu. Ya, berita tentang perbedaan nilai Vio antara nilai ulangan asli dengan nilai di daftar nilai milik guru sudah terpampang jelas di mading. Membuat para murid yang melihatnya tidak percaya.

"Gila. Ini serius?"

"Hal ini emang wajar kali."

"Gue tahu hal ini diwajarkan, tapi bukannya ini salah? Kasihan yang aslinya emang pinter."

"Pantesan aja anak penyumbang pada selalu dapat rangking. Gila banget!"

"Berarti kasus Vio ngefoto jawaban matematika waktu itu bener?"

"Ini siapa yang masang? Berani banget!"

Itulah beberapa ungkapan dari para murid yang melihatnya. Beberapa anak memakluminya karena memang menurutnya itu adalah hal yang wajar, dan lebihnya tidak terima karena merasa hal ini adalah curang.

Semua penghuni sekolah Elang sudah berkumpul di lapangan utama di bawah terik sinar matahari yang terasa begitu menyengat ini. Hari ini, pembelajaran sedikit terganggu karena berita tadi. Mereka dikumpulkan di sini atas perintah Pak Aris untuk mencari tahu siapa yang memasang berita itu.

"Diam!" bentak Pak Aris ketika melihat beberapa murid masih ribut. Membuat keadaan tenang, benar-benar senyap. "Saya tidak akan berbelit-belit, untuk yang merasa memasang berita tidak benar itu silakan maju!" bentaknya lagi. Wajahnya merah tanda amarahnya sudah meluap ke ubun-ubun. Sampai dia belum menemukan orang itu, dia akan terus mencari sampai dapat. Menghukumnya berat-berat.

Semua orang saling menatap ke arah kanan dan kirinya, mencari siapa orang itu. Saling bertanya dengan suara pelan kepada teman masing-masing, tapi tetap saja walaupun suaranya kecil kalau digabungkan akan membuat suaranya terdengar keras.

"Saya bilang, diam!" Bentakan kembali keluar dari belah bibir Pak Aris yang nampak semakin emosi. Membuat para murid maupun guru langsung pada kicep.

Karen menengok ke belakang, menatap Ray yang juga sedang menatapnya. Belum lama, dia melihat cowok itu menggerakkan kaki. Langsung, dia menahan tangan kanan Ray. Membuat yang ditahan berhenti sambil menatap si pelaku. "Gue ikut."

Ray menggeleng, melepaskan pegangan tangan Karen. "Biar gue yang tanggung." Dia kemudian kembali membalik tubuhnya, hendak berjalan kembali. Tapi belum lama melangkah, kakinya terhenti kala mendengar teriakan seseorang yang refleks membuat kepalanya mencari pemilik suara.

"Saya!" Pak Jaka berucap sembari berjalan mendekati Kepala Sekolah yang nampak terkejut sekaligus tambah kesal dengan langkah tegasnya. Tentu saja, langsung mendapati tatapan kaget dari semua orang yang melihatnya, termasuk kedua murid yang ikut andil dalam misi ini. Mata keduanya terbelalak mendengar pengakuan Pak Jaka barusan.

***

"Atas izin siapa kamu memasang berita itu, hah?!" Diiringi dengan gebrakan meja, Pak Aris membentak.

Sekarang di ruangan Kepala Sekolah, Pak Jaka tengah dimintai keterangan. Di sana ada Pak Aris, Pak Gibran, Pak Jaka, serta Vio yang tengah duduk dengan wajah pucatnya, terlihat ketakutan. Vio sejak pagi memang dibawa Pak Gibran untuk berada di sini berlindung dari ucapan-ucapan para murid yang menyalahkannya.

Ethereal [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang