Orang lain hanya melihat hasilnya, tidak dengan prosesnya!
-Muhammad Ghatfan Arkano***
Senin pagiHari dimana semua orang sibuk memulai hari hari baru mereka setelah di istirahatkan, hari dimana yang seharusnya disambut dengan senyuman tapi tidak dengan laki laki berbadan tegap yang sedang merapihkan baju seragam putih abu abunya. Badan yang atletis membuat baju seragamnya seperti baju tidak muat.
Terlihat ia sedang membenarkan dasi yang wajib ia pakai. Merapikan rambut tipis yang sedikit tebal dibagian atas dan kemudian mengambil jaket yang menggelantung di belakang pintu lalu memakai tas ransel hitam dipundak tegapnya itu. Ia memakai sepatu PDHnya yang berada di dekat pintu kamarnya lalu berjalan menuruni anak tangga dengan muka lesuh dan sedikit lelahnya itu. Wajar saja jika ia lelah. Weekend bukannya istirahat tapi ia malah berkegiatan
"Pagi yah, bun" sapa Arka di meja makan saat melihat kedua orang tuanya dan adik sematawayangnya sedang memakan roti selai itu.
"Pagi" jawab keduanya sambil tersenyum
"Arka langsung berangkat aja ya yah,Bun" pamit Arka
"Loh, kok ga sarapan dulu ka?" Tanya sang Ayah
"Nanti aja, aku pergi dulu. Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam" jawab ketiga orang yang ada di meja makan itu
Muhammad Ghatfan Arkano, itulah namanya. Laki laki dengan segudang prestasi dan laki laki yang sangat amat cuek pada sekitar. Anak kedua dari pasangan Handika Prasetyo dan Laras Kirana itu adalah seseorang yang irit bicara dan sedikit tak suka jika kehidupannya diganggu
***
Laki laki itu mengendarai motor sportnya dengan kecepatan sedang, masih pukul 06.15, masih terlalu pagi untuk jadwal anak sekolah berkegiatan.Sekitar 15 menit ia mengendarai motornya akhirnya Ia sampai di SMA Anak Indonesia, sekolah dimana Ia belajar dan berkegiatan. Terbilang cukup ramai siswa yang memasuki sekolah, Arka sedikit mengantri untuk mendapatkan tempat parkir. Setelah mendapatkan tempat parkir Arka melepas helm dan jaket yang ia kenakan. Karena peraturan sekolah adalah tidak boleh memakai jaket di dalam lingkungan sekolah
Badan tegap Arka mulai berjalan menuju ruang kelasnya menyusuri koridor kelas X. Arka berada di kelas XI A 1, Arka bisa dibilang murid yang sangat pintar dalam bidang akademik maupun non akademik nya
Tak butuh waktu lama, Arka sampai diruang kelasnya dan langsung mengambil sikap duduk lalu mengambil ponsel, headset, dan novel yang berada di tas ranselnya. Tanpa babibu ia langsung memakai headset itu dan menyalakan history musiknya dan mulai membaca novelnya.
15 menit berlalu
Kring kring kring
Arka langsung menengok ke arah jam yang berada di tangan kirinya. "06.45" gumam Arka pelan, sangat pelan. Tapi teman sebangku sekaligus sahabat dekatnya itu juga belum datang. Arvino Putra Sanjaya atau yang kerap di sapa Vino itu adalah sahabat satu perjuangan Arka. Orang yang paling mengenal Arka dan orang yang Arka percaya untuk berbagi keluh kesah kehidupannya.
"ASSALAMUALAIKUM" ucap keras seorang siswa yang sedang mengatur nafas didepan pintu, ia langsung mengedarkan pandangannya ke arah meja guru yang masih kosong, "huh untung aja" batin pemuda itu. Ia langsung duduk disebelah Arka, ya dia Vino. Orang yang berteriak teriak seperti dihutan itu
"Untung aja gue ga telat, tadi tu ya gue udah berangkat pagi...." Curhat Vino
"Diem, malah curhat lo" potong Arka cepat dan malas
"Males dah gue kalo udah dinginnya keluar" kesal Vino pada Arka yang sudah memunculkan sisi dinginnya.
Tak berapa lama ada seorang guru yang datang, Bu Endah guru fisika mereka.
"Assalamualaikum anak anak" sapa Bu Endah"Wa'alaikumsalam bu" jawab anak anak kompak
"Baiklah hari ini kita akan melanjutkan buku paket......"
TBC.......
Masih awal masih sedikit dan masih garing ya guys, diusahain bakal ngefeel kok
Don't forget to coment and vote 🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA DAN VOTE SETELAH BACA] Muhammad Ghatfan Arkano Anak ke 2dari 3 bersaudara yang ingin membahagiakan kedua orang tuanya dengan caranya sendiri.Tapi, cara yang baik Dimata Arka kadang salah dimata orang lain. Kakak nya sendirilah y...