Arka sudah mulai masuk sekolah hari ini. Tapi tangannya harus masih di gips karena itu belum 100% sembuh. Arka diantar Dika hari ini. Setelah pulang dari rumah sakit Arka menjadi pribadi yang lebih sangat sangat pendiam. Ia tak mau berbicara tak mau makan dan kadang ia mengunci dirinya dikamar. Dimobil sekarang pun sama, ia lebih memilih diam dan bersandar ke bangku penumpang depan dan mengalihkan pandangannya ke arah jalanan
"Ka, kamu kenapa sih? Diem Mulu dari tadi" tanya Dika pada Arka namun masih tidak ada jawaban dari Arka
Emosi Dika kali ini benar benar sudah diujung tanduk. Ia memberhentikan mobilnya secara mendadak dan sedikit membuat Arka terhuyung kedepan
"Arka!" Bentak Dika
"Jawab ayah! Kamu kenapa?!" Bentak Dika lagi. Pandangan Arka masih kosong bak orang kesetanan. Tapi sesungguhnya tidak, dalam benak Arka ada rasa sakit ketika ayahnya membentaknya. Ingin rasanya berbicara dan berkeluh kesah, tapi Arka urungkan niat itu.
"KA! JAWAB!" bentak Dika, keras sangat keras.
"Ayah ga bakal berangkat sebelum kamu ngomong" ancam Dika
"Gapapa" jawab Arka singkat dan jelas. Biasanya Arka tak pernah berani jika menjawab seperti itu. Tapi biarlah Arka nakal untuk sekarang agar keadaan kembali seperti sebelum ia lahir.
"Jawab yang sopan Arka" lagi lagi Dika membentak Arka
"Aku capek yah aku capek" kata Arka, air mata mulai keluar dari mata Arka. Ia hanya lelah, ia ingin berjuang tapi selalu dihantui oleh kegagalan yang akan menghampirinya kapan saja. Dan mungkin saat ini bisa dibilang kegagalannya.
Dika diam mendengar anak tengahnya itu menangis. Jujur Dika tidak tau apa masalah anak tengahnya itu
"Cepet yah, nanti Arka terlambat" ucapnya setelah menyeka air matanya dan ia kembali menghadap kearah jalanan luar.
***
Saat memasuki gerbang sekolah Arka sudah menjadi pusat perhatian karena tangannya yang diperban itu. Banyak pertanyaan yang datang kepadanya tapi ia masih bungkam
Saat dikelas pun sama, banyak pertanyaan yang ia dapatkan, dari mulai Lo ga masuk kenapa? Tangan Lo kenapa? Dan sebagainya
"Ka tangan Lo kenapa?" Tanya Vino yang datang dari kantin sambil membawa air mineral
Arka masih diam, ia terus melamun dan menunduk.
"Gapapa" Arka buka suara. Ia pilih untuk tidak membawa masalah masalahnya kesekolah dan membuat nilainya turun
"Oh ya, Lo dicariin kak Bima noh" kata Vino. Arka langsung bangkit dan berjalan menuju taman belakang sekolah
Bimaa
Tmn blkng sklh
yoii
Read.Arka menunggu Bima dengan tatapan kosong dan kadang melamun. Ia bingung bagaimana ia akan bicara dengan pak Sandy dan juga Bima dan pak Hari. Ia yakin pasti ayahnya tidak akan memperbolehkan nya mengikuti ekstra. Walaupun ia yakin tangannya baik baik saja
"Ka" Bima menepuk bahu kiri Arka lalu duduk disamping Arka
"Kenapa?" Tanya Arka. Ia menyembunyikan tangan kanannya yang terbalut perban itu di sebelahnya
"Gue mau ngasih tau lo keseleksi ikut lomba PBB variasi tingkat nasional ka. Gue dan Lo lebih tepatnya" Bima tersenyum bangga. Dalam hati Arka pun senang tapi wajahnya tidak menampakan itu kali ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA DAN VOTE SETELAH BACA] Muhammad Ghatfan Arkano Anak ke 2dari 3 bersaudara yang ingin membahagiakan kedua orang tuanya dengan caranya sendiri.Tapi, cara yang baik Dimata Arka kadang salah dimata orang lain. Kakak nya sendirilah y...