part 32

239 10 10
                                    

Arka dan Elvano sedang berada di jalan pulang. Arka langsung mengajak Elvano pulang setelah mendapat telfon dari Leo.

"lo beneran gapapa?" tanya Elvano pada Arka

Arka tak menjawab sama sekali, ia hanya fokus melihat jalanan. Tak berapa lama kemudian mereka sampai di depan rumah Elvano.

"thanks yak"

"gue balik dulu" pamit Arka

Ia langsung menancapkan gas untuk pulang kerumah. Arka memasuki rumahnya dengan tampang lesu, entah apa yang merasuki Arka. Moodnya tiba tiba turun drastis.

"Assalamualaikum" Salam Arka ketika membuka pintu dan dilihatnya sudah ada Leo yang sedang duduk mengobrol dengan kakeknya.

"Waalaikumsalam" jawab mereka bersamaan.

Arka menyalimi kakek dan kakaknya secara bergantian. "Aku keatas dulu ya kek" pamit Arka pada sang Kakek.

"loh ini ada saudaramu kok malah ditinggal?" tanya

"tanya aja sama Leo" jawab Arka ketus. Arka lalu melanjutkan perjalanannya menuju kamar. 

Leo yang melihat perilaku Arka yang seperti itu hanya bisa menghela nafas. Ia paham betul bagaimana perasaan Arka. Ia memakluminya.

"sebenernya ada apa Kak?"

Leo pun menjelaskan semua kejadian yang terjadi pada waktu itu sampai pada saat ia menjelaskan semuanya. Bara yang mendengar itu semua akhirnya mengerti kenapa Arka seperti itu.

"Kak, kakek tau kamu lebih tau tentang Arka daripada kakek kan?" Leo mengangguk. Ia memang paham sekali apapun tentang Arka, ia juga sangat dekat dengan Arka sewaktu kecil tapi entah kenapa saat Arka menduduki bangku SMA semuanya berubah. Ia yang perlahan mulai memiliki sifat iri kepada Arka dan apapun tentang Arka mulai tidak ia sukai.

"Arka itu anaknya ambisius kak. Harusnya kamu tau itu kan?" Leo diam

"dia pasti pernah cerita kan sama kamu kalo dia mau banget bikin ayah, bunda, dan kamu bangga? masih ingat? waktu itu Arka masih kelas 4 SD. Dan kamu dengan bangganya juga mendukung dia kan kak? dulu kamu selalu mendukung Arka dalam hal apapun. Kenapa sekarang engga kak?" Leo tidak menjawab apapun 

"kenapa? karena dia banyak mengikuti kegiatan non aka? atau bagaimana?"

"kamu, Arka, dan Rika itu pintar di bidangnya masing masing. Kamu di bidang pelajaran, Arka dengan paskib dan vollynya, dan juga Rika dibidang melukisnya. Semua punya keunggulannya masing masing kak. Untuk apa kamu iri? bahkan kakek lihat mendalimu lebih banyak. Arka juga selama ini mendukung kamu kan? tapi kenapa kamu tidak bisa mendukungnya? kalian itu saudara, nanti pasti saling membutuhkan kan? apa apa kamu juga pasti sama dia nantinya. bahkan tanpa kamu sadari kadang malah dia yang bisa kamu jadikan tempat berkeluh kesah kan?" 

"turunkan egomu sedikit ya kak. bukan karena kamu yang paling tua lalu mengalah tapi kamu harus mengakui bahwa ini kesalahanmu. Kakek tidak membela Arka, tapi kakek tau kamu paham apa yang kakek bicarakan" Bara lalu meninggalkan Leo sendiri di ruang keluarga

Sedangkan Arka sedang duduk sambil memejamkan matanya di balkon kamarnya. Pikirannya sangat kalut, ia tak tau lagi sedang berpikir apa. Tetapi selama ini ia selalu berpikir tentang masa depannya. 

tok tok tok

"Arka, ini kakek" Arka yang mendengar suara itu langsung berdiri dan berjalan untuk duduk di sofa yang berada di dalam kamarnya. Karena memang pintu balkon yang memang ia lupa kunci jadi ia bisa mendengar suara ketukan pintu itu.

"masuk aja Kek" kata Arka sedikit berteriak

Bara masuk kedalam kamar cucu nomor 2nya. Ia lalu duduk disamping Arka dan merangkul bahunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang