14.mengingat

1.1K 95 1
                                    


Yoongi pergi mengendarai motor dengan kecepatan di atas rata rata
Tujuannya hanya satu yaitu ke rumah ayah-nya, ia harap Yoonji berada disana

Sampai di rumah sang ayah. Yoongi melihat ada sebuah mobil yang terparkir dengan sembarangan, Yoongi masuk dengan terburu buru mencari keberadaan sang kakak,sampai Yoongi mendengar ada sebuah suara yang berteriak dari dalam kamar

Yoongi mulai mendekat kearah pintu itu baru ingin membuka pintu ternyata pintunya dikunci dari dalam. Tidak ada pilihan lagi dengan sekuat tenaga Yoongi mendobrak pintu bercat putih itu

Ia begitu terkejut melihat tuan Min yang sedang berusaha ingin memperkosa Yoonji

"BERHENTI!!."

Dengan amarah yang memburu Yoongi menghampiri sang ayah, menarik kerah bajunya dengan emosi

Bruk
Bruk

Memukul dengan membabi buta, Yoongi sudah tersulut emosi tak memikirkan siapa yang sedang ia pukuli

Yoongi memegang kerah baju tuan Min sehingga nafas tuan Min sedikit tercekat "Dasar pria berengsek!! kenapa aku mempunyai ayah seperti dirimu!! saharusnya kau saja yang mati bukan ibu ku!!"

Bruk

Yoongi menoleh melihat ke arah Yoonji, ia melihat Yoonji terduduk seraya memeluk kakinya sembari menangis terisak, hati Yoongi sakit melihat kakak-nya seperti itu

"Aku tak akan mengampuni mu!!"

Bruk

Tuan Min sudah tak berdaya lagi, dengan sekuat tenaga ia mendorong tubuh Yoongi menjauh darinya, karena lengah Yoongi pun terdorong

Tuan Min mengelurkan pistol dari dalam laci yang berada tepat di belakangnya

Yoongi benar benar terkejut melihatnya, ia tidak menyangka tuan Min akan ada alat seperti itu

"Kau anak yang tidak tau di untung, sekarang kau akan mati di tangan ku, ucaplah selamat tinggal pada kakak tersayang mu dan dunia ini."

Yoongi melihat ke arah Yoonji yang tampak menangis seraya menggelengkan kepala, ia tidak akan rela jika adik kesayangan mati begitu saja

Yoongi menampakkan senyumannya seolah mengatakan bahwa semuanya akan baik baik saja

Tuan Min sudah mengarahkan pistolnya ke arah kepala Yoongi

Tidak ada yang bisa Yoongi lakukan lagi jika sudah begini, dalam hitungan detik peluru itu bisa saja menembus kepalanya.Yoongi muali memejamkan matanya

Otaknya sudah menjalar kemana mana, ia berpikir jika ini adalah hari terakhirnya, setidaknya ia mati karena menolong kakak-nya dan menepati janjinya pada sang ibu.kalau ia akan menjaga Yoonji walaupun hanya sampai disini ,ia tidak tau apa yang akan Yoonji alami jika ia sudah tidak ada, siapa yang akan menjaganya nanti

Tapi Yoongi cukup bahagia mengorbankan nyawanya untuk kakak-nya sendiri, tanpa sadar air mata Yoongi menetes masih dengan matanya yang terpejam, Yoongi bukan sedih karena ia akan mati, tapi ia sedih memikirkan siapa yang akan menolong kakak-nya dari kegilaan sang ayah

"Bersiap lah 1 ,2, 3."

Dorr

Yoongi menguatkan pejaman matanya saat terdengar suara pistol "Bu aku menyusul mu."

Sepuluh detik kemudian tidak ada yang Yoongi rasakan, perlahan Yoongi membuka matanya, mata Yoongi membelalak kala melihat wajah Yoonji dihadapannya seraya tersenyum kearah Yoongi

Yoonji jatuh ke pelukan Yoongi dengan sigap ia menangkap tubuh yang penuh dengan darah itu, tuan Min sudah berlari kabur, ingin sekali yoongi mengejar ayah nya tapi kakak nya lebih penting

Yoonji sudah berlumur darah, dipeluk nya yoonji berharap semua ini adalah mimpi

"KAKAK!!" teriakan yang penuh rasa sakit

"Kakak...ku mohon bangunlah."

"Kakak maaf kan aku."

"Kakak ku mohon."

"Yoongi."

Yoonji berusaha bangun memanggil adik kesayangannya dengan suara lirih-nya. Ia amat menyayangi adiknya ini

"Kak."

"Kau adik ku yang paling tampan, ku harap kau menjadi orang yang baik, jaga ibu ya, kau jaga diri baik baik, dan satu lagi kau jangan jadi psikopat lagi, kau sangat mengerikan." ujar Yoonji seraya terkekeh

Yoongi hanya tersenyum melihat Yoonji yang masih bisa tertawa di saat hidupnya dalam bahaya, Yoonji adalah hidup-nya, ia akan sanggup jika harus merawat Yoonji sendirian, ia tidak akan pernah meninggalkan kakak-nya ini

"K-kau jaga diri baik baik." ujar Yoonji lirih seraya mengelus pipi Yoongi lembut, tak lama kemudian mata Yoonji benar benar tertutup

"Kak...ayo lah kau jangan bercanda, itu sama sekali tidak lucu, kak aku mohon bangun."

"KAKAK!!" serasa tersambar petir, hidup Yoongi seakan berhenti sampai disini, ia dekap tubuh yang tidak lagi berdaya itu.

Tidak ia belum siap jika harus ditinggal kakak-nya, Tidak ia tidak akan pernah siap

Yoongi mengangkat tubuh lemah Yoonji keluar rumah itu

Yoongi melihat ada sebuah mobil tuan Min, ia mengendarai mobil pria gila itu, meletakkan Yoonji di kursi penumpang.melaju dengan sangat cepat

Yoongi kembali ke rumah untuk mengambil nyonya Kim yang juga dalam keadaan terluka, ia mengangkat tubuh ibu-nya dengan sangat terburu buru,di tambah air mata yang terus saja keluar tanpa henti

Yoongi tak manyangka akan jadi seperti ini,dua orang yang sangat berharga dalam hidup-nya sedang terluka parah

Yoongi membawa Yoonji dan nyonya Kim ke rumah sakit terdekat

"Suster tolong!!!" teriak Yoongi menggema di rumah sakit itu

Dibawa ibu dan kakak-nya ke dalam rumah sakit, dengan cepat ditangani oleh dokter

Yoongi terduduk lemas di kursi rumah sakit, mengacak frustrasi rambut-nya

Yoongi merasa telah gagal dalam menjaga kakak dan ibu-nya, janji yang berusaha ia tepati kini hancur Yoonji sudah berada di dalam rumah sakit

Yoongi terus saja menyalahkan diri-nya sendiri

"Bu maafkan aku, aku gagal." lirih Yoongi

Yoongi terus saja menangis berharap kakak dan ibu-nya selamat, siapa lagi yang akan mendukungnya jika bukan mereka, mereka adalah hidup Yoongi, alasan mengapa ia hidup sampai sekarang dan tidak menjadi seorang psikopat, jika mereka tidak ada maka apa guna-nya Yoongi hidup

"Tuhan ku mohon selamatkan mereka."

"Aku bodoh, aku gagal." lirih Yoongi yang terus saja memukul mukul kepala-nya sendiri

Yoongi terus saja menyalahkan diri-nya sendiri,padahal semua ini bukan serta merta kesalahannya, Yoongi sudah berusaha menjaga Yoonji. Ia sudah bekerja keras, ia bahkan rela mengorbankan nyawa-nya untuk Yoonji ,semua ini seperti mimpi bagi Yoongi

Tak lama dokter pun keluar, dokter itu yang menangani nyonya Kim, buru buru Yoongi berdiri dari duduknya lalu melangkahkan kakinya mendekati dokter

"Bagaimana keadaan ibu saya dok?"

"Ibu anda..." ada raut wajah sedih pada wajah dokter itu

"Ibu saya kenapa?" kenapa dokter ini lama sekali hanya untuk mengatakan hal yang ia ketahui


Bersambung

Segitu dulu ya guys 💜
Semoga suka ❤
Jangan lupa vote comment 🙏😘
Jangan lupa juga follow 🙏☺
Maaf kalo ada typo ya 🙏

PSYCHO : MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang