🍃𝕭𝖆𝖌𝖎𝖆𝖓 𝕰𝖒𝖕𝖆𝖙: '𝒥ℴ𝒾𝓃 ℐ𝓃' 🍃

160 28 30
                                    

"Mami Jeong!!!" sambar Wheein sambil berlari kencang menghampiri pria cantik yang sedang duduk di sofa sebuah apartemen. Jeonghan terlihat sibuk mengikir kuku terawatnya, sampai tidak merespon teriakan Wheein. Pun tidak terkejut mendapati gadis ceria itu ada di dalam apartemen kekasihnya ini.

Hal biasa, sebab Jeonghan tidak mau lepas dari tunangannya yang menggemaskan. Sehingga setiap kali muridnya ada perlu, mereka pasti mencari ke kantor para peramal atau ke sini.

"MAMIII!" teriak Wheein lagi. Ia langsung melemparkan tubuh dan memeluk badan Jeonghan. Pria cantik yang tidak siap akan serangan, dan tidak menghiraukan insting yang sedari awal sudah mengingatkan agar bergerak dari tempat, berakhir menjadi Mami Geprek setelah ditimpa tubuh berisi Wheein.

Meski kecil, ia tidak seringan itu bagi tubuh kelewat kurus milik Jeonghan. Si pria cantik mendadak pegal-pegal setelah Wheein melepaskan pelukan dan berdiri dengan benar.

"Jangan mematahkan tulangnya Wheein. Dia sudah renta, nanti cepat wafat. Aku tidak mau jadi duda secepat ini."

Begitu kalimat tunangannya selesai, bantal bambu melayang dan tepat mengenai kepala pria lucu bernama Choi Seungcheol atau dipanggil Papi Coups. Pria malang itu terjerembab ke lantai apartemen. Untung lantai apartemen mereka dilapisi karpet yang lembut, bila tidak, kepala Papi Coups sudah dipastikan benjol.

 Untung lantai apartemen mereka dilapisi karpet yang lembut, bila tidak, kepala Papi Coups sudah dipastikan benjol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Papi Coups-Mami Jeong)

"KDRT ih!" rengek Seungcheol. Jeonghan tidak menanggapi tunangannya itu. Ia hanya fokus memperhatikan satu remaja lain yang baru masuk ke apartemen mereka. Hyejin berjalan santai, lalu berhenti tepat di depan Jeonghan. "Hai Mami," sapanya kalem.

"Laporan dulu, selama beberapa minggu ke belakang udah berapa banyak uang yang kalian hasilin?" Jeonghan kembali duduk santai di sofa. Seungcheol ikut duduk di sebelah Jeonghan sambil bergelayut di bahu seksi kekasihnya. Sementara Wheein dan Hyejin duduk bersebelahan di depan kedua pria dewasa itu.

"Dasar mata duitan. Langsung uang aja yang ditanyain. Tanya kek kabar kita. Mami macem apa kayak gitu?" sindir Wheein bercanda. Ia melihat Jeonghan tidak terlalu ambil pusing akan perkataannya. Pria cantik itu malah lanjut mengikir sudut-sudut kukunya. Meniup kukunya pelan lalu berbicara, "oh sayangku. Uang itu kunci segalanya di dunia fana ini."

Pandangan tiga oranglain langsung tertuju pada Jeonghan. Jeonghan kemudian mengangkat kepalanya menatap bingung keselliling.

"Apa? Itu kata-kata dari film yang kemaren aku tonton," ujarnya membela diri. Lalu keadaan kembali biasa saja. Hyejin malah ikut mengambil satu botol kutek bening milik Jeonghan dari atas meja.

Ia dan Jeonghan sudah biasa berbagi barang-barang yang bersangkutan dengan perawatan kuku. Sehingga hal seperti itu wajar saja. Hyejin memoleskan kutek bening koleksi Jeonghan ke kukunya. Sementara mereka kutek mengutek, percakapan berlanjut antara Wheein dan Seungcheol yang tidak bisa memahami dunia dua orang itu.

The Fortune Tellers [WheeSa] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang