✿𝕭𝖆𝖌𝖎𝖆𝖓 𝕯𝖚𝖆𝖇𝖊𝖑𝖆𝖘: '𝒥𝒶𝓃𝒿𝒾 𝒹ℯ𝓃ℊ𝒶𝓃 𝒜𝒷𝒶𝒹𝒹ℴ𝓃'✿

97 27 0
                                    

Ada yang tahu kisah tentang Abaddon? Diceritakan, beliau adalah iblis tertinggi kedua setelah Lucifer. Dikatakan juga, Abaddon merupakan Raja pemegang kunci gerbang dunia bawah. Ia mendapat julukan si penghancur atau kebinasaan. Semua itu karena ia adalah Raja dari lubang tanpa dasar yang diisi jiwa-jiwa tersesat.

Ia memanfaatkan keinginan orang yang berniat bunuh diri. Saat jiwa tersebut mulai lupa pada tubuh yang seharusnya belum selesai masa hidupnya, Abaddon akan membuka gerbang dunia bawah dan menarik orang tersebut masuk.

"DK, kau bisa membuka gerbangnya tidak?" tanya Jeonghan. DK menggeleng pelan. Ia belum belajar sepenuhnya soal membuka gerbang ke dunia bawah. Mereka bertiga sudah berada di dalam gua pembatas hidup dan mati. Ada pola besar jimat di dinding gua tersebut. Dari warna dan bentuknya, pola itu sudah ada dari zaman kuno. Artinya, pola itu kuat.

"Aku tahu, tapi hanya bisa bertahan sepuluh menit saja," ungkap Jeonghan lagi.

"Kupikir sepuluh menit bisa kupakai untuk menemukannya. Tidak apa-apa, kita coba saja dulu."

Joshua berjalan kearah DK, meminta kekasihnya untuk merapal mantra dan mengarahkan jiwanya ke gerbang bila sudah dibuka. DK menatap ragu ke arah Joshua, tapi ia tidak mengatakan apapun. Joshua tersenyum, menenangkan perasaan khawatir kekasihnya.

"Tenanglah. Aku sudah berjanji untuk selalu bersamamu kan? Aku akan kembali," ucap Joshua pelan. Jeonghan telah selesai membuka gerbang ke dunia bawah, ia berseru, "Josh. Ayo masuk. Mumpung penjaganya masih belum sadar."

"Oke. Aku akan berusaha untuk membaur dan tidak menarik perhatian jiwa-jiwa lain."

Masuklah Joshua ke dalam. Sesaat setelah ia masuk, sebuah pandangan masa depan menghantam DK. Sinar emas abu-abu menyinari matanya, memberikan penglihatan tentang kejadian menyakitkan.

Sementara itu di detik yang sama, Jeonghan mengalami anomali. Ia merasa ada yang memaksa jiwanya untuk keluar dan mengganggu mantra pembuka gerbang masih ia rapal. Ia tidak boleh berhenti merapal. Sebab Abaddon bisa sadar kalau ada penyusup ke Kerajaannya.

"Jeonghan-ah, konsentrasi!" teriak DK. Ia panik, ia tidak mau pandangan yang ia lihat jadi kenyataan. Ia merasa harus mencegah penyebab kejadian tersebut.

"A-aku berusaha," suara Jeonghan serak karena terlalu kuat ditekan oleh kekuatan dari dalam gerbang.

"Shua-ya. Kau bisa mendengarku?" DK menutup mata, berbicara dengan Joshua lewat telepati.

"Iya. Tunggulah sebentar, aku sudah berada di tengah kermunan jiwa."

"Cepatlah, Jeonghan tidak bisa bertahan lebih lama."

Tanpa jawaban lebih lanjut, Joshua bergegas mencari keberadaan jiwa Nana. Namun yang namanya menemukan satu jiwa dari tumpukan beratus juta jiwa, tidak mungkin mudah. Manik Joshua bekeliaran. Semua jiwa disekitarnya kehilangan akal. Tidak ada yang bisa membantu ia mencari Nana.

Mengikuti instingnya, akhirnya Joshua bisa melihat sosok Nana. Tepat pada saat itu, penjaga gerbang dunia bawah terbangun dan sadar kalau gerbang dibuka paksa. Monster sebesar 4 meter itu bergerak, mengguncang tanah. Memutar arah angin di sekitarnya. Ia mengaum, seolah menyuruh siapapun di luar sana pergi.

"Nana! Nana, dengar aku? Ikutlah. Kita harus segera keluar," teriak Joshua kepada Nana. Joshua tahu jiwa Nana kehilangan akal, jadi ia segera menarik paksa gadis itu untuk keluar. Pergerakan mereka tak luput dari perhatian penjaga dunia bawah.

Monster itu melangkahi berbagai jiwa dibawahnya, menuju ke arah Joshua dan Nana. Melihat itu, Joshua berlari semakin kencang. Tangannya dengan erat merangkul Nana dalam gendongan.

The Fortune Tellers [WheeSa] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang