Bila kalian kira pertunangan itu dibatalkan, maka prasangka kalian salah. Keluarga Lee sudah sangat senang dan menerima, Keluarga Ahn juga. Mereka bahkan sudah bercakap-cakap soal teknis acara pernikahan Hyejin dan Woozi nanti. Padahal mereka masih punya lima tahun untuk melaksanakan pernikahan tersebut. Hyejin pusing mendengar celoteh eommanya soal betapa berbakatnya nanti anak Hyejin dan Woozi dalam bidang musik.
Ya Tuhan, Hyejin merinding mendadak memikirkan punya anak dengan seorang Lee Woozi. Mengapa eommanya se cringe ini? Hyejin geli.
"Aegya-yaa," panggil Wheein kepada balita yang sekarang duduk di antara dirinya dan Hyejin di ruang tengah. Balita itu adalah sepupu Hyejin yang sedang datang berkunjung. Namanya Yerin, tapi Wheein lebih senang memanggilnya aegya. Balita perempuan itu sangat imut, menggemaskan, seperti Wheein. Ah, Hyejin lagi-lagi membatinkan hal itu dalam hatinya.
Betapa imutnya gadis ini saat bersama Yerin. Seperti ibu yang sedang bermain dengan anaknya. Dan aku menjaga mereka seperti seorang suami dan ayah.
Isi pikiran Hyejin sudah kemana-mana. Ia mulai gila karena didiamkan Wheein beberapa waktu kemarin.
"Yerin-ah. Sini datang ke aunty. Kau tidak rindu aku?" tanya Hyejin. Yerin berhenti dari memainkan boneka kelincinya, menatap Hyejin beberapa detik, lalu menggeleng dan kembali tertawa. Ia diangkat ke pangkuan Wheein.
"Aiguu, kau lucu sekalii aegya yaa," Wheein mencubit pelan pipi Yerin, membuat si kecil makin tertawa kencang. Tubuhnya ia hentak-hentakkan dalam pangkuan Wheein. Wheein jadi ikut tertawa mendengar tawa balita itu. Keduanya pun lanjut bernyanyi-nyanyi lagu anak kecil sambil bermain boneka.
"Lo lebih imut," ujar Hyejin tanpa sadar.
"Hah?!" kaget Wheein. Hyejin gelalapan, langsung dengan panik berbalik badan dan pergi dari ruang tengah. Langkah kakinya sampai di dapur, lalu ia segera menuangkan segelas air untuk meredakan panas di pipinya.
"Lo gila, Ahn Hyejin. Mulut lo lancar bat njir," umpat Hyejin kepada diri sendiri. "Tapi dia emang makin cantik dan makin imut, gimana dong?" Hyejin merutuki dirinya. Dalam hati membatin, ini pasti karena ia sedang frustrasi saja. Iya, benar. Dia frustrasi sampai tidak bisa mengontrol kata dan perbuatannya bila berada di dekat Wheein belakangan ini.
ღღღ
Rasanya banyak yang berubah dari seorang Lee Woozi. Bahkan lelaki bermata rubah itu sendiri menyadari hal tersebut. Namun ia tidak gentar dan tetap saja bertindak tidak sejalan dengan image dingin yang selama ini ia pakai. Dia mendadak senang mengikuti Hoshi.
Kemanapun, kapanpun, dimanapun, sebisanya.
"Yak! Lo mau ikut ke kamar mandi juga?!" pekik Hoshi kaget saat melihat Woozi tiba-tiba ada di rumahnya. Lebih spesifiknya, di dalam kamarnya dari tadi pagi. Memang sudah sejak kejadian aksi bunuh diri itu, Woozi jadi seolah peduli sekali kepada Hoshi. Biasanya juga, Hoshi yang akan bergelayut pada Woozi. Sekarang malah kebalikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fortune Tellers [WheeSa] √
МистикаWheein kecil berlarian di taman yang baru saja akan memekarkan bunga berwarna warni, musim semi. Kaki kecilnya mendadak berhenti dan melihat sekuntum kelopak bunga dengan warna unik, jarang dilihat. Kemudian mendadak, ada seorang gadis kecil lain be...