Oke, kita mulai! Selamat menikmati!✨
Lima tahun yang lalu,
"Lah? Hyejin sama Hoshi mana?" Wheein dan Woozi tidak menemukan kedua orang tersebut saat masuk ke ruang rawat rahasia tempat Hyejin dirawat. Keduanya saling melemparkan tatapan bingung, lalu tiba-tiba handphone Woozi bergetar. Ada chat masuk dari Hoshi. menyuruh mereka berdua ke atap gedung para peramal dengan alasan random.
Meski begitu, mereka berdua tetap pergi ke lantai paling atas, dimana terdapat lapangan luas yang bisa digunakan sebagai tempat acara atau photoshoot. Semen di lantainya terawat, sebab meski jarang dipakai tetap sering dibersihkan.
"Mau ngapain sih di sini?" ucap Wheein saat tangannya membuka pintu. Woozi hanya memasang wajah tidak peduli dan mengangkat kedua bahunya. Mereka melangkah melewati pintu, lalu berjalan beberapa langkah. Begitu sampai di tengah, lampu-lampu di sekeliling lapangan itu menyala. Tepat menyinari Wheein dan Woozi.
Antara tiang lampu satu dan tiang lampu lainnya, terdapat lampu tumbler berwarna-warni. Lalu ada musik yang diputar, Beautiful in White.
Lagu bernuansa romantis dan sarat akan pernikahan itu mengheningkan Wheein dan Woozi. Dari tempat yang sebelumnya tertutup beberapa kotak besar, Hoshi muncul. Remaja itu sudah bertransformasi menjadi pria penuh kharisma. Poninya ia naikkan dengan gel ke atas, pakaian rumahan yang tadi ia pakai berubah menjadi blouse casual. Tak ketinggalan ada bunga baby blue pada genggamannya. Hoshi tersenyum sangat manis, menatap lekat sosok Woozi yang masih memproses kejadian mendadak ini.
"Lee Jihoon, Woozi-ah. Disini aku berdiri ingin memintamu untuk menjadi pelengkap hidupku. Meski aku masih sering labil, kadang berbuat semauku. Meski kau jengah kepadaku, meski nanti keadaan berubah, aku tetap akan menyatakan ini hari ini, detik ini. Aku mencintaimu, maukah berdiri bersamaku hingga akhir hayat?"
So as long as live I'll love you.
Will have and hold you,
You look so beatiful in white.
"Dan untuk pertunanganmu dengan Hyejin, mari batalkan karena aku mencintaimu. Hanya dirimu, dan aku ingin memilikimu untukku. Ini terkesan terlalu dini, tapi aku percaya kau separuh hatiku, setengah jiwaku, pelengkap nyawaku."
And from now to my very last breath
This day I'll cherish
You look so beautiful in white,
Tonight
Saat lagu sampai di lirik itu, ada ribuan kembang api melintas di udara. Satu persatu meledak di langit malam, menampilkan mahakarya indah rancangan Hoshi dan Hyejin. Setelah kembang api itu meledak, tampaklah dengan jelas ukiran wajah Woozi dan tulisan aku mencintaimu tak terhingga.
Woozi terpengarah, ingin menangis sangkin bahagianya. Perasaannya menghangat, ia mendatangi Hoshi dan langsung jatuh kedalam dekapan lelaki bermata minimalis kesayangannya.
"Pabo, lo bikin semua ini buang buang uang!" suara Woozi teredam pakaian Hoshi. Dada Hoshi bergetar karena tertawa, sempat-sempatnya pria manis ini menghitung pengeluaran. Hoshi mengeratkan pelukan kepada Woozi, mengecup ringan puncuk kepala kekasihnya.
"Selama itu bisa ngebikin lo bertingkah imut begini, gue bayar berapapun. Jadi, ini diterima kagak. Capek loh tadi gue mikirin kata-katanya." Hoshi langsung menerima pukulan sayang yang membuat ia terjengkang mundur. "Nggak ikhlas lo! Au ah, kesel!"
Woozi merajuk dengan kaki terhentak. Sungguh, ia hanya malu teman-teman. Seumur hidup, tidak ada yang pernah begini memperlakukannya. Tak ada yang pernah berhasil membuat jantung dingin Woozi kepanasan seperti habis lari marathon. Tidak pernah ada selain Kwon Soonyoung, Hoshinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Fortune Tellers [WheeSa] √
МистикаWheein kecil berlarian di taman yang baru saja akan memekarkan bunga berwarna warni, musim semi. Kaki kecilnya mendadak berhenti dan melihat sekuntum kelopak bunga dengan warna unik, jarang dilihat. Kemudian mendadak, ada seorang gadis kecil lain be...