🌸𝕭𝖆𝖌𝖎𝖆𝖓 𝕯𝖊𝖑𝖆𝖕𝖆𝖓: '𝒯𝒽ℯ ℱ𝓁ℴ𝓌ℯ𝓇'🌸

119 27 25
                                    

Hal pertama yang Wheein dan Hyejin lakukan adalah menuju ke rumah sakit tempat kejadian aneh itu berlangsung. Meski kata Jeonghan tidak ada satupun Saviour yang bisa melihat jejak jiwa para pasien yang koma, mereka masih akan tetap mencoba melihat langsung Tempat Kejadian Perkara.

Di layar ponsel Hyejin sudah ada foto anak dari orang yang tadi disebutkan memiliki relasi dengan perusahaan keluarganya. Anak yang terkena cacar, tapi tidak bangun sehari setelah masuk ke rumah sakit ini. Usianya delapan tahun, berjenis kelamin laki-laki. Rambutnya dipotong mirip nobita, dengan tinggi kira-kira sepinggang Hyejin.

"Meski clue kita amat sangat minim, kalau ada satu aja wajah yang bisa dikenali, kita pasti bisa nemuin yang lain."

Wheein mengiyakan dalam hati ucapan Hyejin. Maniknya fokus memperhatikan keadaan sekitar. Langkah kaki mereka bawa ke lantai dua, kamar anak tersebut. Saat sampai, di depan pintu sudah ada seorang Saviour senior berpangkat Master Tingkat Tiga yang berjaga. Itu terlihat dari kalung berbentuk dua sayap emas yang pria itu pakai.

 Itu terlihat dari kalung berbentuk dua sayap emas yang pria itu pakai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyejin yang lebih dulu sampai, langsung memberi hormat. Wheein ikut di belakangnya.

"Kalian diutus untuk melakukan misi ini?" tanya sang senior. Ada nada menyindir dari pria dewasa itu. Seolah tidak terima yang ditugaskan untuk melakukan tugas besar adalah bocah yang baru puber. Wheein bisa melihat itu dengan jelas. Ia mengeratkan gigi dalam diam, tidak pernah suka dipandang sebelah mata oleh siapapun.

"Benar. Kami diperintah oleh Senior Yoon. Mohon biarkan kami masuk, Senior."

Hyejin membungkuk sekali lagi. Senior di hadapannya agak terpengarah mendapati fakta bahwa mereka adalah utusan dari Yoon Jeonghan. Master Tingkat Satu yang sangat hebat dalam meramal. Dalam hati ia iri, betapa beruntung kedua gadis muda ini bisa diajari oleh seorang Yoon Jeonghan secara langsung. Sebab Jeonghan hanya mendidik yang terbaik dari yang paling baik.

"Kalau begitu, masuk saja. Semoga beruntung," ucapnya.

"Terimakasih senior." Hyejin dan Wheein sekali lagi membungkuk memberi hormat, lalu berjalan masuk.

Saat sudah di dalam, Hyejin bisa melihat tubuh anak tersebut tidur di atas bangsal rumah sakit. Tubuhnya berbaring kaku dan detak jantungnya sangat pelan. Hyejin langsung menyentuhkan tangannya di bahu anak tersebut, mencari jiwanya.

"Beneran kosong. Kalo kelamaan, nih tubuh bisa disinggahin sama roh jahat. Bisa fatal kalau kita nggak cepet nemuin jiwa aslinya," ujar Hyejin. Wheein mengeluarkan tumpukan jimat kertas kecil yang sudah ia gambar. Menarik satu lembar, lalu menempelkan jimat tersebut ke tubuh si anak.

"Jimat pengunci tubuh. Seenggaknya sampe kita nemuin semua jiwa, kita bisa nunda tubuh ini dipakai sama apapun yang lo bilang barusan." Wheein bergidik, mulai takut membayangkan bentukan roh jahat yang bisa saja merasuki tubuh kosong ini. Sementara Hyejin agak kebingungan. Mengapa tidak ada Saviour senior yang memberikan jimat pengunci tubuh pada tubuh ini? Apa mereka lupa?

The Fortune Tellers [WheeSa] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang