🌼𝕭𝖆𝖌𝖎𝖆𝖓 𝕯𝖚𝖆 𝕻𝖚𝖑𝖚𝖍: '𝒟-𝓊𝒿𝒾'🌼

103 23 2
                                    

"Wheein!" kejut Hoshi tiba-tiba saat mereka berdua melamun sesudah kepergian dokter yang memeriksa Wheein. Wheein terjengkal sedikit, tapi untung tertahan oleh dinding ruangan di belakangnya.

"Wae?! Lo bikin kaget, Piit!" kesal Wheein. Hoshi hanya tertawa garing, lalu segera memberitahukan alasannya.

"Gue mau curhat," ujarnya pelan. Rautnya terlihat agak ragu-ragu, tapi Hoshi sendiri sadar kalau ia butuh seseorang untuk membantunya dengan hal ini. Menurut Hoshi, Wheein lah orang yang tepat.

"Gue suka sama seseorang," mulai Hoshi. Terkejut? Tidak. Wheein sudah biasa mendengar kalimat ini. Sampai bosan rasanya.

"Terus, kenapa? Siapa lagi kali ini?" tanya Wheein tak berminat.

"I-itu, rada sulit sih."

Hoshi menggaruk-garuk belakang lehernya, tampak bingung harus bercerita mulai dari mana. Soalnya orang yang kali ini ia sukai benar-benar berbanding terbalik dari tipe idealnya. Orang ini sangat-sangat, benar-benar, tidak pernah terlintas di benak Hoshi akan bisa merasakan perasaan suka kepada orang seperti itu.

Namun apa boleh dikata, hatinya mendadak berdebar saat belakangan menghabiskan waktu bersama orang tersebut. Entah alasan masuk akal apa lagi yang bisa ia simpulkan dari debaran jantungnya selain bahwa ia memang jatuh suka.

"Sulit gimana? Anak kelas mana?" tanya Wheein.

"Kelas kita," jawabnya.

"Heh?! Tumben lo bisa kepincut anak sekelas. Kan lo tau anak-anak kelas kagak ada yang waras. Korslet lo?" cecar Wheein tanpa sadar bahwa ia juga termasuk dalam lingkup 'anak kelas' yang sedang ia hina.

"Iya, makanya gue bingung. Kalian semua kan slengekan. Kagak ada brain semua. Tapi belakangan gue mendadak berdebar gitu tiap lihat dia. Sebelumnya, meski gue deketan sama dia, gue biasa aja. Gue lagi jatuh suka kan itu tandanya?"

Wheein menghela napas. Mengapa ia mendadak merasa seperti ahli cinta, padahal sekalipun belum pernah pacaran.

"Ngapain bingung sih? Lo tinggal tembak. Kalo diterima ya jalan. Kalo ditolak, ya udah cari yang lain. Tapi inget, jangan pake chat nembaknya Nyet! Ntar kena tepukan manja lagi lo."

Hoshi mencebik, jadi teringat kejadian memalukan waktu itu.

"Orang ini rada sadis Wheein. Gue ragu mau langsung nembak, sangkin sadisnya dia."

"Emang cewek kelas kita ada yang sadis, kita baik-baik semua kok!" sergah Wheein. Tak terima juga kalau teman-teman perempuannya dikatai sadis begitu oleh Hoshi.

"Siapa bilang dia perempuan?"

"HAH?!!!!"

Baru saja ingin melanjutkan rasa terkejut, pintu ruangan terbuka. Menampakkan sosok orang yang tidak mereka sangka akan datang. Hoshi langsung mengode Wheein untuk berhenti berbicara.

"Hai, Mami."

ღღღ

Dunia ini dibagi atas banyak alam. Ada alam orang hidup, yaitu tempat segala yang masih bisa bernapas. Ada alam maut, tempat mereka yang sudah tidak lagi bertubuh dan sudah menyelesaikan tugas di dunia. Alam maut pun dibagi dua, surga dan neraka. Garis besarnya seperti itu.

Namun, pembagian alam belum selesai. Setelah diteliti lebih lanjut, ada alam lain-lainnya. Alam roh, misalnya. Di sana segala roh dari masa lalu yang memiliki kekuatan, dikumpulkan. Lebih tepatnya sih, saling berkumpul karena mereka memiliki kekuatan magis semasa hidup.

Dan ke sanalah Seokmin (DK) membawa Joshua. Tubuh mereka berdua, tetap tinggal di dunia orang hidup. Joshua di kamar DK, sementara tubuh asli DK ia hancurkan sampai jadi debu saat membuka paksa alam ini lewat kekuatan mantra jahat.

The Fortune Tellers [WheeSa] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang