Lima

155 26 10
                                    

Saat ini Rangga sedang memarkirkan sepeda onthelnya. Telinganya panas. Orang-orang di sekitarnya sibuk menggunjingnya.

"Eh tau enggak, dengar-dengar, katanya si Culun itu lagi dekat sama Vita. Cewek populer jurusan IPA."

"Iya gue udah dengar, bahkan gue udah ngeliat dengan mata kepala gue sendiri. Kok Vita mau ya dekat-dekat sama sampah kayak dia."

"Iya gue juga enggak habis pikir kok cewek cantik, pintar dan populer kayak Vita mau-maunya dekat sama cowok cupu yang enggak ada istimewanya itu. Gue masih ragu kalau tuh cewek masih punya otak, hahaha."

Rangga menggeram pelan. Tangannya mengepal kuat. Bisikkan-bisikkan itu terdengar begitu nyaring di telinganya. Seolah disengaja agar dia mendengarnya.

Dia orang yang cuek, namun entah kenapa jika ada hal yang menyangkut dengan Vita, cowok itu merasa kesulitan mengontrol emosinya. Ada rasa tidak terima di dalam hatinya saat ada orang yang dengan sengaja menjelek-jelekkan cewek itu.

Segitu sayangnya kah dia pada temannya itu?

Lagi-lagi dia merasa seperti aib buruk bagi siapa saja yang berada dekat dengannya.

Dia merasa bahwa siapa pun yang dekat dengan dirinya akan berakhir sama, dibenci.

Lalu apa yang harus dia lakukan? Apa dia harus melepas Vita agar citra cewek itu kembali baik? Atau dia pertahankan saja?

Rangga ingin memepertahankan Vita.

Namun Rangga tidak ingin Vita hidup dalam kebencian orang lain. Cukup dirinya saja. Jangan dia. Dia tidak layak mendapatkan itu. Dia baik. Dia menawarkan pertemanan di saat semua orang memilih untuk membencinya.

Rangga berjalan menuju kelasnya dengan pikiran yang berkecamuk.

Dia bingung, cowok itu dilema.

Otak dan hatinya sibuk berperang. Dia kewalahan melawan perang batinnya.

Rangga berada dalam situasi yang sulit. Posisi yang membuatnya pusing.

Bayangkan jika kalian berada di posisi Rangga. Kalian hidup penuh dengan kesunyian dan kehampaan. Kalian tidak punya siapa pun di sisi kalian, bahkan hanya untuk mengatakan kata 'semangat' di saat kalian sedang dalam kondisi terpuruk. Kalian hidup dalam kesepian. Dunia kalian terasa membosankan. Lalu seseorang datang membawa cahaya dalam hidupmu. Cahaya yang membuat hidupmu sedikitnya lebih terang dari sebelumnya. Dia juga menawarkanmu warna. Intinya kamu sudah mulai merasa nyaman dengan kehadirannya.

Lalu tiba-tiba kamu harus dihadapkan pada situasi di mana kamu harus melepaskannya. Karena secara tidak sadar kebersamaan kalian malah membuat dia dibenci.

Terlebih alasan dia dibenci adalah karena dirimu. Dia dibenci karena hadirnya dirimu dalam kehidupannya. Dia dibenci karena itu. Karena berteman dengan dirimu yang penuh dengan kekurangan.

Bukankah itu menyedihkan?

Juga membingungkan?

Di satu sisi kamu tidak ingin melihatnya ditatap seperti itu. Kamu tidak ingin dia ditatap dengan tatapan remeh.

Tetapi di sisi lain kamu juga membutuhkan kehadirannya.

Dan kamu berada pada dilema yang begitu pelik.

Rangga mendengus kasar, dia benci saat dihadapkan dengan masalah yang mana dia harus memilih. Dia tidak pandai dalam memilih karena dari awal dia tidak mempunyai pilihan. Hidup tidak pernah memberikannya pilihan selain pilihan yang sudah semesta takdirkan.

Kenapa takdir senang sekali mempermainkan perasaannya? Setelah sebelumnya Tiara, sekarang Vita? Meskipun dalam konteks yang berbeda namun tetap saja. Cowok itu akan merasakan hal yang sama, kehilangan.

Lalu setelah ini siapa lagi? Siapa lagi yang harus ia tinggalkan? Atau siapa lagi yang akan meninggalkannya?

Ah, Rangga sudah terlalu lelah untuk menyalahkan takdir. Jadi tidak ada pilihan lain selain menerimannya. Ya dia harus.

"Rangga!" panggil Vita. Dia menahan lengan Rangga yang sedari tadi tidak menghiraukan panggilannya.

Vita merasa ada yang aneh dari sikap cowok itu. Dia merasa rangga dalam kebingungan. Tapi dia tidak tahu apa penyebab cowok itu bingung.

"Lo kenapa sih? Ada masalah? Ayo dong cerita sama gue! Siapa tahu aja gue bisa bantu," ucap Vita disertai senyuman manis. Cewek itu menatap dalam manik sekelam malam milik Rangga.

Berat, ini tidak mudah. Dia belum siap kalau harus menjauhi sosok perempuan di depannya itu. Dia belum sanggup. Tetapi dia harus.

Rangga menatap datar Vita dengan mimik tanpa ekspresi. "Bukan urusan lo." Rangga berujar pelan namun efeknya tidak sesederhana intonasi suaranya.

Ada hati yang terluka, ada mata yang mulai berkaca-kaca. Ada perih yang menggores jiwa.

Ke mana Rangga yang ia kenal sebelumnya? Kenapa kali ini Rangga terlihat berbeda? Sebenarnya apa yang terjadi? Ada apa dengannya? Kenapa dia menjadi seperti ini?

Apa dia sudah mengetahui rahasia yang selama ini ia simpan rapat-rapat? Tapi kenapa secepat ini? Vita tahu suatu saat nanti Rangga pasti akan mengetahui rahasianya, tetapi dia tidak menyangka bahwa akan secepat ini. Dia belum siap dan mungkin dia tidak akan pernah siap.

Dia belum siap melihat sikap Rangga menjadi seperti sekarang ini dan mungkin dia tidak akan pernah siap melihatnya. Dia benar-benar tidak mampu.

"Maksud lo? Dan ya, sejak kapan lo menggunakan kata 'lo' dalam kalimat yang lo ucapkan?" Vita meminta penjelasan Rangga untuk memuaskan rasa penasarannya. Dia tidak ingin terlalu larut dalam dugaan-dugaan yang belum jelas kebenarannya.

Tapi dia tidak munafik jika saat ini dugaan-dugaan itu sudah mulai menguasai hati dan pikirannya.

"Udah gue bilang kalo itu bukan urusan lo! Jadi gue enggak mau jawab! Dan untuk pertannyaan lo tadi, gue rasa itu bukan pertanyaan penting yang harus gue jawab." Rangga melepas cekalan tangan Vita pada lengannya lalu melenggang pergi meninggalkan Vita yang belum sempat merangkai kata untuk menghentikan cowok itu.

Dia lagi-lagi dikejutkan dengan hal baru yang ada pada diri cowok itu. Namun berbeda dari kemarin. Jika kemarin dia menyukai hal baru itu. Lalu bolehkah dia membenci hal baru Rangga yang ia lihat hari ini?

Apakah dia mempunyai hak untuk itu? Apa dia pantas melakukannya?

Tbc...

A/N: sorry kalau kependekan. Tapi akan saya usahakan untuk update secepetnya. Akan saya usahakan untuk update setiap harinya.

Ya meskipun gak ada yang nunggu😁... tapi cerita ini akan saya update sesuai jadwal yang saya buat.

Makasih yang udah mau baca.

Jangan lupa vote dan komen.

Sampai jumpa di part selanjutnya.

Rizstor37

07 Agustus 2020.

HIM (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang