Rangga -43-

176 15 0
                                    

Vita terbangun dari tidurnya, matanya bengkak dan sembap akibat menangis semalaman. Vita menangis hingga tertidur.

Kenangan sore itu masih membekas di benaknya. Menimbulkan perih dan sesak di hatinya.

Vita sadar jika dirinya egois, dia sadar kalau dia juga salah di sana. Tetapi saat itu pikiran Vita sedang kacau, dia terlampau takut.

Vita takut jika semua perlakuan yang Rangga berikan padanya itu palsu, perlakuan manis Rangga, dan seluruh pengertian yang Rangga berikan padanya hanya sebatas kepura-puraan.

Karena jujur saja Vita sudah melepas Dave, Vita merelakan Dave hanya karena ingin bersama Rangga, hatinya sudah memilih Rangga, tetapi di saat dia mulai yakin pada Rangga, kenapa masalah itu datang? Kenapa fakta itu harus dia terima di saat seharusnya mereka sudah dipenuhi dengan kebahagiaan?

Dan kenapa hatinya mulai ragu dan takut?

Air mata Vita kembali jatuh, dia menangis untuk kesekian kalinya. Vita merasa dia tidak pernah mengalami kesakitan yang seperti ini sebelumnya, kesakitan yang teramat perih di hatinya.

Bangkit dari tempat tidurnya, Vita bergerak menuju cermin, bisa dia lihat betapa berantakannya dia di sana. Rambut acak-acakan dengan mata sembap dan hidung memerah. Penampilan Vita benar-benar kacau saat ini, bahkan jaket pemberian Rangga masih melekat di tubuhnya.

Vita baru saja ingin mandi ketika pintunya dibuka dengan paksa.

"Vita, lo enggak apa-apa? Lo berantakan banget," ujar Angle cemas. Di memeluk Vita dengan erat, lalu menatap Vita dengan tatapan sendu, hingga membuat Vita menjadi sedikit heran.

"Karin mana?" tanya Vita yang tidak melihat sosok Karin bersama Angle.

"Dia lagi di perjalanan ke sini. Dia juga khawatir sama lo. Lo yang sabar ya?"

"Gue mencoba untuk sabar dan ikhlas," kata Vita dengan suara serak.

Manik Angle membelalak, dia menatap sendu Vita. "Lo enggak boleh terlalu pasrah, gue yakin Rangga pasti sadar."

Vita tersenyum kecut. "Dia udah sadar, bahkan sebelum kita pacaran, dia udah sadar."

"Gimana? Gimana maksud lo? Gue enggak ngerti," tanya Angle dengan kening mengerut dalam.

"Iya, dia udah sadar, dia udah tahu kalau dia hanya umpan agar gue bisa jadian sama Kak Dave." Vita menunduk lesu.

Mendengar itu, mata Angle membola, ia menatap Vita dengan pandangan tak terbaca. "Jadi dia udah tahu dan itu udah lama?"

Vita mengangguk lemah sebagai jawaban.

"Jangan bilang kalau lo galau dan berantakan karena alasan itu? Lo belum tau kalau ... kalau Rangga ...." Angle menghentikan perkataannya, dia tak sanggup melihat Vita lebih hancur dari ini, dia tak tega melihat Vita semakin hancur saat mendengar kabar tentang Rangga.

Vita menatap Angle bingung. "Kalau Rangga? Kalau Rangga apa?"

Angle diam, dia menutup mulutnya rapat-rapat. Dia tidak tahu bagaimana baiknya. Memberi tahu Vita atau merahasiakannya, Angle benar-benar bingung saat ini.

"Apa, Ngel? Rangga kenapa?" tanya Vita dengan nada sedikit meninggi. Entah kenapa perasaannya mendadak tidak tenang dan kurang nyaman.

Sementara itu Angle masih setia membisu. Menautkan jari-jarinya yang berkeringat dan bergetar. Matanya menatap ke arah bawah dengan bola mata yang bergerak resah.

"Angle gue mohon sama lo, kasih tau gue Rangga kenapa, karena demi apa pun hati gue mendadak enggak tenang, jadi  please kasih tau gue." Vita menangis di pelukkan Angle.

HIM (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang