Satu

315 36 7
                                    

Aku adalah air mata yang selalu jatuh karena rindu akan datangnya tawa.

***

Selama 16 tahun Rangga hidup. Dia merasa bahwa hidupnya datar-datar saja, bahkan cenderung menyedihkan.

Hidupnya tidak berwarna, karena dari awal dia hanya mengenal hitam dan putih.

Menjadi seorang introvert bukanlah hal yang mudah. Seseorang dengan kepribadian sepertinya hanya mampu memendam seluruh perasaannya sendiri. Mereka lebih suka menyimpan masalahnya rapat-rapat daripada membaginya pada orang lain.

Orang dengan sifat ini biasanya sangat sulit dalam memberikan kepercayaannya, bahkan pada orang tuanya sekalipun.

Sudah seminggu sejak peristiwa kandasnya hubungan asmara antara dia dan Tiara.

Namun rasa sakitnya belum juga memudar, bahkan semakin hari perasaan itu semakin kental. Semakin hari dia merasa semakin kosong. Seperti ada hal indah yang dicabut secara paksa dari hatinya.

Rangga hampa.

Sakit hati juga penderitaannya ia pendam sendiri. Mengingat dia tidak memiliki siapa pun di sampingnya. Dia tidak mempunyai satu orang pun yang bisa ia ajak bicara.

Dia sendiri.

Rangga menghela napas panjang. Langkahnya ia percepat. Dia berharap tidak ada yang mengganggunya hari ini. Dia ingin hidup damai. Bersekolah dengan semestinya. Dia lelah kalau harus terus-terusan mengurusi sifat kekanak-kanakan mereka.

Rangga bosan menjadi bahan ejekkan, dia jemu menjadi bahan omongan, dan dia muak diperlakukan seperti sampah. Dia benar-benar tidak terima.

Namun lagi-lagi Rangga memendamnya sendiri. Dia pendam perasaan itu sendiri.

Pengecut?

Pecundang?

Lemah?

Kalian bisa mengatai Rangga semua itu. Namun apakah kalian tahu bagaimana perasaan Cowok itu?
Apakah kalian sanggup jika kalian yang berada di posisi itu?

Rangga berada di posisi yang tidak mudah.

Dibenci serta kehadirannya tidak diinginkan.

Sendiri dan kesepian.

Menjadi seseorang yang menyedihkan bukanlah keinginan Rangga. Tetapi dia juga tidak bisa mengatur hati orang untuk menyukainnya.

Rangga merasa bahwa dia seorang pengecut. Dia lelaki pecundang yang lemah. Dia memilih diam saat di-bully. Dia membiarkan orang-orang merundungnya.

Namun dia bisa apa?

Apa yang dapat dia lakukan?

Ketika dia mengangkat kepalanya saja dia sudah disuguhi tatapan penuh hina. Apalagi dia mencoba untuk melawan. Mungkin dia sudah tewas di tempat.

Orang sepertinya tidak bisa melakukan apa-apa selain diam.

Bagaimana tidak. Jika bernapas saja sudah dianggap suatu kesalahan.

Siapa yang sudi mendengar suaranya? Siapa yang akan luluh ketika mendengarkan perkataannya?

Jika membuka mulut saja dia akan diserang lebih sadis dari biasanya.

Mereka menganggap Rangga seperti sampah. Sampah tidak berguna yang kehadirannya dianggap sama seperti parasit.

Jadi, siapa yang akan sudi mendengar pembelaan dari seseorang yang hadirnya hanya dianggap sampah?

HIM (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang