15. God and himself

4.9K 780 56
                                    

"kamu beneran mau ke Amerika?"

Rose hanya tersenyum janggug menampakkan gigi. matanya tidak berani melihat Jaehyun.

baru saja tangannya hendak meraih remote, Jaehyun langsung menyingkirkan remote hingga terjatuh dari meja. napas Rose sempat tertahan, kaget dengan bunyi remote terbanting.

"why didn't you tell me? am i nobody, Rosie?" tanya Jaehyun membuat Rose menyesal tidak memberitaunya.

"no Jae, it's not like that.. i'm sorry" ucap Rose jadi sedih, ia berdiri dan merentangkan tangan di depan Jaehyun, ingin memeluk Jaehyun.

beberapa detik kemudian Jaehyun akhirnya berdiri dan memeluk Rose. tidak tahan, mata Rose pun mulai berair. setiap kali Rose sedang ada pikiran yang ia berusaha tahan sendiri, lalu di sana Jaehyun memeluknya, entah mengapa ia jadi lemah dan cengeng.

di antara semua orang terdekat Rose, hanya Jaehyun satu-satunya yang tau secengeng apa Rose. dan hal itu membuat Jaehyun merasa menang.

"ga enak Jae denger orang berantem tiap hari, apalagi orang tua sendiri. tiap hari ribut di rumah. heran, apa ga malu sama tetangga? gue udah capek peduliin mereka mau berantem atau engga, malu atau engga, tapi bukan mereka doang yang tinggal di sana, gue juga. gue mau hidup tenang di rumah, makan bareng di meja makan tanpa ribut. semua hal diributin. sumpah, gue kayak ga dianggap! kenapa mau buang-buang tenaga buat ribut mulu? kenapa ga pisah aja?.." tutur Rose masih menahan tangisnya.

"tapi gue takut mereka pisah.. ga mau mereka pisah.."

terasa pelukan dari Rose semakin erat, Rose menundukkan kepalanya di dada Jaehyun dan mulai terisak. tangan Jaehyun sudah naik mengelus kepala dan punggung Rose, menenangkannya.

"perlu nunggu gue kabur dulu baru damai, tapi ntar diulang lagi. capek. gue pengen bebas dari ribut-ributan, pengen punya kelurga damai, pengen disayang, diperhatiin orang tua.. kayak keluarga Kak Mark.. bahkan mereka lebih ngerti dan perhatian sama gue dari pada mama papa.."

"you know what, Rosie? your parents really love you, like– really. really. really love you. setiap malam nanyain lo, hari lo gimana, trus kalau lo udah tidur papa lo minta tolong fotoin. akhir-akhir ini gue sering fotoin lo terang-terangan, lo sadar tapi ga pernah nanya kenapa, ga ada curiga-curiganya, itu gue kirim ke orang tua lo. they said miss you so bad, Rosie. they don't want you to go, they are sorry, they regret what they did. they text you a lot of texts, even though they knew you blocked them"

Rose mengulum bibirnya dan menutup matanya seraya mengatuh napasnya. sedangkan air mata terus mengalir diujung matanya. dia jadi merasa jadi anak paling jahat di dunia.

"you can't run away, Rosie, your heart doesn't want to" tambah Jaehyun.

benar. hati Rose tidak sejalan dengan pikirannya dan keinginannya. Rose terus menolak untuk memikirkan orang tuanya karena itu membuatnya tersiksa dan muncul pikiran berbahaya, seperti ingin bunuh diri, dan lainnya. dan Rose selalu kabur, ia ingin sekali orang tuanya tau dirinya ingin mereka berhenti bertengkar dan jadi keluarga damai, Rose ingin diperhatikan, dianggap, dan diberi kasih sayang orang tua.

seharusnya Rose berani bilang, berani mengeluarkan semua yang ia rasakan, tapi gengsi menghalanginya. terlalu gengsi dan memilih menahan lalu kabur.

"pindah ke Amerika ga bakal bikin lo bahagia selamanya, lo ga bisa lepas gitu aja dari orang tua lo. itu cuma sesaat, Roseanne, you know it but you refuse to know it"

lagi, Jaehyun benar. tau tapi menolak untuk tau. hal seperti ini pasti pernah terjadi di setiap orang.

tiba-tiba tubuh Rose terasa berat dipelukan Jaehyun, lingkaran tangannya yang tadinya dipinggang Jaehyun kini terlepas. sadar Rose pingsan, Jaehyun panik dan segera membaringkan Rose di sofa.

"Ci lo beneran pingsan? atau lo ketiduran?" tanya Jaehyun menggoyang pelan bahu Rose.

"gue diprank ga ya?" gumam Jaehyun, kemudian langsung merutuki dirinya yang sempat-sempatnya terpikir seperti itu.

"ngawur bro, ngga lah! Rosie bukan Atuy Halilintar!"

tidak ingin sibuk membuang waktu berbicara sendiri, Jaehyun segera menyiapkan mobil untuk mengantar Rose ke rumah sakit. sungguh ia cemas.

di perjalanan Jaehyun tidak lupa mengabari ibunya lebih dulu, dan ia diberi instruksi saat di rumah sakit nanti karena Jaehyun sangat jarang ke rumah sakit, jadi ia agak bingung.

setelah sampai di rumah sakit dan Rose dibawa ke UGD, Jaehyun menelfon orang tua Rose dan melaporkan apa yang terjadi.

kurang dari setengah jam orang tua Rose pun datang dengan wajah yang sangat khawatir tentunya. sudah hampir sebulan tidak bertemu putri satu-satunya. perasaan senang, sedih, khawatir, bersalah tercampur di waktu bersamaan.

•••

dokter bilang Rose hanya kurang istirahat, kecapekan. dan malam ini Rose harus bermalam di rumah sakit dulu. yang menemaninya sampai besok adalah mama dan papa Rose.

Jaehyun sebenarnya ingin menemani Rose juga, tapi sudah ada orang tua Rose, ia berharap ini kesempatan keluarga Rose untuk memperbaiki hubungan satu sama lain.

"cepat sembuh ya, sayang. ibu sama Jaehyun pulang dulu ya" ibu Jaehyun mengelus wajah dan rambut Rose dengan lembut. lalu tersenyum hendak pamit pulang. kemudian ibu Jaehyun berbincang sebentar dengan mama Rose sebelum pamit.

Rose meraih tangan Jaehyun yang berdiri di sampingnya. di mata Rose sudah terkumpul air mata, Jaehyun langsung mengusap air mata yang lolos keluar.

"jangan nangis Ci, ntar diliat mama" ucap Jaehyun berbisik.

Rose jadi semakin mau nangis, ia mengulum bibirnya dan air matanya terus keluar.

"ih makin nangis, bilang mama nih, biar lo malu ya" ancam Jaehyun si bocah cepuan.

"udah ah, mama papa udah di sini, jangan nangis ya. good news is coming" ucap Jaehyun menyinggung berita baik dari orang tua Rose.

Rose menghentikan tangisnya, ia tidak mengerti kabar baik maksud Jaehyun.

"Jaehyun, yuk" panggil ibu Jaehyun.

"get well soon, sweetheart" ucap Jaehyun lalu mengecup singkat kening Rose, tiba-tiba dan tidak Rose sangka.

jantung Rose jadi berdetak lebih cepat, hingga membuatnya nyeri. itu skinship terjauhnya dengan Jaehyun. sebelumnya berpelukan adalah yang terjauh, Jaehyun bukan orang yang suka skinship, begitu juga Rose yang tidak peduli hal seperti itu.

"dadaahh"

bukan Rose saja yang kaget dan degdegan, pelaku pun juga degdegan. Jaehyun lega akhirnya ia bisa menunjukkan rasa sayangnya ke Rose, tapi itu baru 1/10-nya, dan ia jadi ingin melakukannya lagi karena itu membuatnya perasaannya sedikit lega.

Jaehyun hanya akan melakukan ini ke Rose, tidak pernah ke perempuan lain dan tidak ingin ke yang lain. he loves Rose that much, only God and himself know it.

•••

chapter 15, done.

rest ; jaerose [finished]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang