18. I Choose You - A truth?

902 58 0
                                    

==========
Don't Plagiarism!!!!
Karya ini milik pribadi siamatiranrasa, mari saling menghargai!
==========

Halo Buddy! Vote please.

Halo Buddy! Vote please

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Membaca!

"Sayang..." Rayhan tahu jika Arissya tidak menyadari jika sejak tadi ia sudah disana memandangi istrinya menyiapkan sarapan, terlihat dari tubuh Arissya yang menegang sebentar.

Baru saja Rayhan berniat mendekat, Arissya sudah berbalik dan melangkah melewatinya menuju sofa mengambil tasnya lalu berjalan keluar rumah tak lama kemudian Rayhan mendengar suara deru mobil perlahan menjauh. Rayhan menghela nafas berat, ia bingung bagaimana cara membujuk dan bicara dengan Arissya jika istrinya itu bersikap menghindarinya.

Memilih menikmati sarapan nasi goreng yang sudah disiapkan Arissya, rasanya sulit sekali menelan bagi Rayhan, hatinya sama sekali belum tenang perihal kemarahan Arissya. Setelah hanya menyuap dua sendok Rayhan menghentikan sarapannya, berjalan menuju mobil setelah mengunci pintu rumahnya, Rayhan akan bekerja saja hari ini sembari memikirkan cara meluluhkan istrinya.

Setelah berkendara kurang lebih 45 menit Rayhan akhirnya sampai, tapi baru saja ia hendak keluar dari mobil suara dering ponsel miliknya mengalihkan Rayhan, Raya adiknya menelpon.

"Iya Ya, kenapa?" Tanya Rayhan setelah mengucapkan halo.

"...."

"Apa?!, oke abang segera kesana" seru Rayhan panik.

Rayhan kembali memutar mobilnya, dia melajukan mobilnya dengan cepat menuju rumah sakit, keadaan Niana kembali tidak baik-baik saja. Rayhan berkendara dengan rasa khawatir, akhir-akhir ini keadaan sahabatnya itu sering sekali menurun, ia tak ingin terjadi apa-apa pada Niana. Rayhan akan merasa tak bisa memaafkan dirinya dan bersalah jika sampai terjadi hal buruk pada Niana, ia belum siap kehilangan Niana, sahabatnya.

Mobil Rayhan terparkir dengan selamat di parkiran rumah sakit, ia berlari melangkah masuk menuju ruang perawatan Niana tapi sahabat dan keluarga Rayhan sudah tidak ada disana.

"Permisi, pasien di kamar ini kemana ya?!" Tanya Rayhan panik setengah mati.

"Tadi dibawa keruang ICU pak" Rayhan berterima kasih lalu berlari kencang menuju ruang ICU, disana sudah dilihatnya Mama dan adiknya duduk di ruang tunggu.

"Mama, Niana gimana?!" seru Rayhan tak bisa menyembunyikan rasa takutnya.

Mama Rayhan menunjuk ke dalam ruangan ICU, Rayhan melihat disana sahabatnya sudah dipenuhi dengan alat-alat bantu kehidupan. Hati Rayhan teriris tak tega dengan bagaimana kerasnya perjuangan Niana.

I Choose You (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang