Bab 28 - Afterlife

67 9 0
                                    

Maya mengerjap, linglung.

Satu kerjapan mata lagi, dan sentuhan dingin terasa di pipinya.

"Maya? Maya? Kau dapat mendengarku?"

Ya, aku bisa.

Tetapi pikirannya terlalu berkabut untuk dapat memproses sepatah kata sederhana tersebut.

Tangan itu kini membelai rambutnya.

"Tidak perlu memaksakan diri, Maya," katanya lembut.

Suara itu membuat pikirannya berangsur-angsur menjadi jernih. Meskipun intonasinya sangat lembut, nyaris berbisik, alih-alih kembali terlelap Maya justru semakin sadar. Hal pertama yang dia cari adalah warna biru-kehijauan yang sangat dia sukai.

"V...?"

"Mm, ini aku."

"Kita...selamat?"

"Ya, Maya," suara pemuda itu sedikit bergetar. "Sudah selesai. Kau tidak perlu merasa takut lagi."

Maya mengerutkan kening, menarik tangan V yang membelai rambutnya, lalu menekankan wajahnya di sana.

"Mengapa tanganmu masih terasa dingin?"

"Apa?"

"Kau telah mengubahku menjadi vampir. Bukankah seharusnya temperatur tubuh kita sama sekarang?"

V tertegun memandanginya beberapa saat, lalu tertawa.

"Tidak, Maya. Kau belum menjadi vampir."

"Belum?" tanya Maya linglung.

"Belum," jawab V. "Kau masih manusia."

"Oh," kata Maya, sedikit kecewa, sekaligus bingung. "Bukankah aku sudah meminum darahmu?"

"Benar."

"Lalu mengapa—?"

"Ada satu persyaratan lagi yang harus dipenuhi jika kau ingin menjadi vampir, Maya."

"Mati?" tanya Maya blak-blakan, mengabaikan V yang sedikit berjengit mendengarnya. "Memangnya aku tidak mati? Lukaku parah sekali, bukan?"

"Yah, saat ini pun luka itu belum sembuh sepenuhnya, tetapi kau selamat."

Maya meraba perutnya, merasakan tekstur perban membalut pinggangnya, juga denyut pedih samar di bawahnya. Lukanya memang masih ada. Dia terhenyak.

"Aku tidak mengerti," katanya.

"Kau tidak meninggal, Maya," V menjelaskan dengan sabar. "Lukamu cukup parah, tetapi tidak ada organ penting yang terluka."

"Lalu mengapa kau tampak begitu putus asa saat itu?"

"Karena darahmu tidak berhenti mengalir, tak peduli apapun yang kuusahakan," sahut V, terdengar sedih. "Untungnya, kau meminum darahku."

Dia tersenyum melihat kebingungan Maya yang semakin menjadi-jadi.

"Sepertinya aku belum pernah memberitahu soal ini. Sejujurnya, aku pun sama sekali lupa, payah sekali. Darah vampir, selain untuk mengubah seorang manusia menjadi vampir, juga memiliki khasiat menyembuhkan, terutama untuk luka-luka seperti yang kau alami tempo hari, bukan racun ataupun penyakit kronis. Darah vampir dapat membantu sel-sel tubuh baru terbentuk, memperbaiki jaringan yang rusak, hingga luka tersebut dapat sembuh jauh lebih cepat daripada seharusnya. Singkatnya, seperti meminjamkan sedikit kemampuan regenarasiku kepadamu.

Lelaki yang Merindukan MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang