Maaf

920 51 0
                                    

Chapter ini mengandung bawang


Frandi menatap pria yang sedang tertidur didepannya, perlahan tangannya menyentuh kepala pria itu dan mengelusnya perlahan dengan penuh rasa

"Kau terlihat lucu saat tidur"

"Aku menyesal sekarang"

"Apa setelah ini kau akan memaafkanku? Atau kau akan terus membenciku? Aku pantas di benci tapi aku tidak mau membenci ku, aku tak mau menyesal lebih lagi nanti"

Gavin terbangun dari tidurnya saat merasakan hal aneh dikepalanya "kau?" Gavin bangun dan duduk di atas kasur.

"Apa yang kau lakukan" tanya Gavin dengan kesal.

Frandi tersenyum "Aku hanya mengusap kepalamu saja"

"Terus sekarang kita dimana? Kenapa kau membawaku kesini?"

"Kita di apartment ku"

Gavin turun dari kasur dan beranjak keluar dari kamar.

Frandi mengikuti langkah Gavin yang menuju ke pintu apartment nya itu.

"Tunggu gavin" panggil frandi.

Gavin berhenti "Apalagi?" Tanyanya pelan tanpa menoleh ke belakang.

"Maaf"

Gavin menoleh menatap dengan raut wajah yang sedih "Apalagi ini? Apa kau belum puas?"

"Maafkan aku gavin" ucap frandi sendu. "Tolong biarkan aku menyelesaikan semuanya dulu, setelah itu kalau kau mau membenciku silahkan, aku tidak masalah, karena ini semua memang salahku"

"Jelaskan apa yang mau kau jelaskan" ucap gavin datar dan tidak menatap ke arah Frandi.

"Duduk dulu"

Gavin berjalan masuk kembali dan duduk di sofa panjang diikuti oleh Frandi. Keduanya duduk dengan jarak yang cukup jauh dan masing-masing memandang kedepan.

"Terimakasih buat kesempatannya, aku hanya bilang kalau aku menyesal vin, aku menyesal melakukan semuanya. Memberi harapan kepadamu, memberi tawa yang berakhir luka, memberi kenangan indah tapi menyakitkan jika harus mengingatnya.  Jujur waktu itu aku tidak berniat menjadikanmu bahan taruhan tapi ego dan gengsiku terlalu tinggi hingga berbuat sesukaku. Tapi bagaimanapun itu aku memang salah"

"Terimakasih" ucap gavin dari mulutnya.

Frandi tak mengerti dengan ucapan Gavin.

Gavin melanjutkan "Karena perbuatanmu aku dapat merasakannya sakitnya dipermainkan sehingga aku bisa lebih menjaga perasaan orang lain, tapi akan lebih baik kalau tidak ada yang merasakan seperti ini....aku hanya minta kepadamu kalau memang kau membenci seseorang silahkan lakukan itu. Dan kalau mau menyakitinya silahkan tapi jangan dengan cara itu, akan lebih baik kalau kau langsung membunuhnya sehingga ia tidak akan merasakan sakit yang membunuh secara perlahan"

"Gavin...."

"Kenapa frand? Kenapa kebahagiaan tidak pernah singgah padaku. Kenapa kau begitu tega? Kau tidak tau berapa lama dulu sampai aku bisa melupakanmu, itu sangat tersiksa. Lalu saat aku berhasil melakukan itu dan mencoba bahagia tapi kau kembali lagi menghancurkan itu semua. Kalau kau memang membenci dunia ku apa harus dengan cara ini? Aku akan terima kalau kau menghinaku dan mengucilkan ku di muka umum"

"Gavin, aku minta maaf. Tapi kau harus tau aku juga senang melakukan semua itu karena..."  ucapnya terpotong.

"Sebenarnya apa maumu bangsat" gavin berdiri dan emosinya sudah terpancar. "Kalau memang belum puas silahkan....silahkan lakukan lagi, lakukan sampai kau puas, lakukan Frandi....hiks....hiks" amarah nya kini tak dapat dibendung lagi, ia tidak bisa terus bersikap kuat.

Senior PujaankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang